Bendungan Nova Kakhovka Hancur, 16 Ribu Warga Ukraina Dievakuasi

Bendungan Nova Kakhovka Hancur, 16 Ribu Warga Ukraina Dievakuasi

Bendungan Nova Kakhovka

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Ukraina menuduh Rusia sebagai pelaku pemboman Bendungan Nova Kakhovka yang terjadi Selasa, 6 Juni pukul 7 pagi tadi waktu setempat.

Pemboman tersebut menyebabkan bendungan rusak dan air meluap hingga mulai membanjiri pemukiman warga Ukraina yang tinggal di area tersebut.

Diperkirakan sekitar 16.000 warga Ukraina yang berpotensi terdampak oleh banjir akibat meluapnya bendungan tersebut akan dievakuasi karena luapan air diperkirakan bisa mencapai tinggi hingga lebih dari 10 meter.

Rusia dan Ukraina saling tuduh soal hancurnya bendungan ini. Beberapa bulan terakhir, serangan rudal Rusia diarahkan ke infrastruktur penting Ukraina, termasuk infrastruktur energi.

Bendungan Nova Kakhovka adalah pembangkit listrik tenaga air penting Ukraina

Bendungan Nova Kakhovka Hancur, 16 Ribu Warga Ukraina Dievakuasi - area terdampak luapan air akibat hancurnya bendungan suspilne
Area terdampak luapan air akibat hancurnya Bendungan Nova Kakhovka (suspilne)

Selama sembilan bulan terakhir, target serangan Rusia adalah infrastruktur energi Ukraina. Serangan rudal Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina menyebabkan warga Ukraina beberapa kali harus bertahan hidup tanpa listrik, air, bahkan pemanas di musim dingin akhir tahun 2022 lalu.

Bendungan Nova Kakhovka sendiri adalah salah satu dari total sembilan pembangkit listrik tenaga air di Ukraina. Rusaknya bendungan ini sekaligus menjadi bendungan kelima yang dirusak oleh Rusia.

Sehingga di tengah kondisi Ukraina yang sudah menderita akibat krisis energi, Ukraina kini menggantungkan sebagian keperluan energinya pada empat pembangkit listrik tenaga air yang tersisa di Ukraina.

Selain menambah masalah energi bagi Ukraina, kerusakan Bendungan Nova Kakhovka dengan tinggi 30 meter dan lebar ratusan meter tersebut juga merusak sistem kanal yang mengairi sebagian besar wilayah Ukraina bagian selatan, termasuk Krimea. 

Bendungan ini memasok air untuk semenanjung Krimea hingga ke wilayah bagian selatan yang telah dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014. Sehingga tidak hanya merugikan Ukraina, rusaknya bendungan Nova Kakhovka ini juga merugikan Rusia karena menyebabkan masalah pada pasokan air ke Krimea.

Sekitar 16.000 warga yang terdampak akan segera dievakuasi

Bendungan Nova Kakhovka Hancur, 16 Ribu Warga Ukraina Dievakuasi - Nova

Anton Gerashchenko, Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina memperkirakan sekitar 16.000 warga yang tinggal di Kherson berpotensi terdampak luapan air bendungan. Melalui akun Twitter pribadinya, ia juga menghimbau agar warga segera dievakuasi dari Kherson.

Kherson terletak di antara Laut Hitam dan Sungai Dnieper, sungai berdirinya Bendungan Nova Kakhovka yang dihancurkan oleh Rusia tersebut. 

Evakuasi warga dilakukan di setidaknya sembilan daerah di wilayah Kherson yang terdampak oleh banjir tersebut. Di antaranya Desa Nikolaevka, Olgovka, Levo, Tyaginka, Ivanivka, Ivanovka, Tokarevka, Pridneprovskoye, dan Pulau Korabel.

Evakuasi dilakukan karena permukaan air terus naik di daerah-daerah tersebut hingga lebih dari 10 meter. Naiknya permukaan air akan mencapai tingkat kritisnya dalam lima jam setelah hancurnya bendungan dengan perkiraan total warga yang dievakuasi dari kejadian ini sekitar 16.000.

Sambil proses evakuasi berjalan, warga di wilayah terdampak dihimbau untuk mematikan alat-alat listrik, mengambil dokumen dan barang-barang penting, menyelamatkan warga lainnya dan hewan peliharaan, dan mengikuti instruksi tim penyelamat dan polisi.

Ukraina dan Rusia saling tuduh

Ukraina menuduh Rusia sebagai pelaku yang menghancurkan Bendungan Nova Kakhovka. Sebab selama ini Rusia sudah sering menargetkan penyerangan ke infrastruktur penting di Ukraina.

Melalui Telegram, pihak Badan Intelijen Militer Ukraina menyampaikan bahwa upaya meledakkan bendungan ini adalah tindakan terorisme dan kejahatan perang yang bisa dijadikan bukti di pengadilan internasional nanti.

Merasa disebut, pihak Rusia kemudian menolak tuduhan tersebut. 

Vladimir Leontyev, pemimpin daerah di wilayah aneksasi Rusia yang tinggal dekat bendungan tersebut menyatakan tidak ada ledakan. Melainkan terjadi serangan di malam sebelumnya yang menyebabkan rusaknya bendungan hingga air meluap. 

Ia juga menyampaikan kepada Tass, media milik pemerintah Rusia bahwa kerusakan bendungan tersebut sangat parah dan tidak mungkin bisa diperbaiki.

Tidak hanya itu, Vladimir juga menyebut kejadian tersebut sebagai tindakan terorisme yang serius dan, “diciptakan sendiri oleh pihak Ukraina.”

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel