Punya Makna Filosofis, Ini Sejarah Lampion pada Perayaan Tahun Baru Imlek

Punya Makna Filosofis, Ini Sejarah Lampion pada Perayaan Tahun Baru Imlek

Sejarah Lampion

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Salah satu ornamen yang harus ada saat Tahun Baru Imlek adalah lampion. Lampion berbentuk bulat, berwarna merah, dan memiliki cahaya di dalamnya itu biasanya digantung di tempat-tempat umum, seperti menjadi dekorasi di rumah, klenteng, kawasan pecinan, pusat perbelanjaan, dan jalan raya.

Saat sudah dipasang, benda satu itu seolah menjadi penanda bahwa Tahun Baru Imlek sudah semakin dekat. Namun, tahukah kamu sejarah lampion pada perayaan Imlek itu?

Benda berbentuk bulat, berwarna merah, dan memiliki cahaya di dalamnya juga menjadi bagian dari Festival Lentera atau Festival Lampion, yang merupakan puncak dan penutup dari perayaan Imlek.

Ternyata, sejarah lampion pada perayaan Imlek ini punya makna mendalam. Lampion bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga simbol kebahagiaan, kemakmuran, dan keberuntungan. Lampion juga memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan ajaran Buddha dan Tao. Berikut, ulasan lengkap tentang sejarah dan makna lampion saat Tahun Baru Imlek.

Sejarah Lampion saat Imlek

Punya Makna Filosofis, Ini Sejarah Lampion pada Perayaan Tahun Baru Imlek - f57e44882758d4fb4202bdc9369047e7

Lampion sendiri sudah ada sejak zaman Dinasti Han (206 SM-220 M), yang merupakan salah satu dinasti terbesar dan terkuat di China. Pada saat itu, lampion adalah alat penerangan yang terbuat dari bambu, kayu, jerami, dan kertas. Pada zaman itu, lampion digunakan untuk melindungi api atau lilin dari angin, supaya cahayanya tetap menyala.

Lampion juga digunakan oleh para biksu Buddha untuk melakukan ritual keagamaan. Pada tanggal 15 bulan pertama kalender lunar, para biksu akan menyalakan lentera di kuil-kuil untuk menghormati Buddha.

Tradisi itu juga menyebar ke seluruh China dan Asia, termasuk di Indonesia juga ada Festival Lampion. Hingga sekarang, lampion pun menjadi ornamen yang selalu ada saat perayaan Tahun Baru Imlek.

Baca Juga: Arti Gong Xi Fa Cai, Ucapan yang Sering Disebut saat Tahun Baru Imlek

Makna Filosofis Lampion

Lampion memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan ajaran Buddha dan Tao. Lampion melambangkan cahaya kebijaksanaan yang dapat menerangi kegelapan ketidaktahuan. Makna lainnya, lampion melambangkan keseimbangan antara Yin dan Yang, yaitu dua prinsip dasar yang saling melengkapi dan mengatur alam semesta.

Alasan Lampion Selalu Ada saat Imlek

Punya Makna Filosofis, Ini Sejarah Lampion pada Perayaan Tahun Baru Imlek - b27ce7f5949446ba25bf438c8bf1109f 1

Dari penjelasan di atas, tak heran kalau lampion selalu ada saat perayaan Imlek. Makna filosofis dari lampion yang melambangkan kebahagiaan, kemakmuran, dan keberuntungan, juga melambangkan harapan dan doa yang ingin dikabulkan oleh Tuhan.

Dengan menyalakan lampion, manusia percaya bahwa mereka bisa lebih mendekatkan harapan mereka kepada Tuhan. Lampion juga dipercaya sebagai pengusir kekuatan jahat dan membawa perlindungan bagi yang menggantungnya.

Festival Lampion di Indonesia saat Imlek

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki populasi keturunan Tionghoa yang cukup besar. Ada beberapa kota di Indonesia juga merayakan Imlek dengan meriah dan menggelar Festival Lentera atau Festival Lampion.

Sebagai ibu kota, Jakarta memiliki kawasan pecinan yang terbesar di Asia Tenggara, yaitu Glodok. Di sini, ada berbagai macam lampion yang dijual di pasar dan toko-toko. Selain itu, masyarakat juga bisa menyaksikan parade barongsai, naga, dan lampion yang berlangsung di sepanjang jalan.

Selain Jakarta, ada juga Solo yang memiliki tradisi unik dalam merayakan Imlek, yaitu dengan menggelar Grebeg Sudiro. Grebeg Sudiro adalah upacara adat yang menggabungkan budaya Jawa dan Tionghoa.

Dalam acara tersebut, ada kirab gunungan yang berisi bermacam-macam hasil bumi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kue-kue, dan uang koin. Gunungan ini kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol berkat dan kemakmuran. Selain itu, ada juga kirab lampion yang berbentuk binatang-binatang, seperti naga, kura-kura, dan burung. Lampion ini dibuat dari kertas dan bambu, dan diterangi dengan lampu LED.

Kota lainnya ada Singkawang di Kalimantan Barat yang dikenal sebagai kota seribu klenteng. Di sini, kamu bisa menemukan banyak klenteng yang bersejarah dan megah, seperti Klenteng Tri Dharma Bumi Raya, Klenteng Kwan Sing Bio, dan Klenteng Tua Pek Kong.

Ada juga Festival Cap Go Meh, yang merupakan festival budaya terbesar di Asia. Selain itu, ada juga parade lampion, barongsai, dan naga,

Itulah penjelasan mengenai sejarah dan makna lampion saat Imlek. Selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2024!

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel