Slab City Tempat Tanpa Hukum, Daerah ‘Bebas’ Terakhir di Amerika

Slab City Tempat Tanpa Hukum, Daerah ‘Bebas’ Terakhir di Amerika

Slab City Tempat Tanpa Hukum

DAFTAR ISI

Sediksi – Bayangkan tinggal di tempat di mana kamu tidak perlu membayar pajak, mengikuti peraturan, atau khawatir dengan pemerintah.

Tempat di mana kamu bisa menjadi diri sendiri dan melakukan apa pun yang kamu inginkan. Kedengarannya seperti mimpi, bukan?

Nah, tempat seperti itu benar-benar ada di tengah-tengah Gurun Sonora di California. Namanya Slab City tempat tanpa hukum, dan ini adalah rumah bagi ratusan orang yang memilih untuk hidup di luar jaringan dan menikmati kebebasan mereka.

Penasaran dengan Slab City tempat tanpa hukum? Tenang, dalam artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai Slab City ini dan kenapa tidak ada penegakan hukum di sana.

Slab City Tempat Tanpa Hukum

Slab City Tempat Tanpa Hukum, Daerah ‘Bebas’ Terakhir di Amerika - slabcity eastjesus 1200x853 1
Image from Matador Network

Slab City sebenarnya bukanlah sebuah kota, melainkan bekas pangkalan militer yang ditinggalkan setelah Perang Dunia II.

Satu-satunya yang tersisa adalah lempengan beton yang pernah menopang bangunan. Begitulah tempat ini mendapatkan namanya.

Lempengan-lempengan tersebut menjadi fondasi bagi komunitas sementara yang pindah ke sana selama bertahun-tahun, mencari cara hidup yang murah dan alternatif.

Mengapa jadi Slab City tempat tanpa hukum, karena tempat ini tidak dimiliki oleh siapa pun, dan tidak berada di bawah yurisdiksi negara bagian atau kota mana pun.

Tidak ada hukum, peraturan, atau pihak berwenang untuk menegakkannya. Penduduknya, atau Slabbies sebagaimana mereka menyebut diri mereka, bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan, selama mereka saling menghormati dan tidak menimbulkan masalah.

Para penghuni Slab City tempat tanpa hukum kebanyakan tinggal di RV, trailer, tenda, gubuk, atau bahkan instalasi seni yang terbuat dari bahan daur ulang.

Slab City tempat tanpa hukum juga dikenal dengan budayanya yang penuh warna dan eksentrik. Tempat ini penuh dengan seniman, musisi, hippies, anarkis, veteran, pensiunan, dan pengembara yang mengekspresikan diri mereka melalui berbagai bentuk kreativitas.

Ada beberapa atraksi yang menarik pengunjung ke Slab City, seperti Salvation Mountain, bukit besar yang dipenuhi dengan lukisan dan pesan-pesan religius; East Jesus, museum luar ruangan dengan patung-patung dan instalasi unik; dan The Range, panggung terbuka tempat siapa pun dapat tampil pada Sabtu malam.

Tidak Ada Penegakan Hukum

Tinggal di Slab City mungkin terdengar seperti surga bagi sebagian orang, namun juga memiliki banyak tantangan dan risiko.

Tanpa penegakan hukum, para penduduk harus mengandalkan diri mereka sendiri dan satu sama lain untuk mendapatkan perlindungan dan keadilan.

Tidak ada petugas polisi, pemadam kebakaran, atau paramedis yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat. Tidak ada juga layanan atau utilitas publik, seperti listrik, air, pembuangan limbah, pengumpulan sampah, atau perawatan kesehatan.

Penduduk harus menemukan cara mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan mengatasi lingkungan yang keras.

Mereka menggunakan panel surya atau generator untuk mendapatkan listrik, menggali sumur atau mengangkut air dari kota terdekat, membakar atau mengubur sampah, dan mengobati penyakit mereka dengan pengobatan rumahan atau sumbangan dari badan amal.

Mereka juga harus berurusan dengan suhu ekstrem, badai debu, serangga, ular, dan satwa liar lainnya yang menghuni gurun.

Slab City tempat tanpa hukum bukanlah tempat yang cocok untuk semua orang. Beberapa orang menyukainya dan tinggal di sana selama bertahun-tahun, sementara yang lain membencinya dan pergi setelah beberapa hari.

Beberapa orang menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam kebebasan dan kesederhanaan Kota Slab, sementara yang lain menghadapi kesepian dan kesengsaraan dalam keterasingan dan kemiskinan Kota Slab.

Beberapa orang membentuk persahabatan dan komunitas di Kota Slab, sementara yang lain menghadapi konflik dan kekerasan di Kota ini.

Slab City adalah fenomena unik dan menarik yang menentang norma-norma masyarakat. Ini adalah tempat di mana orang dapat hidup tanpa hukum atau batasan, tetapi juga tanpa keamanan atau kenyamanan.

Ini adalah tempat di mana orang dapat menciptakan realitas mereka sendiri, tetapi juga menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Ini adalah tempat di mana orang dapat mengalami yang terbaik dan terburuk dari kemanusiaan.

Slab City tempat tanpa hukum sering disebut sebagai “tempat bebas terakhir di Amerika”, tetapi apa arti kebebasan yang sebenarnya?

Apakah tidak adanya aturan dan batasan, atau adanya hak dan tanggung jawab? Apakah itu kemampuan untuk melakukan apa pun yang diinginkan, atau kesempatan untuk melakukan apa yang dibutuhkan? Apakah itu pelarian dari peradaban, atau partisipasi dalam masyarakat?

Ini adalah beberapa pertanyaan untuk Slab City tempat tanpa hukum atau kepada siapa pun yang mengunjungi atau tinggal di sana. Jawabannya bisa beragam, tergantung pada perspektif dan preferensi seseorang.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel