Perbedaan Ahli Gizi dan Dietisien, Mana yang Lebih Sesuai untuk Kamu?

Perbedaan Ahli Gizi dan Dietisien, Mana yang Lebih Sesuai untuk Kamu?

Perbedaan Ahli Gizi dan Dietisien

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Ahli gizi adalah profesional kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus dalam ilmu gizi, diet, dan nutrisi. Lalu, bagaimana dengan profesi dietisien yang mana keduanya sama-sama berasal dari lulusan ilmu gizi?

Dietisien adalah seorang profesional kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus dalam ilmu gizi dan dietetika. Mereka bertanggung jawab untuk merancang program diet yang sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok, baik untuk tujuan kesehatan, pengobatan, atau peningkatan kinerja.

Masih bingung dengan bedanya? Simak informasi selengkapnya berikut ini terkait perbedaan ahli gizi dan dietisien yang bisa dijadikan bahan pertimbangan sebelum memilih profesi karier.

Tugas ahli gizi dan dietisien

Tugas ahli gizi

Perbedaan Ahli Gizi dan Dietisien
shutterstock

Secara umum, peran ahli gizi adalah memberikan konseling, penyuluhan, dan asuhan gizi kepada masyarakat. Lalu ke peran yang lebih spesifik seperti misalnya ahli gizi di rumah sakit, yaitu menentukan jenis dan asupan yang tepat bagi pasien.

Dengan begitu, tugas ahli gizi yang bekerja di rumah sakit dan di tempat kerja selain rumah sakit juga berbeda. Berikut ini tugas-tugas ahli gizi berdasarkan tempat kerja yang paling populer dan paling menarik dimana masing-masing adalah rumah sakit dan ahli gizi yang bekerja untuk atlet.

Tugas ahli gizi rumah sakit

  • Memberikan pelayanan konsultasi gizi dan tata cara diet
  • Menentukan status gizi dan faktor yang berpengaruh terhadap gangguan gizi
  • Menegakkan diagnosis penyakit yang terkait dengan masalah gizi berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan riwayat medis
  • Menentukan tujuan dan rencana intervensi gizi dengan menghitung kebutuhan zat gizi, bentuk makanan, jumlah, dan anjuran pola makan sesuai kondisi pasien yang bersangkutan
  • Merancang dan mengubah susunan diet yang berlaku mulai dari perencanaan sampai dengan penyajian
  • Mengelola penyediaan makanan

Tugas ahli gizi atlet

  • Menasihati para atlet tentang makanan apa yang harus dimasukkan dalam menu makanan mereka berdasarkan tipe tubuh, rutinitas latihan, dan tujuan atlet tersebut
  • Merancang program diet yang sesuai dengan kebutuhan gizi dan energi atlet, dengan memperhitungkan asupan nutrisi yang optimal untuk mendukung aktivitas fisik, pemulihan otot, dan kinerja atletik
  • Merancang strategi nutrisi yang tepat sebelum dan sesudah latihan atau pertandingan untuk memaksimalkan energi, meminimalkan kelelahan, dan mempercepat pemulihan otot
  • Memberikan saran tentang penggunaan suplemen nutrisi yang aman dan efektif sesuai dengan kebutuhan individu atlet, seperti suplemen vitamin, mineral, atau protein
  • Bekerja sama dengan tim pelatih dan medis untuk memastikan bahwa program nutrisi atlet terintegrasi dengan baik dalam program pelatihan dan pengelolaan cedera

Tugas dietisien

Perbedaan Ahli Gizi dan Dietisien
shutterstock

Profesi dietisien cenderung punya tugas-tugas yang lebih spesifik jika dibanding dengan ahli gizi karena peran dietisien adalah cenderung lebih terfokus pada memberikan perawatan gizi individu atau kelompok, seperti merancang program diet untuk tujuan kesehatan tertentu, memberikan konseling gizi kepada pasien, atau mengelola diet khusus untuk pasien dengan kondisi medis tertentu.

Seorang dietisien tidak hanya punya pilihan untuk bekerja di rumah sakit, tapi juga di fasilitas kesehatan lainnya yang cenderung lebih luas dari ahli gizi. Tapi, profesi ini lebih umum bekerja di rumah sakit dan berikut ini beberapa tugasnya.

  • Menentukan kebutuhan gizi pasien
  • Membuat rencana perawatan untuk meningkatkan nutrisi dan kesehatan secara keseluruhan
  • Memberikan saran diet yang praktis dan sesuai dengan kebutuhan
  • Memantau kemajuan pasien
  • Membuat dan memperbarui catatan klinis

Lingkup kerja ahli gizi dan dietisien

Dari segi lingkup kerja, ahli gizi tidak bisa memberikan intervensi atau penanganan kepada pasien yang bersangkutan secara langsung. Mereka bisa merencanakan intervensi gizi, tapi bukan yang bertugas untuk menerapkannya. 

Sementara profesi dietisien punya peluang yang lebih luas dan salah satunya mengintervensi gizi pasien atau klien yang bersangkutan. Selain itu, dietisien biasanya juga cenderung menangani pasien khusus seperti kanker, diabetes, HIV, dan sebagainya.

Gelar ahli gizi dan dietisien

Perbedaan Ahli Gizi dan Dietisien
shutterstock

Di Indonesia, profesi ahli gizi dan dietisien bisa dicapai dengan memilih jurusan Ilmu Gizi dan akan mendapatkan gelar Sarjana Gizi (S.Gz). Untuk profesi ahli gizi sendiri, bisa melanjutkan studi ke jenjang Magister Gizi (M.Gz.).

Sementara itu, dietisien bisa memilih program pendidikan lainnya seperti Akademi Gizi (B.Sc Gizi), Diploma III Gizi (Ahli Madya Gizi), dan Diploma IV Gizi (Sarjana Terapan Gizi). Kemudian gelar dietisien atau ahli diet yang sudah menempuh penyetaraan formal adalah RD (Registered Dietitian). 

Usai lulus dari pendidikan formal maupun penyetaraan, dietisien perlu menjalani pendidikan profesi gizi. 

Sertifikasi ahli gizi dan dietisien

Kualifikasi ahli gizi dan dietisien mungkin punya banyak persamaan. Tapi yang membedakan keduanya adalah sertifikasi yang dibutuhkan untuk bekerja di profesi tersebut.

Untuk menjadi seorang ahli gizi, sertifikasi yang dibutuhkan adalah Sertifikasi Profesi Ahli Gizi (SPAG), sertifikasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Ahli Gizi Indonesia (IAGI), yang merupakan organisasi profesi untuk ahli gizi di Indonesia.

Kemudian, harus memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh IAGI, seperti menyelesaikan program pendidikan di bidang gizi yang diakui oleh IAGI, memiliki pengalaman kerja yang relevan, dan lulus ujian sertifikasi yang diselenggarakan oleh IAGI.

Hal serupa berlaku untuk dietisien dengan mengikuti uji kompetensi dan sertifikat yang dikeluarkan oleh IAGI untuk program dietisien ini. 

Itu dia penjelasan tentang perbedaan ahli gizi dan dietisien yang bisa dijadikan bahan pertimbangan sebelum memilih profesi karier.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel