Sediksi.com – Selasa (16/5) dini hari Rusia menjatuhkan rudal ke Kyiv, ibu kota Ukraina. Beruntungnya, pasukan pertahanan udara Kyiv berhasil menghalangi keenam rudal hipersonik Kinzhal tersebut.
Rusia menyerang sejak pukul 3 subuh waktu lokal, ketika warga Kyiv masih terlelap. Mereka yang mestinya masih ada waktu beberapa jam sebelum bangun dan memulai aktivitas, terpaksa terbangun lebih awal akibat suara ledakan yang bertubi-tubi.
Mau tidak mau, mereka harus bergerak dan mencari tempat perlindungan di waktu yang sedini itu untuk menyelamatkan diri. Oleh karena serangan terjadi saat hari masih gelap dan ketika semua masih terlelap, banyak yang tidak sempat menyelamatkan diri ke tempat-tempat perlindungan.
Menyiasati hal itu, mereka tetap mengikuti petunjuk mitigasi serangan rudal lainnya. Mereka tetap berada di dalam rumah dan berlindung di ruangan yang terlindungi setidaknya dua dinding dari potensi arah serangan.
Potensi ancaman rudal
Tentu saja mereka tetap sadar akan potensi rudal tersebut menyerang rumah warga sipil dan mengancam nyawa mereka tetap ada. Entah berupaya melindungi diri dengan bersembunyi di ruangan yang sudah diblokir dua dinding, tiga dinding, empat dinding, dan seterusnya.
Rudal tetaplah rudal. Kekuatannya bisa merusak bangunan besar sekaligus segala isi di dalamnya, apalagi rumah-rumah warga yang ukurannya tidak seberapa.
Mengetahui risiko ini, mereka tidak dapat berharap banyak kecuali mematuhi petunjuk perlindungan diri dari segara sesuai perintah.
“Jika rudal menyerang rumah kita secara langsung, tidak peduli dua, tiga, atau lima dinding tidak akan bisa menyelamatkan nyawa kita juga,” ujar Liudmyla Kravchenko kepada CNN (16/5), salah satu warga Kyiv yang terdampak serang rudal.
Sejak konflik Rusia-Ukraina kian kritis, Ukraina menyiapkan pos-pos yang bisa menjadi tempat warganya berlindung dari serangan Rusia.
Rupanya, sampai sekarang mereka masih tidak menyiapkan tempat perlindungan dari bom yang cukup dan menyeluruh, meski sudah diserang Rusia berkali-kali. Padahal Maret lalu, Rusia telah menjatuhkan 81 rudal dalam waktu yang berdekatan, rudal terbanyak yang pernah dijatuhkan di Ukraina.
Angka tersebut seharusnya cukup menjadi alasan bagi Ukraina untuk menyiapkan lebih banyak tempat perlindungan dan menyebar jumlahnya secara merata. Seperti yang dialami oleh Liudmyla tersebut.
Dalam kasusnya, tidak ada tempat perlindungan dari bom terdekat dari rumahnya. Stasiun bawah tanah juga cukup jauh dari rumahnya. Sehingga satu-satunya pilihannya untuk menyelamatkan diri ketika serangan fajar terjadi adalah berlindung di rumahnya sendiri.
Total 18 rudal dijatuhkan di hari yang sama
Rudal dijatuhkan dari berbagai arah, mulai dari utara, selatan, dan timur. Pimpinan angkatan bersenjata Ukraina, Valerii Zaluzhnyi memberikan rincian serangan yang dilakukan Rusia melalui Twitter.
Rusia menyerang menggunakan berbagai senjata hari itu sekaligus. Serangan datang dari darat, udara, bahkan laut.
Rusia menembakkan enam rudal aerobalistik Kinzhal berjenis Kh-47M2 dari enam pesawat berjenis MiG-31K. Kemudian menembakkan sembilan rudal Kalibr dari kapal-kapalnya yang sedang berada di Laut Hitam. Selanjutnya, tiga rudal juga berjenis S-400, Iskander-M ditembakkan melalui darat.
Rusia juga menyerang dengan banyak drone. Di antaranya enam yang berjenis Shahed-136/131 dan tiga dari jenis Supercam.
Angkatan bersenjata Ukraina berhasil menghancurkan serangan Rusia tersebut. Sehingga dampak serangan Rusia tersebut dapat diminimalisir. Setidaknya tiga orang terluka akibat serangan ini menurut Walikota Kyiv, Vitali Klitschko.
Adapun kerusakan lain dari serangan Rusia adalah puing-puing dari ledakan berjatuhan dan merusak ruang-ruang hijau seperti di Kebun Binatang Kyiv. Untungnya, tidak ada hewan yang terluka dari kejadian ini.
Selain itu, puing-puing yang berjatuhan tersebut jatuh ke satu gedung dan membakar beberapa kendaraan di salah satu area di ibu kota.
Ketika diminta keterangan senjata apa yang digunakan angkatan bersenjata Ukraina untuk menggagalkan serangan Rusia, mereka menolak.
Ukraina diduga menggagalkan serangan dengan rudal buatan Inggris
Dugaan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh berjenis Storm Shadow buatan Inggris untuk menghalau serangan Rusia ini disampaikan oleh pihak Amerika Serikat kepada CNN.
Sebab pihak angkatan bersenjata Ukraina enggan berkomentar tentang jenis senjata yang digunakan untuk menghalangi serangan Rusia.
Mereka juga tidak berkomentar tentang klaim kementerian pertahanan Rusia tentang kerusakan salah satu rudal ‘Patriot’ Ukraina.
Rudal inilah yang menjadi target serangan Rusia kali ini. Sama seperti serangan dua minggu lalu dan tepat sehari sebelum serangan Selasa dini hari tersebut. Rudal bernama ‘Patriot’ ini adalah pemberian Amerika Serikat.