4 Perbedaan Angin Tornado dan Puting Beliung, Fenomena Alam yang Terjadi di Rancaekek

4 Perbedaan Angin Tornado dan Puting Beliung, Fenomena Alam yang Terjadi di Rancaekek

Perbedaan Angin Tornado dan Puting Beliung

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Baru-baru ini terjadi fenomena alam di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya pada Rabu, (21/02) kemarin. Banyak warganet yang menyebut kejadian alam itu dengan puting beliung. Namun, ada juga yang mengatakan angin tornado. Lantas, apa perbedaan angin tornado dan puting beliung?

Baik puting beliung maupun tornado adalah dua fenomena alam yang sering menimbulkan kerusakan dan kengerian bagi manusia. Kedua fenomena ini memiliki persamaan yaitu muncul dengan pusaran angin kencang yang terjadi di atmosfer.

Namun, puting beliung dan tornado juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik dari segi pengertian, ciri-ciri, durasi, pembentukan, perputaran, maupun dampaknya. Sediksi, akan memberikan informasi mengenai perbedaan angin tornado dan puting beliung secara lengkap.

Perbedaan Angin Tornado dan Puting Beliung

Pengertian

Puting beliung adalah gerakan udara atau angin yang berpusing. Sedangkan, tornado adalah angin berolak atau berpusar yang berbentuk spiral, biasanya disertai turunnya gumpalan awan berbentuk corong dan dapat menimbulkan kerusakan.

Puting beliung sendiri merupakan sebutan lokal Indonesia untuk menamai tornado berskala kecil. Adapun, tornado maupun puting beliung terjadi di daratan, jika terjadi di perairan lautan maupun danau bernama water spout.

Ciri-ciri

4 Perbedaan Angin Tornado dan Puting Beliung, Fenomena Alam yang Terjadi di Rancaekek - Perbedaan angin tornado dan puting beliung
Getty Images/Chris Clor

Puting beliung dan tornado memiliki gejala peristiwa yang berbeda meskipun keduanya merupakan pusaran atmosfer. Berikut ciri-ciri perbedaan angin tornado dan puting beliung.

Angin Tornado

  • Tornado memiliki diameter rata-rata sekitar 100-1000 meter.
  • Tornado biasanya berwarna hitam atau gelap.
  • Tornado biasanya terlihat jelas karena menyentuh tanah dan mengangkat debu, puing-puing, atau air.
  • Tornado biasanya terjadi pada sore hari atau malam hari.

Puting Beliung

  • Puting beliung memiliki diameter rata-rata sekitar 10-100 meter.
  • Puting beliung biasanya berwarna putih atau abu-abu.
  • Puting beliung biasanya tidak terlihat jelas karena tidak menyentuh tanah.
  • Puting beliung biasanya terjadi pada siang hari atau sore hari.

Durasi terjadinya

Perbedaan angin tornado dan puting beliung dapat dilihat dari durasi terjadinya yang berbeda. Pada tornado, memiliki durasi terjadinya yang lebih lama, yaitu sekitar 15-60 menit. Sementara, puting beliung memiliki durasi lebih singkat yaitu sekitar 1-5 menit.

Kecepatan angin kedua fenomena ini juga berbeda. Pada puting beliung memiliki kecepatan angin yang lebih rendah sekitar 64-180 km/jam, sedangkan tornado memiliki kecepatan angin yang lebih tinggi berada sekitar 180-500 km/jam.

Selanjutnya, puting beliung memiliki jarak tempuh yang lebih pendek sekitar 1-10 km, sementara pada tornado jarak tempunya yang lebih panjang yakni sekitar 10-100 km.

Pembentukan dan perputaran

4 Perbedaan Angin Tornado dan Puting Beliung, Fenomena Alam yang Terjadi di Rancaekek - Fenomena angin tornado dan puting beliung
Getty Images/Laura Hedien

Puting beliung dan tornado memiliki proses pembentukan dan perputaran yang berbeda. Jika pada puting beliung terbentuk akibat adanya perbedaan tekanan udara antara udara panas dan udara dingin di permukaan tanah, yang kemudian naik ke atas dan berputar.

Arah perputarannya juga searah jarum jam di belahan bumi selatan dan berlawanan arah jarum jam di belahan bumi utara.

Kalau pada tornado ini terbentuk akibat adanya perbedaan tekanan udara antara udara panas dan udara dingin di awan kumulonimbus yang kemudian turun ke bawah dan berputar.

Angin Tornado berputar berlawanan arah jarum jam di belahan bumi selatan dan searah jarum jam di belahan bumi utara.

Itulah 4 perbedaan angin tornado dan puting beliung. Adapun, salah saoerang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Ema Yulisahtini dalam tulisannya di X (dulu Twitter) menyebut bahwa fenomena yang terjadi di Rancaekek Bandung dan sekitar sumedang adalah angin tornado pertama yang terjadi di Indonesia.

Meski begitu, pihaknya bersama tim periset BRIN lainnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek  tersebut.

Dirinya menyebut bahwa kronologi berupa foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset untuk mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama di Indonesia.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel