Sediksi.com – Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah meminta semua negara untuk membagikan informasi yang mereka miliki tentang asal-usul Covid-19.
Dilaporkan The Guardian, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut politisasi penelitian terkait asal-usul Covid-19 menyebabkan kerja-kerja ilmiah jadi kian sulit.
Tindakan itu diambil WHO berdasar klaim dari beberapa lembaga pemerintah AS yang menyebut Covid-19 berakar dari kebocoran laboratorium di China. Otoritas China membantah keras tuduhan tersebut.
“Jika ada negara yang memiliki informasi tentang asal mula pandemi, amat penting agar informasi tersebut dibagikan dengan WHO dan komunitas ilmiah internasional,” kata Tedros pada sebuah konferensi pers kemarin.
Tedros juga membeberkan pihaknya tidak mengabaikan agenda untuk mengidentifikasi asal-usul pandemic Covid-19, berbeda yang diberitakan oleh media maupun komentar politisi baru-baru ini.
Baca Juga: Optimisme Harari di Tengah Pandemi
Direktur Biro Investigasi Federal AS atau (FBI), Christopher Wray, mengatakan kepada Fox News bahwa lembaganya menilai sumber pandemi Covid-19 “sangat mungkin disebabkan karena insiden laboratorium di Wuhan”.
Infeksi pertama virus corona tercatat terjadi pada akhir 2019 di kota China itu, yang bermula dari laboratorium penelitian virus. Pejabat China membantah klaim FBI tersebut, dan menyebutnya sebagai kampanye kotor terhadap Beijing.
Tedros menekankan bahwa WHO tidak ingin menyalahkan, melainkan “mempertajam pemahaman kita tentang bagaimana pandemi ini dimulai sehingga kita dapat mencegah, mempersiapkan diri, dan merespons epidemi dan pandemi di masa depan“.
Lebih lanjut, Tedros mengatakan bahwa pengolahan penelitian asal mula virus Covid-19 membuat kerja ilmiah menjadi lebih sulit dan akibatnya dunia jadi kurang aman.
Pada tahun 2021, lembaga kesehatan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut membentuk Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal-Usul Patogen Baru untuk menyelidiki asal-usul pandemi.
“WHO terus menyerukan agar China transparan untuk urusan berbagi data dan melakukan investigasi yang diperlukan serta berbagi hasilnya,” kata Tedros.
Ia juga telah menulis dan berkomunikasi dengan para pemimpin China dalam berbagai kesempatan. Paling baru, sebut Tedros, komunikasi antara ia dan pemimpin China terjadi beberapa pekan lalu.
“Sampai saat itu, semua hipotesis tentang asal-usul virus tetap berada di meja,” imbuhnya.
Maria Van Kerkhove, kepala teknis Covid-19 WHO, mengatakan bahwa WHO telah menghubungi misi AS di Jenewa untuk informasi lebih lanjut. Namun, mereka belum memiliki akses ke data yang menjadi dasar laporan AS.
“Amat vital agar informasi terkait asal-usul Covid-19 dibagikan guna membantu studi ilmiah tetap berlanjut,” kata Van Kerkhove.
Tedros mengatakan bahwa ada pemahaman mengenai asal-usul pandemi Covid-19 tetaplah kewajiban ilmiah dan kewajiban moral, untuk menginformasikan langkah-langkah pencegahan epidemi dan pandemi di masa depan.
Semua itu penting demi jutaan orang yang kehilangan nyawa mereka akibat Covid-19 dan mereka yang hidup dengan long Covid.
WHO mencatat lebih dari 6,8 juta kematian akibat Covid-19 dan lebih dari 758 juta kasus terkonfirmasi. Organisasi tersebut mengakui bahwa jumlah sebenarnya sangat mungkin jauh lebih tinggi.