Sediksi.com – Di balik kesegaran rasa jeruknya yang ikonik, sejarah minuman Fanta menyimpan kisah yang tak kalah menarik. Lahir di bawah bayang-bayang Perang Dunia II, minuman ini menjelma menjadi ikon global, menemani perjalanan hidup jutaan orang di seluruh penjuru dunia.
Seperti yang kita tahu, Fanta adalah salah satu minuman ringan paling populer di dunia, selama kurang lebih 80 tahun, minuman dari Coca-Cola Company ini telah memuaskan konsumen dengan rasa buahnya yang berani.
Tapi itu tidak akan pernah ada hari ini jika bukan karena seorang pria yang bernama Max Keith, dengan kesetiannya yang tak tergoyahkan kepada Coca-Cola dan ekonomi Nazi Jerman. Mari kita selami petualangan rasa ini, menelusuri sejarah minuman Fanta dari asal-usulnya yang tak terduga hingga menjadi bintang di jagad perminuman.
Sejarah Coca-Cola
Sebelum membahas sejarah minuman Fanta, maka perlu membahas sejarah Coca-Cola itu sendiri, induk minuman dari Fanta itu sendiri. Coca-Cola, bisa dibilang ini adalah minuman ringan, bersoda paling terkenal di dunia, dan bersaing dengan pepsi di pasar yang sama.
Coca-Cola sendiri pertama kali ditemukan oleh Dr. John Stith Pemberton pada tahun 1886, ya… minuman ini mempunyai sejarah yang panjang, lebih dari 100 tahun.
Pada awalnya, dan kenapa ini dimanakan Coca-Cola adalah minuman ikonik ini dibuat menggunakan daun koka – daun yang sama yang digunakan untuk membuat obat yang sangat adiktif; kokain.
Namun, memang hari ini dalam minuman Coca-Cola tidak ada daun koka di dalamnya dan diganti dengan bahan pengganti lainnya.
Baca Juga: Tarrare: Kisah Manusia Pemakan Segalanya
Pertanyaannya adalah, kenapa Pemberton menggunakan daun koka yang terkenal adiktif untuk produk minuman ringan yang bisa dikonsumsi segala usia?
Jawabanya adalah, sebenarnya minuman ini pada awalnya ditujukan untuk obat penghilang rasa sakit alternatif untuk morfin, karena memang Pemberton tidak ingin membuat minuman ringan, tapi malah berakhir jadi minuman ringan paling populer di dunia.
Pemberton sendiri adalah seorang veteran Perang Saudara Konfederasi. Setelah Pemberton menderita luka pedang selama pertempuran, ia dirawat dengan morfin dan segera menjadi kecanduan.
Jadi itulah motivasinya untuk membuat minuman penghilang rasa sakit. Nama Coca-Cola diambol dari bahan utamanya, yakni daun koka dan kacang kola. Awalnya ia mulai menjual produknya di apotek lokal Atlanta seharga lima sen per gelas.
Sejarah Minuman Fanta: Dari Kecamuknya Perang Dunia II
Pada tahun 1929, Coca -Cola membuka fasilitas pembotolan di Jerman, dan masyarakat Jerman menyukai produk tersebut, dan segera laris di pasaran.
Orang yang bertanggung jawab atas Coca-Cola Deutschland adalah seorang ekspatriat Amerika bernama Rivington Powers, namun segera digantikan oleh Max Keith, karena perubahan politik pada 1933 yang mana saat itu Adolf Hitler diangkat menjadi kanselir Jerman.
Tahun 1940, awan kelam Perang Dunia II menyelimuti dunia. Di tengah kekacauan ini, Max Keith, seorang pengusaha Jerman yang bersemangat dengan Coca-Cola, dihadapkan pada dilema. Embargo terhadap impor sirup Coca-Cola ke Jerman Nazi mengancam keberadaan minuman favorit rakyatnya.
Karena memang saat Amerika bergabung melawan Nazi selama Perang Dunia II, membuat anak perusahaan Coca-Cola di Jerman tidak bisa lagi mengimpor bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Coke.
Tak ingin menyerah, Keith, dengan tekad baja dan kecintaannya pada Coca-Cola, memutuskan untuk menciptakan alternatif. Bersama timnya, mereka bereksperimen dengan bahan-bahan lokal, menghasilkan minuman berwarna oranye cerah dengan rasa jeruk yang menyegarkan. Lahirlah Fanta, sang penyelamat rasa di tengah masa sulit.
Nama “Fanta” sendiri terinspirasi dari kata Jerman “Fantasie”, yang berarti “fantasi”. Sebuah nama yang tepat untuk minuman ini, simbol harapan dan imajinasi di tengah gejolak perang.
Meskipun sejarah minuman Fanta ini lahir di bawah bayang-bayang Nazi, Fanta tak terikat oleh masa lalunya yang kelam. Seiring berakhirnya perang, popularitasnya meledak, melampaui batas Jerman dan menjelajahi penjuru dunia.
Pada tahun 1959, The Coca-Cola Company secara resmi meluncurkan Fanta secara global. Kehadirannya disambut hangat, menjadi alternatif menyegarkan bagi para pecinta minuman bersoda di berbagai negara.
Fanta tak hanya menawarkan rasa jeruk klasiknya. Seiring waktu, berbagai varian rasa diluncurkan, seperti Fanta Zero, Fanta Grape, dan Fanta Pineapple, memanjakan lidah para penikmatnya dengan petualangan rasa yang tak terhingga.
Tak hanya sebatas minuman pelepas dahaga. Di berbagai negara, Fanta telah menjadi bagian integral dari budaya dan tradisi. Di Indonesia, misalnya, Fanta identik dengan momen kebersamaan dan kegembiraan, menemani momen keluarga, perayaan, dan acara spesial lainnya, atau juga diminum sebagai Pelepas dahaga.
Itulah dia ulasan sejarah minuman Fanta, sang legenda rasa jeruk, telah menempuh perjalanan panjang yang penuh warna. Lahir dari situasi sulit, Fanta menjelma menjadi ikon global, menemani perjalanan hidup jutaan orang di seluruh dunia.
Lebih dari sekadar minuman, Fanta telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi, menyatukan orang-orang melalui rasa dan kegembiraan yang ditawarkannya.
Di balik kesegaran rasa jeruknya yang ikonik, Fanta menyimpan jejak sejarah yang tak terlupakan, menjadi pengingat bahwa di tengah kekacauan, selalu ada ruang untuk kreativitas, optimisme, dan rasa kebersamaan.