Taliban Kunjungi Indonesia, Ingin Kumpulkan Pengakuan Internasional

Taliban Kunjungi Indonesia, Ingin Kumpulkan Pengakuan Internasional

Taliban ke Indonesia

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Berita Taliban melakukan kunjungan ke Indonesia sedang ramai dibicarakan di media sosial. Kabar ini rupanya pertama kali diberitakan oleh Nikkei Asia, media internasional yang fokus meliput negara-negara kawasan Asia (25/7). 

Kunjungan tersebut juga sudah selesai dilakukan lebih dari seminggu yang lalu. 

Adapun penyebab kunjungan ini tidak sampai diliput media Indonesia sendiri karena merupakan agenda tidak resmi dan delegasi yang datang hanya tingkat menengah yang artinya agenda kunjungan ini tidak terlalu mendesak.

Kemlu tidak mengetahui siapa yang dikunjungi Taliban

Taliban Kunjungi Indonesia, Ingin Kumpulkan Pengakuan Internasional - Z2RFFGT5EJLJ5FVWN7RKI2JO2Q
Kepala delegasi Taliban, Abdul Salam Hanafi, dan anggotanya dalam diskusi internasional terkait kepentingan Afghanistan di Moskow, Rusia tahun 2021 (Alexander Zemlianichenko/Pool via REUTERS)

Teuku Faizasyah, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menanggapi soal ini kepada wartawan dengan mengatakan bahwa kunjungan delegasi Taliban ke Jakarta ini bersifat internal, informal, dan tidak ada pertemuan dengan pihak pemerintah Indonesia sama sekali.

“Memang ada yang pernah datang untuk urusan internal dengan perwakilan Afghanistan di Jakarta. Sifat kunjungan informal dan tidak ada pertemuan apapun dengan pihak pemerintah,” kata Teuku kepada CNN pada hari Selasa (25/7).

Ia juga tidak mengetahui siapa tepatnya yang dikunjungi oleh delegasi Taliban tersebut di Jakarta.

Kunjungan ini diketahui setelah delegasi Taliban yang datang tercatat sudah mengantongi visa. Sebab untuk masuk ke Indonesia, mereka diharuskan mengurus visa terlebih dahulu. 

“Untuk bisa masuk ke Indonesia, mereka perlu visa kan, jadi kedatangan mereka diketahui,” ucap Teuku kepada Detik pada hari Rabu (26/7).

Indonesia tidak mengakui Taliban sebagai pemerintah resmi Afghanistan

Atas kunjungan ini, juru bicara tersebut juga memastikan “posisi Indonesia bisa dilihat dari pernyataan Ibu Menlu yang lalu, belum berubah.”

Hingga saat ini, tidak ada negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah resmi Afghanistan, termasuk Indonesia.

Dalam beberapa kesempatan, Indonesia juga mendesak Taliban agar berlaku dengan benar.

Pada Agustus 2021, Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri bertemu Taliban di Doha, Qatar. Dalam kesempatan tersebut, ia membahas hak-hak perempuan dan pencegahan aksi terorisme di Afghanistan.

Lima bulan berikutnya atau Desember 2021, ia bertemu lagi dengan delegasi Taliban di Islamabad, Pakistan. Kesempatan tersebut digunakan untuk lagi-lagi menekankan pentingnya pemajuan pemberdayaan perempuan di Afghanistan dan kawasan sekitarnya.

Perbedaan kunjungan tersebut dengan kunjungan kali ini terletak pada tingkatan delegasi yang dikirimkan ke Jakarta, Indonesia.

Delegasi Taliban yang berkunjung ke Indonesia pada bulan ini bukan dari tingkatan tertinggi. 

Meskipun kunjungan ini terkesan tidak mendesak dengan level delegasi yang dikirim, bukan berarti tujuannya berbeda.

Setelah Indonesia, delegasi Taliban mengunjungi Malaysia

Indonesia dan Malaysia sama-sama negara yang didominasi oleh penganut agama Islam. Ditambah, jaraknya yang berdekatan menjadi pertimbangan delegasi Taliban untuk mengunjungi Malaysia setelah Indonesia.

Menurut sumber yang mengaku sebagai Taliban kepada Nikkei Asia, kunjungan ini dilakukan untuk meningkatkan dan menguatkan hubungan antara keduanya, Taliban dengan negara-negara mayoritas muslim.

Berbeda dengan pihak Indonesia yang langsung mengonfirmasi kunjungan ini, pihak Malaysia masih belum merespon atas permintaan keterangan terkait hal ini.

Pejabat AS akan bertemu delegasi Taliban

Taliban tahu Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang didominasi oleh penganut agama Islam. Dengan kunjungan ini, mereka ingin meyakinkan dan melobi kedua negara tersebut untuk mengakui Taliban sebagai pemerintah resmi Afghanistan.

Meski jelas terlihat menginginkan pengakuan, mereka tidak ingin tujuan ini terlihat terlalu jelas dengan mengirimkan delegasi tingkat menengah.

Faran Jeffery, Wakil Direktur dan Kepala Divisi Terorisme Asia Selatan lembaga think tank Teologi Islam Penanggulangan Terorisme berbasis di Inggris menilai keputusan kunjungan dilakukan secara informal untuk menghindari mempermalukan negara yang dikunjungi karena didatangi oleh Taliban.

Di sisi lain, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) direncanakan mengunjungi perwakilan Taliban dan teknokrat dari kementerian utama Afghanistan selama kunjungan di Doha, Qatar minggu ini untuk membahas dukungan kemanusiaan untuk rakyat Afghanistan.

Ketika diminta tanggapan tentang rencana ini, Vedant Patel, Wakil Juru Bicara departemen Luar Negeri AS memastikan pertemuan ini bukan berarti mengakui Taliban.

“Pertemuan tersebut tidak berarti Amerika mengakui, menormalisasi, dan melegitimasi Taliban sebagai pemerintah resmi Afghanistan,” ucapnya.

Ia lalu menegaskan agar tidak terjadi salah persepsi, “keterlibatan kami saat ini dilakukan hanya untuk bantuan kemanusiaan.”

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel