7 Tips Merespon Zombieing Saat Gebetan Kembali Setelah Ngilang

7 Tips Merespon Zombieing Saat Gebetan Kembali Setelah Ngilang

tips menanggapi perilaku zombieing

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Masa PDKT seringkali dipenuhi liku-liku dan kejutan seperti rollercoaster. Salah satu kejutan tak terduga yang sering ditemui adalah fenomena “zombieing” dari gebetan. Untuk itu, kalian harus tahu tips merespon zombieing agar percintaan kalian tidak berakhir tragis. Apalagi, masa pendekatan dikelilingi oleh hal-hal tidak pasti.

Istilah ini sendiri lebih parah dari ghosting di mana gebetan memutus kontak dengan kita. Zombieing akan memberikan efek yang lebih lama untuk kesedihan dan perasaan. Oleh karena itu, ketahui apa artinya, berikut tips dan cara menghadapi perilaku zombieing agar tidak salah mengambil keputusan.

Jika gebetan kembali lagi setelah menghilang, kalian perlu memahami pengertian zombieing dan melakukan kiat-kiat berikut, ya!

Apa Itu Zombieing?

Sebelum kita membahas cara menghadapi zombieing, alangkah baiknya kita memahami apa maksud dari istilah tersebut. Zombieing adalah istilah yang digunakan untuk menyebut perilaku seseorang yang seolah-olah bangkit dari kematian.

Dalam konteks hubungan percintaan, Zombieing adalah tindakan seseorang yang muncul kembali setelah menghilang tanpa jejak untuk waktu yang lama. 

Seringkali, gebetan yang melakukan zombieing tiba-tiba datang lagi dalam pesan singkat, media sosial, atau pertemuan langsung. Bahkan, mereka muncul tanpa rasa bersalah dan alasan yang jelas. Padahal kalian sudah menunggu balasan atau pesan mereka begitu lama.

Zombieing bisa menjadi momen yang rumit dan membingungkan. Bagaimana seharusnya kita merespon ketika seseorang yang dikira sudah putus kontak tiba-tiba muncul kembali? Ketahui tips merespon zombieing ala Sediksi ini.

Baca Juga: 20 Tanda Cowok Naksir tapi Pengen Kamu yang Ngejar, Emang Mau?

Tips Merespon Zombieing

tips merespon zombieing
Pexels/ Vera Arsic

Persiapkan Perasaan

Zombieing bisa memicu berbagai perasaan, mulai dari kebingungan sampai kemarahan. Penting untuk memberi waktu demi memproses emosi dan perasaan kita sebelum merespon kehadirannya lagi. Kalian bisa memberitahu teman atau keluarga untuk mendapatkan dukungan. 

Selain itu, kenali bahwa merasakan perasaan tersebut adalah bagian normal dari pengalaman dan wajar untuk merasa begitu. Dengan memahami perasaan sendiri, kalian bisa menghindari respon impulsif yang mungkin merugikan hubungan lebih lanjut.

Tentukan Batasan

Setelah mempersiapkan perasaan, langkah selanjutnya adalah menetapkan batasan yang jelas. Pertimbangkan apakah kalian ingin memberi kesempatan kedua atau memilih untuk melanjutkan hidup tanpa keterlibatannya lagi. Jadi, putuskan dengan baik dan berikan batasan jika perlu.

Menetapkan batasan akan membantu kalian memahami sejauh mana kalian ingin terlibat dalam situasi ini. Jika kalian merasa kewalahan dan tidak mau berada di fase itu, kalian harus memutuskan dengan tegas agar dia tidak meremehkan perasaan kalian.

Bicaralah Dengan Terbuka

Jika kalian memberikan kesempatan kedua, komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci agar perilaku zombieing tidak terjadi lagi. Saat dia muncul, kalian perlu mengungkapkan perasaan kalian terhadap sikapnya.

Selain itu, kalian harus menanyakan alasannya muncul kembali setelah memutuskan hilang tanpa jejak. Ini adalah kesempatan untuk memahami pola pikir dan membangun dasar keterbukaan yang kuat untuk hubungan kalian kedepannya.

Tetap Fokus pada Diri Sendiri

Saat kalian menghadapi perilaku zombieing, penting untuk tetap fokus pada kebahagiaan dan diri sendiri. Kalian perlu mempertimbangkan apakah kembalinya dia akan memberi kontribusi positif pada kehidupan atau malah menimbulkan stres tambahan. 

Jika kalian merasa hubungan yang tidak jelas itu sangat melelahkan, kalian harus memprioritaskan yang terbaik untuk perasaan dan kebahagiaan diri sendiri. Jangan ragu untuk memutus hubungan dengannya karena kebahagiaan diri sendiri adalah faktor penting untuk memastikan hubungan yang sehat.

Waspadai Pola Perilaku

Kalian harus memperhatikan apakah zombieing ini menjadi pola perilaku yang berulang dari gebetan. Jika dia punya kecenderungan untuk menghilang dan muncul kembali tanpa alasan yang jelas, saatnya untuk mengevaluasi apakah hubungan ini memang sehat dan pantas dilanjutkan. 

Apalagi, jika dia terus menghilang dan kembali karena merasa kalian akan selalu menerimanya. Jadi, kalian perlu bersikap tegas dan menunjukkan bahwa perasaan kalian bukan untuk dipermainkan. Pengamatan terhadap pola perilaku bisa membantu untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan keberlanjutan hubungan.

Berikan Respon Sewajarnya

Meskipun kalian merasa terluka atau kecewa dengan zombieing, upayakan untuk tetap memberikan rasa hormat. Jangan merendahkan atau menyalahkan gebetan atas sikapnya karena hal tersebut bisa merusak hubungan serta memberikan dampak negatif pada kesejahteraan perasaan kalian. 

Jangan sampai tindakan kalian membuat kalian sama jahatnya dengan sikap gebetan. Kalian harus bisa mengendalikan diri untuk tetap menjaga integritas dan wibawa. Sikap seperti itu adalah kunci untuk merespon dengan bijak.

Belajar dari Pengalaman

Terlepas dari keputusan akhir yang dipilih, kalian bisa mengambil pelajaran dari pengalaman ini. Jadi, kalian bisa menentukan batasan ke lawan jenis yang, keinginan kalian dalam hubungan, dan kemampuan untuk mengendalikan perasaan dengan lebih baik. 

Pengalaman zombieing dapat menjadi titik awal untuk pertumbuhan karakter dan pemahaman diri yang lebih baik. Oleh karena itu, jangan terus melihat sesuatu dari sisi negatifnya, tapi lihat juga sisi positifnya untuk diri sendiri.

Nah, itulah 7 tips merespon zombieing. Menghadapi gebetan yang suka muncul kembali bisa menjadi tantangan untuk mengolah perasaan dengan lebih baik. Ingatlah bahwa keputusan akhir selalu ada di tangan kalian, serta yang terpenting adalah menjaga kesehatan emosional dan kebahagiaan kalian.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel