Sediksi.com – Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan utama banyak negara untuk mendulang pemasukan. Dalam dunia pariwisata, keindahan alam, keunikan budaya, atau tempat-tempat wisata terbaik, umumnya menjadi daya tarik utama yang membuat para turis datang berkunjung.
Selain hal-hal tersebut, olahraga pun ternyata dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ini kemudian memunculkan apa yang dikenal sebagai sport tourism atau wisata olahraga, salah sektor potensial lain dalam dunia pariwisata.
Seperti halnya sektor-sektor lain dalam bidang pariwisata, wisata olahraga juga menjadi sektor yang terdampak COVID-19. Di tengah kondisi dunia yang mencoba bangkit pasca lockdown skala besar akibat pandemi ini, sport tourism pun juga melakukan hal yang sama.
Lalu, apa sebenarnya sport tourism itu? Apa saja jenis-jenisnya? Mengapa ia menjadi salah satu sektor potensial dalam dunia pariwisata? Dan terakhir, bagaimana peluang sektor ini pada era pasca pandemi?
Untuk mengetahui lebih jauh terkait sport tourism simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Sport Tourism?
Dilansir dari laman Kemenpora, sport tourism adalah olahraga yang dikombinasikan dengan wisata atau olahraga sambil mempromosikan wisata di suatu daerah atau negara. Misalnya kegiatan olahraga luar ruangan yang dilakukan di alam terbuka, seperti fun bike, jalan santai, atau lari Ten-K (lari 10 kilometer).
Sementara menurut situs The United Nations World Tourism Organization (UNWTO), pariwisata dan olahraga dilihat sebagai dua hal yang saling terkait dan saling melengkapi.
Sport tourism di sini lebih terkait dengan bagaimana event olahraga dapat menghasilkan daya tarik bagi para wisatawan untuk datang berkunjung. Kehadiran mereka bisa berupa sebagai penonton maupun sebagai partisipan pada berbagai level (profesional, amatir, atau hanya sekedar mengisi waktu luang).
Acara-acara besar seperti Olimpiade atau berbagai jenis kejuaraan dunia olahraga populer muncul sebagai daya tarik pariwisata yang kuat, yang mana berkontribusi positif bagi citra pariwisata tuan rumah penyelenggara acara tersebut.
Meskipun demikian, daya tarik dari event olahraga terkadang juga tidak hanya terbatas pada jenis olahraganya atau skala acara.
Hal kemudian membuat wisata olahraga dibagi dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hard sport tourism dan soft sport tourism.
Menurut situs Kemenpora, hard sport tourism mencakup kegiatan yang sifatnya reguler dan masuk dalam agenda lomba resmi. Sementara soft sport tourism mencakup bentuk pariwisata olahraga yang terkait dengan tren atau gaya hidup di suatu negara atau daerah. Tidak hanya atlet olahraga yang terlibat, tetapi masyarakat umum juga dapat berpartisipasi di dalamnya
Jenis-Jenis Sport Tourism
Ada beberapa jenis kegiatan atau event olahraga yang dapat dikategorikan ke dalam wisata olahraga, di antaranya:
Event Olahraga Besar
Event jenis ini tergolong ke dalam hard sport tourism yang mencakup Olimpiade, Piala Dunia FIFA, kejuaraan tennis Wimbledon, balap sepeda Tour de France, laga final American Football bertajuk Super Bowl, balap mobil F1, kejuaraan dunia Rugby, dan masih banyak lagi.
Kejuaraan dengan popularitas besar seperti ini tak diragukan lagi akan mengundang banyak pengunjung yang tidak mau melewatkan kesempatan untuk menyaksikan event yang kebanyakan hanya diselenggarakan sekali setahun atau empat tahun sekali saja.
Baca Juga: Seandainya Tukang Becak Berlaga di Olimpiade
Event Olahraga Berbagai Level
Event jenis ini sendiri tergolong ke dalam soft sport tourism yang mencakup beragam level kegiatan olahraga, dari yang amatir hingga profesional pada tingkat lokal, regional, dan global. Contohnya seperti acara maraton, triatlon, pertandingan golf, turnamen tenis, balapan sepeda, dan kejuaraan olahraga usia muda.
Hampir semua orang bisa bergabung, baik sebagai peserta atau sebagai penonton, dan menikmati keseruan persaingan dan relasi persahabatan yang terjalin di dalamnya.
Tur Stadion atau Venue Olahraga
Selain event olahraga, stadion serta venue tempatnya berlangsung juga memiliki daya tarik bagi para wisatawan. Tur di tempat-tempat ini dapat memberi pengalaman berharga lewat penjelajahan sejarah, arsitektur, dan fitur-fitur unik lainnya.
Beberapa tempat penyelenggaraan olahraga ikonik seperti Camp Nou di Barcelona, Madison Square Garden di New York, Wembley di London, Circuit de Monaco di Monaco, Churchill Downs di Kentucky, Rolland Garros di Paris, dan masih banyak lagi, mampu menawarkan pemandangan mengesankan serta pengalaman luar biasa.
Keuntungan Sport Tourism
Seperti sektor pariwisata kebanyakan, keuntungan utama sport tourism biasanya terletak pada manfaat ekonomi yang dihasilkan untuk negara atau daerah.
Dikutip dari UNWTO, menjadi tuan rumah suatu event olahraga, apa lagi yang berskala besar, dapat memberi dampak signifikan pada pemasukan kas negara serta pada peningkatan citra tempat tersebut berkat besarnya jumlah wisatawan yang hadir.
Selain itu, penyelenggaraan event olahraga juga memungkinkan promosi parawisata dilakukan yang selanjutnya dapat berimplikasi pada keuntungan jangka panjang serta berkelanjutan di bidang sosial dan ekonomi.
Dalam jurnal berjudul Sport Tourism and the Sustainable Development Goals (SDGs) yang dirilis UNWTO, diperlihatkan berbagai manfaat yang dihasilkan dari wisata olahraga yang berkaitan dengan pengembangan berkelanjutan.
Beberapa di antaranya ialah membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental para wisatawan serta penduduk lokal lewat partisipasi pada event olahraga, meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal tempat event berlangsung, dan meningkatkan peluang lapangan kerja serta pemasukan.
Peluang Sport Tourism Pasca Pandemi
Banyaknya pihak yang terlibat, mulai dari wisatawan hingga penyelenggara, pada sport tourism, tak pelak membuat pandemi memberi dampak signifikan serta masif pada keberlangsungan sektor ini.
Jurnal berjudul The Future of Sport Tourism in the Light of the COVID-19 Pandemic – Developing a New Paradigm Model mencoba menganalisis bagaimana masa depan wisata olahraga di era pasca pandemi.
Pandemi sendiri menurunkan aktivitas sektor ini akibat penundaan event-event olahraga berbagai skala serta penutupan fasilitas-fasilitas olahraga. Ini berdampak pada berkurangnya sumber pendapatan, penurunan jumlah wisatawan, serta tantangan untuk memastikan keselamatan dan keamanan wisatawan.
Jurnal tersebut menawarkan pendekatan berbasis digitalisasi untuk membantu sport tourism beradaptasi di era pemulihan pasca pandemi. Digitalisasi dapat memaksimalkan model agensi pariwisata online yang meminimalisir kontak langsung dan dapat meningkatkan keselamatan para wisatawan.
Setelah lockdown mulai dilonggarkan, wisata olahraga tampaknya mulai kembali bangkit dari keterpurukan. Hal ini dapat dilihat dari tingginya antusiasme terhadap acara-acara olahraga belakangan ini, misalnya pada Piala Dunia 2022 Qatar yang mencatatkan kehadiran stadion kumulatif di angka 2,45 juta penonton.
Dikutip dari situs Fast Company Middle East, bahkan setelah berakhirnya Piala Dunia, jumlah wisatawan yang datang mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data jumlah pengunjung Qatar pada Januari dan Februari 2023 meningkat sebanyak 347% jika dibandingkan dengan tahun lalu, sebelum ajang 4 tahun sekali itu diselenggarakan.
Sehingga, potensi peluang yang dihadirkan sport tourism pasca pandemi sepertinya akan terus mengalami peningkatan. Faktor kerinduan penonton untuk kembali menghadiri event olahraga tampaknya menjadi pendorong utama tingginya tingkat partisipasi pasca COVID-19.
Meskipun sektor parawisata olahraga mulai kembali terlihat normal, pendekatan-pendekatan lain yang dapat membantu industri beradaptasi dengan berbagai jenis kondisi tidak bisa serta-merta diabaikan dan perlu terus dikembangkan, utamanya di era yang rawan dengan ketidakpastian ini.
Itu tadi ulasan terkait sport tourism, jenis-jenisnya, dampak potensial yang dihasilkan dari sektor ini, serta bagaiman peluangnya pasca pandemi. Pariwisata yang dipadukan dengan olahraga mampu memberikan pengalaman dengan keunikan tersendiri, entah lewat menyaksikan event olahraga, ikut berpartisipasi langsung dalam event tersebut, atau mengunjungi venue-venue olahraga.
Selain berdampak positif bagi para turis, wisata olahraga juga dapat memberi dampak yang sama bagi penyelenggara event olahraga sebagai tujuan destinasi wisata. Dampak ini bisa mencakup mulai dari komunitas lokal hingga pada level perekonomian daerah atau bahkan negara.
Baca Juga: 10 Hotel Termahal di Dunia, Mau Coba?