Sediksi.com – Istana Buckingham mengumumkan Raja Charles didiagnosis menderita penyakit kanker dan sudah memulai perawatan rutin pada hari Senin, 5 Januari 2024.
Belum ada rincian lebih lanjut terkait jenis kanker atau prognosis dan stadiumnya. Meski sebelumnya diberitakan penyakitnya ini terkait dengan prostat karena seminggu sebelumnya menjalani prosedur untuk prostat di rumah sakit privat di London..
Di waktu yang bersamaan, perwakilan untuk Kate, Putri Wales masih menjalani perawatan pasca operasi perut yang dilakukan pada akhir Januari lalu.
Informasi tentang kondisi kesehatan anggota Kerajaan Inggris selalu dirahasiakan. Tapi hal ini berubah sejak House of Windsor mengesahkan kebijakan transparansi informasi kesehatan beberapa dekade lalu.
Di masa lalu, mereka berusaha keras untuk menyembunyikan kondisi kesehatan anggota kerajaan hingga menimbulkan skandal sejarah rahasia penyakit kerajaan.
2 sepupu Ratu Elizabeth ternyata masih hidup
Pada tahun 1987, keluarga kerajaan dilanda skandal ketika jurnalis tabloid Inggris menemukan informasi bahwa dua sepupu Ratu Elizabeth yang sebelumnya dinyatakan meninggal, ternyata masih hidup.
Mereka adalah Nerissa yang lahir pada tahun 1919 dan Katherine Bowes-Lyon yang lahir pada tahun 1926.
Diduga, alasan pihak kerajaan menyembunyikan informasi tentang dua sepupu ini karena keduanya lahir dengan disabilitas. Kedua gadis tersebut dilahirkan dengan kelainan perkembangan yang tidak dijelaskan secara spesifik, dan pada saat itu mereka disebut “dungu”.
Dalam publikasi yang dikenal dengan nama Burke’s Peerage, penerbit silsilah Inggris yang didirikan tahun 1826, Nerissa tercatat meninggal pada tahun 1940. Sedangkan Katherine diklaim meninggal pada tahun 1961.
Namun ketika Nerissa meninggal pada tahun 1987, diketahui bahwa keduanya telah dirawat di fasilitas kesehatan mental bernama Rumah Sakit Royal Earlswood selama hampir empat dekade.
Atas skandal ini, pihak kerajaan dituduh sengaja menyembunyikan dua sepupu Ratu Elizabeth. Kenyataannya Fenella, ibu dari kedua anak tersebut lah yang memerintahkan kedua anaknya dicatat sudah meninggal dalam Burke’s Peerage.
Yang kemudian dibantah oleh Lady Elizabeth Anson, keponakan dari dua saudara perempuan tersebut. Dia bersikeras bahwa itu adalah kecelakaan dan mengklaim Fenella “orang yang sulit dipahami”.
Informasi-informasi baru terkait skandal ini masih berkembang dan belum bisa dipastikan bagaimana kisah lengkapnya. Yang pasti, dua sepupu Ratu Elizabeth ini memang hidup lebih lama dari yang dibayangkan dan selama hidupnya, diasingkan dari publik.
“Raja Gila” penyakit aneh Raja George III
Ketika Raja George III berusia 50 tahun pada tahun 1788, dia menunjukkan gejala-gejala yang membingungkan seperti kram perut, ruam, kejang, dan kebingungan. Dokter saat itu pun mendiagnosisnya terkena asam urat karena kerap mengenakan stoking basah.
Penyakitnya tersebut berlangsung selama berbulan-bulan. Setelah sembuh, dia meminta maaf kepada istrinya atas tindakan-tindakan yang dilakukannya selama sakit.
Beberapa tahun sembuh, penyakit tersebut kambuh lagi di tahun 1801. Akhirnya didatangkanlah dokter lain.
Setelah dinyatakan sembuh, penyakitnya kambuh lagi di tahun 1804 dan berubah menjadi gila permanen pada tahun 1810.
Sekitar 200 tahun kemudian, masih menjadi misteri penyakit apa yang dialami oleh Raja George III ini.
Pada tahun 1960-an, ibu dan anaknya yang sama-sama psikolog bernama Ida Macalpine dan Richard Hunter berpendapat bahwa Raja George III mengalami porfiria, kelainan darah genetik yang mempengaruhi hati dan diketahui menyebabkan halusinasi serta rasa sakit dan nyeri.
Di sisi lain, lebih banyak ahli sejarah dan para ilmuwan lainnya yang menyebut Raja George III mengalami bipolar disorder atau psikosis manik depresif.
Meskipun belum bisa dikonfirmasi sampai sekarang, warisan Raja George III ini akan selamanya terkait dengan penyakitnya yang membuatnya lebih dikenal sebagai “Raja Gila” yang karena masalah halusinasinya itu mengancam stabilitas politik Kerajaan Inggris.
Baca Juga: Sistem Penghargaan Kehormatan Kerajaan Inggris: Sejarah, Tingkatan, dan Tokoh Penerimanya
Diagnosis kanker paru-paru ayah Ratu Elizabeth yang ditutup-tutupi
Dalam kasus ini, masalah kesehatan anggota keluarga kerajaan bukan hanya dirahasiakan dari publik, tapi juga sesama anggota lainnya.
Raja George VI, yang merupakan ayah Ratu Elizabeth, diangkat ke tahta ketika saudaranya Edward VIII turun tahta untuk menikah dengan seorang janda Amerika.
Dia memimpin Inggris dalam Perang Dunia II dengan tetap tinggal di Istana Buckingham selama Blitz sebagai bentuk solidaritas terhadap warga London yang mengalami pemboman yang hampir terus-menerus oleh Jerman.
Dia sendiri juga seorang perokok berat seumur hidupnya. Pada tahun 1951, dia mulai menunjukkan gejala kanker paru-paru.
Setelah didiagnosis dokter, operasi dilakukan di sebuah ruangan besar yang biasanya diperuntukkan bagi para kepala negara di Istana Buckingham.
Beberapa hari setelah Raja George VI bangun, pihak istana memberikan rincian lebih lanjut kepada publik tentang kondisinya, namun mereka masih menolak untuk memastikan apa yang mereka temukan di paru-parunya.
Setelah ditemukan karsinoma di dalamnya dan rencana pengobatan selanjutnya dilakukan untuk paru-paru kanannya, dia tidak pernah diberitahu bahwa dia sebenarnya sekarat.