5 Fakta Angin Tornado di Bandung-Sumedang, BRIN Sebut Bukan Puting Beliung

5 Fakta Angin Tornado di Bandung-Sumedang, BRIN Sebut Bukan Puting Beliung

Fakta Angin Tornado di Bandung-Sumedang

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pada Rabu, (21/02) kemarin, sekitar pukul 16.00 WIB, wilayah perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, diguncang angin kencang yang menimbulkan kerusakan parah pada bangunan, pohon, dan kendaraan.

Banyak orang yang menyebut fenomena alam ini sebagai angin puting beliung, tetapi peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa yang terjadi adalah angin tornado, merupakan yang pertama terjadi di Indonesia.

Sejumlah warga pun mengabadikannya dan mengunggahnya di X (dulu Twitter). Berikut, deretan fakta angin tornado di Bandung-Sumedang.

Fakta Angin Tornado di Bandung-Sumedang

Kondisi saat terjadinya angin tornado di Kabupaten Bandung dan Sumedang

Dalam sebuah rekaman video yang dibagi seorang warga di X, terlihat saat itu cuaca gelap. Sekitar pukul 16.00 WIB, saat angin mulai mengamuk di kawasan Desa Cintamulya, Jatinagor, merambat ke Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung, aliran listrik juga juga mati.

Diketahui, cuaca kemarin memang sedang tidak menentu. Sebelumnya, pagi hari sempat hujan besar, siangnya panas dan sekitar sore hari terjadilah angin tornado. Cuaca saat itu juga sedang hujan.

Saat terjadinya angin tornado itu, juga terlihat sejumlah atap bangunan dari salah satu pabrik berterbangan.

Dampak Korban Luka

Fakta angin tornado di Bandung-Sumedang, Jawa Barat ini punya dampak sangat merugikan bagi masyarakat.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, ada 33 orang yang mengalami luka-luka akibat terkena puing-puing bangunan, pohon, dan kendaraan yang terbawa angin.

Sebagian besar korban luka-luka berasal dari wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung, yang merupakan pusat industri tekstil. Di sana, ada enam pabrik yang rusak parah, termasuk PT Kewalram Indonesia Unit 1, yang atapnya terangkat dan terbang sejauh 500 meter.

Untuk korban sendiri sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka dan RSUD Kesehatan Kerja untuk dilakukan perawatan intensif.

Bangunan rusak ada 524 bangunan

Selain korban luka-luka, angin tornado juga menyebabkan kerusakan pada bangunan-bangunan di wilayah tersebut.

Berdasarkan data BPBD Jawa Barat, ada 524 bangunan yang rusak akibat angin tornado, yang terdiri dari 13 unit bangunan pabrik, 10 unit rumah rusak sedang, 11 unit rumah rusak ringan, 490 unit rumah rusak berat, dan 10 unit bangunan lainnya.

Dilansir dari ANTARA, Pranata Humas Ahli Muda BPDB Hadi Rahmat menyebut kerusakan bangunan terjadi di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Cimanggung di Kabupaten Sumedang, serta Kecamatan Rancaekek, Kecamatan Cicalengka, Kecamatan Cileunyi di Kabupaten Bandung.

Dari lima kecamatan tersebut, sebanyak 835 kepala keluarga (KK) yang mengalami dampak akibat kejadian angin tornado di dua kabupaten tersebut, ada 413 KK terdampak di Kabupaten Sumedang dan 422 KK terdampak di Kabupaten Bandung.

Berdampak pada 6 pabrik

Angin tornado yang melintas di wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang memiliki radius yang cukup luas, yaitu sekitar 2 kilometer.

Angin tornado bergerak dari arah barat ke timur, mulai dari Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, hingga merambat ke Kabupaten Bandung. Angin tornado berlangsung selama sekitar 20 menit, dengan kecepatan angin mencapai 70 kilometer per jam.

Angin tornado menghantam enam pabrik tekstil yang berada di kawasan industri Rancaekek, yaitu PT Kewalram Indonesia Unit 1, PT Kahatex, PT Dwipapuri Abadi, PT Sinar Pantja Djaja, PT Sinar Continental, dan PT Sinar Syno Kimia.

BRIN sebut sebagai angin tornado

Angin tornado yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang merupakan fenomena alam yang langka dan jarang terjadi di Indonesia.

Peneliti BRIN, Dr. Erma Yulihastin, menyatakan bahwa ini adalah angin tornado pertama yang tercatat di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa angin tornado berbeda dengan angin puting beliung, yang sering terjadi di Indonesia. Angin puting beliung memiliki skala kecepatan, radius, dampak, dan durasi yang lebih kecil dari angin tornado.

Dalam tulisannya di X @Eyulihastin, Dr. Ema juga menyebut bahwa tim riset dari BRIN akan melakukan rekonstruksi dan investigasi terkait angin tornado yang terjadi di Rancaekek tersebut.

“Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama ini,” imbuhnya.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel