Terry Fox: Kisah Penderita Kanker yang Lari Maraton 5 Ribu Km

Terry Fox: Kisah Penderita Kanker yang Lari Maraton 5 Ribu Km

Kisah Penderita Kanker yang Lari Maraton 5 Ribu Km

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Ini tentang kisah penderita kanker yang lari maraton 5 ribu km lebih, yap… Terry Fox, seorang atlet, aktivis kemanusiaan, dan pendukung penelitian kanker asal Kanada.

Meskipun kehilangan satu kakinya akibat kanker saat berusia 18 tahun, Terry tidak menyerah pada mimpinya untuk menemukan obat kanker.

Ia memulai sebuah aksi luar biasa yang disebut Marathon of hope, yaitu berlari melintasi Kanada dari timur ke barat, sambil menggalang dana dan kesadaran untuk penelitian kanker.

Sayangnya, perjalanan Terry terhenti ketika kanker menyebar ke paru-parunya. Ia meninggal dunia pada tahun 1981, sembilan bulan setelah ia menghentikan larinya.

Namun, semangat dan warisannya tetap hidup hingga kini, melalui acara tahunan Terry Fox Run yang diikuti oleh jutaan orang di lebih dari 60 negara.

Sebuah kisah penderita kanker yang lari maraton 5 ribu km lebih ini selengkapnya akan dibahas dalam artikel ini, bagaimana ia menghadapi kanker, apa motivasinya untuk melakukan Marathon of hope, dan apa dampaknya bagi dunia.

Kisah Penderita Kanker yang Lari Maraton 5 Ribu Km

Terry Fox: Kisah Penderita Kanker yang Lari Maraton 5 Ribu Km - Terry
Image from Kitchener Citynews

Mari mulai kisah penderita kanker yang lari maraton 5 ribu km, Terry Fox lahir pada tanggal 28 Juli 1958 di Winnipeg, Manitoba, Kanada. Ia adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Keluarganya pindah ke Surrey, British Columbia pada tahun 1966, kemudian menetap di Port Coquitlam pada tahun 1968.

Ia memiliki bakat dalam olahraga, terutama lari jarak jauh dan bola basket. Ia bersekolah di Port Coquitlam High School, yang kini dinamai menurut namanya, dan Simon Fraser University.

Sebagai remaja aktif, dia berlari lintas negara dan bermain basket di perguruan tinggi, jadi Ketika ia mulai mengalami nyeri lutut, dia tidak terlalu memikirkannya sampai rasa sakitnya menjadi begitu parah sehingga dia akhirnya menemui dokternya.

Kabar buruk menimpanya, tepatnya pada bulan Maret tahun 1977, saat kuliah di Simon Fraser University, Terry didiagnosis menderita kanker tulang sarkoma osteogenik, yaitu jenis kanker tulang yang agresif.

Dokter mengatakan kepadanya bahwa jika ia ingin tetap hidup, kaki kanannya perlu diamputasi di atas lutut. Tiga minggu setelah operasinya, Terry belajar berjalan dengan bantuan kaki palsu. Namun, jalan menuju pemulihan sama sekali tidak mudah baginya.

Waktu yang dihabiskannya dalam masa pemulihan membekas dalam dirinya yang tidak dapat dipulihkan. Ia menyaksikan penderitaan yang belum pernah ia temui sebelumnya: jeritan pasien kanker di sekitarnya dan tubuh-tubuh muda yang dulunya kuat dan sehat, kini direnggut oleh kanker.

Ia merasa prihatin dan marah dengan kondisi mereka, dan bertekad untuk melakukan sesuatu untuk membantu mereka. Ia terinspirasi oleh kisah Dick Traum, seorang atlet Amerika yang menjadi orang pertama yang menyelesaikan maraton dengan menggunakan kaki palsu.

Terry punya ide untuk berlari melintasi Kanada, dari Samudra Atlantik di timur hingga Samudra Pasifik di barat, sambil mengumpulkan dana untuk penelitian kanker.

Ia menamai aksinya sebagai Marathon of hope, dan berharap bisa mengumpulkan satu dolar dari setiap penduduk Kanada, yang saat itu berjumlah sekitar 24 juta orang.

Dua tahun setelah operasinya, untuk mempersiapkan diri, Terry berlatih keras setiap hari, berlari total sejauh 5.850 km selama 15 bulan. Beberapa hari, ia berlari hingga kakinya terasa sakit dan berdarah, tetapi ia tidak berhenti berlari setiap hari selama 101 hari hingga ia dapat berlari sejauh 42 km per hari.

Sebelum memulai lari matatonnya, Terry menulis surat kepada adidas untuk meminta sponsor sepatu. Surat tersebut sampai dan untuk mendukung misinya tersebut, adidas mengirimkan 26 pasang sepatu Orion.

Marathon of hope dimulai pada tanggal 12 April 1980 di St. John’s, Newfoundland dan Labrador, titik paling timur Kanada. Terry mencelupkan kakinya ke dalam air laut, mengambil sedikit air sebagai kenang-kenangan, dan memulai larinya dengan langkah pasti.

Ia berencana untuk berlari sejauh 42 kilometer setiap hari, setara dengan jarak satu maraton penuh. Namun, di awal perjalanannya, Terry tidak mendapatkan banyak perhatian atau dukungan dari masyarakat.

Banyak orang yang menganggapnya gila atau tidak mungkin berhasil. Hanya sedikit orang yang menyumbang uang untuk aksinya. Terry tidak patah semangat, ia terus berlari melewati Nova Scotia, Pulau Pangeran Edward, dan New Brunswick, dengan cuaca yang berubah-ubah, jalan yang berliku, dan tubuh yang lelah.

Ketika Terry mencapai Quebec, provinsi terbesar di Kanada, ia mulai mendapatkan lebih banyak simpati dan dukungan dari masyarakat. Banyak orang yang menyambutnya dengan hangat, memberinya semangat, dan menyumbang uang untuk Marathon of hope.

Terry juga mendapatkan perhatian dari media, yang meliput kisah dan tujuannya. Ia menjadi bintang nasional, dan diundang untuk bertemu dengan tokoh-tokoh penting, seperti pengusaha, atlet, dan politisi. Ia juga mendapatkan dukungan dari selebriti, seperti Wayne Gretzky, Rick Hansen, dan Celine Dion.

Terry berhasil menyelesaikan setengah dari perjalanannya, yaitu sekitar 2.700 kilometer, ketika ia tiba di Ontario, provinsi terpadat di Kanada. Di sana, ia disambut oleh ribuan orang yang antusias dan kagum dengan prestasinya.

Ia juga mendapatkan banyak sumbangan, yang membuat total dana yang terkumpul mencapai jutaan dolar. Terry merasa senang dan bangga, tetapi ia juga merasakan sakit di dadanya. Ia mengira itu akibat kelelahan, dan berusaha untuk mengabaikannya. Ia terus berlari, dengan harapan bisa mencapai tujuan akhirnya di British Columbia, provinsi asalnya.

Namun, pada tanggal 1 September 1980, Terry tidak bisa melanjutkan larinya. Ia merasakan sakit yang tak tertahankan di dadanya, dan terjatuh di pinggir jalan, di luar kota Thunder Bay, Ontario.

Ia dilarikan ke rumah sakit, dan mendapatkan kabar buruk bahwa kankernya telah menyebar ke paru-parunya. Ia harus menghentikan Marathon of hope, setelah berlari selama 143 hari dan menempuh 5.373 kilometer.

Ia mengumumkan keputusannya kepada publik dengan sedih, tetapi ia juga berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukungnya. Ia berharap bahwa orang-orang akan terus menyumbang untuk Marathon of hope, dan ia berjanji bahwa ia akan kembali berlari setelah sembuh.

Sayangnya, Terry tidak pernah sembuh. Meskipun ia menjalani berbagai pengobatan, kondisinya semakin memburuk. Ia meninggal dunia pada tanggal 28 Juni 1981, di usia 22 tahun.

Sebelum kematiannya, ia mendapatkan penghargaan tertinggi dari pemerintah Kanada, yaitu Companion of the Order of Canada. Ia juga dua kali dinobatkan sebagai Tokoh Tahun Ini oleh The Canadian Press. Ia dianggap sebagai pahlawan nasional, dan memiliki banyak bangunan, patung, jalan, dan taman yang dinamai menurut namanya di seluruh negeri.

Itulah kisah penderita kanker yang lari maraton 5 ribu km lebih. Kisah Terry Fox adalah kisah yang menginspirasi dunia.

Dengan tekad dan semangatnya, ia berhasil melakukan hal yang luar biasa, yaitu berlari melintasi Kanada dengan satu kaki, sambil berjuang melawan kanker dan membantu orang lain yang menderita penyakit yang sama.

Meskipun ia tidak berhasil menyelesaikan Marathon of hope, ia berhasil mengumpulkan lebih dari 24 juta dolar untuk penelitian kanker, dan melampaui targetnya.

Ia juga berhasil menyentuh hati dan pikiran jutaan orang di seluruh dunia. Kisah penderita kanker yang lari maraton 5 ribu km lebih ini menjadi simbol harapan, keberanian, dan kebaikan. Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berlari, berdonasi, dan berkontribusi untuk mencari obat kanker.

Setiap tahun, pada bulan September, yang disebut sebagai Bulan Terry Fox, jutaan orang di lebih dari 60 negara mengikuti acara Terry Fox Run, yaitu lari amal yang meniru Marathon of hope, dengan tujuan yang sama, yaitu mengumpulkan dana untuk penelitian kanker. Hingga kini, lebih dari 800 juta dolar telah terkumpul atas nama Terry Fox.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel