Peran Anjing dalam Masyarakat Mesir Kuno, Sahabat Manusia Sejak Zaman Dulu

Peran Anjing dalam Masyarakat Mesir Kuno, Sahabat Manusia Sejak Zaman Dulu

Peran Anjing dalam Masyarakat Mesir Kuno

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Sebagaimana yang kita tahu, di Mesir kuno, hewan yang paling dihormati adalah kucing, lalu bagaimana dengan anjing? Apa peran anjing dalam masyarakat Mesir kuno?

Anjing adalah salah satu hewan peliharaan yang paling populer di dunia. Banyak orang yang menyayangi anjing dan menganggapnya sebagai bagian dari keluarga.

Layaknya seperti kita hari ini, pada zaman Mesir kuno, anjing sudah menjadi sahabat manusia sejak ribuan tahun yang lalu? Ya, anjing sudah ada sejak zaman Mesir kuno, dan bahkan memiliki peran penting dalam kebudayaan dan kepercayaan mereka.

Dalam artikel ini, Sediksi akan membahas tentang bagaimana peran anjing dalam masyarakat Mesir kuno dan menjadi sahabat manusia sejak zaman dulu, dan bagaimana anjing dihormati dan disembah sebagai hewan suci yang berhubungan dengan dewa Anubis.

Peran Anjing dalam Masyarakat Mesir Kuno

Peran anjing dalam masyarakat Mesir kuno memegang status yang sama dengan anjing saat ini. Beberapa adalah anjing pekerja, dan banyak yang merupakan hewan peliharaan kesayangan.

Beberapa anjing liar menghantui kuburan dan meringkuk di pinggiran masyarakat. Beberapa anjing menjadi simbol status, dihiasi dengan logam mulia dan dibalsem untuk bergabung dengan pemiliknya di alam baka. Sebagian yang lain hanyalah sahabat setia yang kita kenal dan cintai saat ini.

Anjing ini merupakan hewan pertama yang didomestikasi, pada saat semua manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil pemburu-pengumpul.

Secara genetis, anjing berbeda dari serigala sejak lebih dari tiga puluh tahun yang lalu. Domestikasi ini terjadi sebelum zaman es terakhir dan bahkan mendahului pertanian.

Mngutip History Defined, dari tulisan berjudul The Role and Significance of Dogs in Ancient Egypt, para sejarawan percaya bahwa kalung dan tali pengikat anjing pertama kali dikembangkan oleh bangsa Sumeria. Mereka menduduki Mesopotamia antara millennium keenam dan kelima sebelum masehi.

Peran Anjing dalam Masyarakat Mesir Kuno, Sahabat Manusia Sejak Zaman Dulu - Anjing Mesir Kuno
Ditemukan di makam Mereruka/The Nile Magazine

Beberapa bukti juga menunjukkan ada penggunaan tali pengikat anjing di Mesir prasejarah. Sebuah lukusan makam Mesir kuno yang dibuat hampir enam ribu tahun yang lalu menggambarkan seorang pria yang sedang mengajak anjingnya berjalan-jalan dengan tali.

Mengutip dari laman The Collector, dari tulisan berjudul Dogs in Ancient Egypt: The Early Origins of Man’s Best Friend, tampaknya anjing itu adalah pendamping bagi orang Mesir kuno bahkan sebelum ada Mesir. Domestikasi anjing terjadi dengan cara yang berbeda, di lokasi yang berbeda.

Beberapa anjing tiba dari Timur Tengah, di mana mereka dijinakkan sekitar 10.000 SM. Yang lain mengikuti pemiliknya, yang dating ke lembah Nil dari Afrika Utara, mencari kondisi kehidupan yang lebih menguntungkan.

Para pengembala dan pemburu Sahara sering menggambarkan anjing di atas batu yang mereka gunakan sebagai tempat berlindung.

Selain anjing, orang Mesir kuno juga menjinakkan serigala (serigala Afrika) dengan membagikan daging berlebih kepada hewan liat yang berkeliaran di pinggiran pemukiman awal untuk mencari makanan.

Pada periode Dinasti awal, orang Mesir juga telah menjinakkan kambing, sapi, domba, babi, keledai dan berbagai jenis burung. Lukisan makam dari masa itu menggambarkan anjing yang mirip dengan Basenji, Grehond, dan Salukis modern.

Dalam lukisan makam yang dibuat untuk para firaun menunjukkan mereka mengendarai kereta dengan anjing pemburu mereka yang berlari di sampingnya.

Jenis Anjing di Mesir Kuno

Peran Anjing dalam Masyarakat Mesir Kuno, Sahabat Manusia Sejak Zaman Dulu - Basenji
Anjing Basenji/Image from History Defined

Para ahli telah mengidentifikasi beberapa ras atau jenis anjing yang berbeda di Mesir kuno. Basenji umumnya digambarkan dalam seni Mesir kuno. Trah kuno ini berasal dari Kongo dan tiba di Mesir melalui Nubia. Basenjis adalah anjing yang cerdas, energik, dan setia.

Tenggorokan mereka yang berbentuk unik menghasilkan lolongan, tetapi bukan suara gonggongan seperti anjing pada umumnya. Kata Mesir kuno untuk Basenji diterjemahkan menjadi “anjing penduduk desa” karena mereka adalah anjing keluarga serbaguna yang umum.

Lau untuk anjing pelacak yang mirip dengan Greyhond modern, dan Saluki juga umum ditemukan. Anjing-anjing ini dipelihara dan digunakan untuk berburu.

Anjing-anjing ini juga ditampilkan dalam berbagai adegan pertempuran yang dibuat untuk merayakan kemenangan firaun. Anjing pelacak kecil yang mirip dengan whippet adalah salah satu variasinya.

Anjing sebagai Hewan Suci yang Berhubungan dengan Dewa Anubis

Peran anjing dalam masyarakat Mesir kuno bukan hanya penting dalam kehidupan duniawi, tetapi juga dalam kehidupan rohani. Anjing dianggap sebagai hewan suci yang berhubungan dengan dewa Anubis, dewa kematian, mumifikasi, dan akhirat.

Anubis biasanya digambarkan sebagai anjing atau manusia berkepala anjing. Anubis adalah dewa yang bertugas untuk menimbang hati orang mati di hadapan dewa Osiris, dan menentukan nasib mereka di akhirat. Anubis juga adalah dewa yang mengajarkan cara mumifikasi kepada manusia, dan melindungi makam dan jenazah dari pencuri dan perusak.

Gambar-gambar awal Anubis telah ditemukan di makam-makam kerajaan dari Dinasti pertama Mesir, yang berlangsung dari tahun 3150 hingga 2890 SM. Para ahli percaya bahwa dewa berkepala anjing ini berhubungan dengan anjing- anjing liar yang dilindungi oleh makam-makam ini.

Itulah dia ulasan mengenai peran anjing dalam masyarakat Mesir kuno. Hewan yang satu ini menang merupakan hewan yang memiliki sejarah panjang dan kaya dengan manusia.

Anjing sudah menjadi sahabat manusia sejak zaman Mesir kuno, dan bahkan memiliki peran penting dalam kebudayaan dan kepercayaan mereka. Anjing dipelihara sebagai teman berburu, penjaga rumah, peliharaan, dan hewan perang.

Anjing juga dihormati dan disembah sebagai hewan suci yang berhubungan dengan dewa Anubis. Anjing menunjukkan sifat setia, patuh, dan cinta kepada manusia, dan mendapatkan balasan yang sama dari manusia.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel