Tidak Ada WNI yang Jadi Korban Kerusuhan Prancis

Tidak Ada WNI yang Jadi Korban Kerusuhan Prancis

Tidak Ada WNI yang Jadi Korban Kerusuhan Prancis

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Merebaknya kerusuhan di sejumlah wilayah di Prancis buntut dari aksi protes warganya atas insiden penembakan kepada seorang anak berusia 17 tahun, bernama Nahel M.

Nahel M adalah warga Prancis keturunan Algeria-Maroko. Ia ditembak seorang polisi karena melanggar lalu lintas di kota pinggiran Paris, Nanterre pada 27 Juni 2023 lalu.

Demonstrasi berskala besar terjadi akibat insiden tersebut. Salah satu isu yang diangkat ialah soal rasisme dan tindakan aparat negara yang berlebihan.

Akibat dari insiden tersebut, mengutip dari The Guardian, 220 kota terkena dampak protes. Polisi melakukan 49 penangkapan secara nasional pada Minggu, 2 Juli 2023. Di hari sebelumnya, ada 719 penangkapan dan di Jumat, 30 Juni 2023 ada 1.300 penangkapan.

Disebutkan bahwa ada 2.560 kebakaran yang dilakukan di jalan umum, dengan 1.350 mobil terbakar, dan 234 insiden kerusakan atau kebakaran terjadi di gedung-gedung.

Insiden tersebut juga berpengaruh bagi warga negara asing yang tinggal di Prancis, termasuk WNI. Tak ada migran dari Indonesia yang terlibat dalam demonstrasi tersebut. Hal ini dikonfirmasi oleh KBRI di Paris, ibukota Prancis.

Tidak Ada Korban WNI dan Himbauan Kemenlu

Hingga Minggu, 2 Juli 2023 dikonfirmasi tidak ada korban WNI dalam insiden kerusuhan sejumlah wilayah di Prancis. Juga tidak ada WNI yang terlibat dalam demonstrasi.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha. Dari total 6.500 WNI tidak ada satupun yang menjadi korban.

“Sebagaimana kita ketahui bahwa pasca tertembaknya warga negara prancis atas nama Nahel usia 17 tahun pada tanggal 27 Juni yang lalu, kemudian merebak demonstrasi juga kerusuhan. Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban kerusuhan,” ucapnya.

Dirinya juga mengatakan, sejauh ini Kemenlu sudah melakukan upaya berupa pemberitahuan himbauan media sosial KBRI Paris dan KJRI Marseille. Himbauan untuk berhati-hati juga diumumkan melalui aplikasi Safe Travel milik Kemenlu.

“Kami juga sudah menyampaikan himbauan kepada seluruh WNI yang berada di Prancis, pertama untuk berhati-hati, tingkatkan kewaspadaan dan kemudian jauhi lokasi-lokasi kerumunan masa dan kemudian ikuti informasi dan juga arahan oleh otoritas setempat,” lanjutnya.

“Jika dalam keadaan darurat silakan segera hubungi hotline dari KJRI Paris dan juga KJRI Marseille,” tambahnya.

Warga Negara Tiongkok Jadi Korban

Dikutip dari newseu.cgtn, sejauh ini warga negara asing yang terkena dampak dari insiden kerusuhan dan protes yang terjadi di Prancis dialami warga negara Tiongkok.

Disebutkan bahwa sebuah bus yang membawa wisatawan Tiongkok di Marseille kacanya pecah dengan beberapa orang terluka selama kerusuhan massal tersebut.

“Sebuah grup tur Tiongkok terkena dampak kerusuhan selama tur mereka di Marseille, Prancis,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin, pada Senin, 3 Juli 2023.

“Jendela bus yang mereka tumpangi pecah dan beberapa orang mengalami luka ringan,” imbuhnya.

Konsulat Jenderal Tiongkok di Marseille, kata Wang, telah segera mengaktifkan layanan darurat perlindungannya, membantu rombongan tur memanggil polisi dan mengikuti situasi darurat dengan cermat. Tiongkok memulangkan sejumlah warganya yang mengikuti tur tersebut.

“Rombongan wisatawan kini telah mengakhiri perjalanan mereka ke Prancis lebih cepat dari jadwal dan kembali ke rumah dengan selamat,” kata Wang.

Upaya yang Dilakukan Pemerintah Prancis

Pada Minggu malam, 2 Juli 2023, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para menterinya bertemu untuk memobilisasi respon pemerintah terhadap kerusuhan Prancis. Pertemuan itu dilakukan usai malam kelima penjarahan dan kerusuhan atas insiden yang dipicu oleh seorang polisi menembak seorang remaja itu.

Pertemuan untuk membahas insiden yang terjadi itu dihadiri Perdana Menteri Elisabeth Borne, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dan Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti.

Kata seseorang dalam pertemuan itu, presiden meminta mereka untuk terus melakukan segala kemungkinan dalam menegakkan kembali ketertiban dan memulihkan ketenangan. Saat ini, kerusuhan Prancis berangsur reda.

Dilansir dari Financial Times, menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, hingga pada Minggu malam setidaknya ketegangan sudah mulai mereda. Hal tersebut ditunjukkan dari jumlah penangkapan yang turun dan korban yang terluka.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel