Kenapa Orang Belum Menikah Tidak Boleh Kasih Angpao?

Kenapa Orang Belum Menikah Tidak Boleh Kasih Angpao?

kenapa orang belum menikah tidak boleh kasih angpao

DAFTAR ISI

Tradisi memberikan angpao saat Imlek memiliki makna yang mendalam dalam budaya Tionghoa. Umumnya, angpao diberikan oleh orang dewasa yang sudah menikah karena beberapa alasan, salah satunya adalah faktor finansial.

Pada beberapa kesempatan, ada yang bertanya kenapa orang belum menikah tidak boleh kasih angpao. Benarkah orang yang masih lajang tidak boleh memberi angpao saat Imlek?

Apa alasannya dan apakah boleh memberi angpao walaupun seseorang belum menikah. Mari ketahui jawabannya melalui artikel ini.

Alasan kenapa orang belum menikah tidak boleh kasih angpao

Kenapa Orang Belum Menikah Tidak Boleh Kasih Angpao? - angpao
pngtree

Dalam tradisi Tionghoa, angpao biasanya diberikan oleh pasangan yang sudah menikah sebagai simbol membagikan rezeki dan kebahagiaan.

Sudah menikah juga dianggap sebagai tanda bahwa orang telah mandiri dan tidak lagi bergantung pada orang tua. Di samping itu, memberikan angpao juga bisa menunjukkan bahwa seseorang telah mapan.

Orang yang belum menikah dianggap belum memiliki tanggung jawab untuk membentuk keluarga dan kewajiban finansial terhadap keluarga. Alasan kenapa orang belum menikah tidak boleh kasih angpao berkaitan dengan status pernikahan dan kewajiban finansial pada keluarga.

Jika mereka melanggar aturan ini dan tetap memberikan angpao, dikhawatirkan mereka akan mengalami kesulitan dalam menemukan jodoh.

Apakah orang yang belum menikah boleh memberi angpao? Bagaimana jika seseorang yang belum menikah tetapi sudah mapan memberi angpao?

Dikutip dari China Highlights, sebenarnya tidak ada larangan bagi orang dewasa yang belum menikah jika berkenan memberikan angpao ke kerabat. Ini tergantung situasi dan keinginan. Jadi, jika seseorang yang masih lajang mau memberikan angpao sebagai cara untuk mengirimkan ucapan selamat, tetap diperbolehkan.

Pilihan untuk memberikan angpao atau tidak tergantung pada situasi dan keinginan masing-masing orang. Pertimbangannya adalah tradisi dan kepercayaan yang diyakini.

Syarat memberi angpao atau menerimanya

Amplop angpao berwarna merah

Amplop yang digunakan untuk memberi angpao adalah amplop berwarna merah. Dalam tradisi Tionghoa, warna merah adalah simbol dan harapan untuk kemakmuran maupun hal-hal baik lainnya.

Tak hanya itu, warna merah dipercaya bisa mengusir hal-hal buruk dan menyerap energi positif untuk kebaikan seseorang. Pada saat Imlek, angpao adalah bagian dari perayaan yang khas selain lampion, maupun kudapan khas Imlek.

Angka angpao yang bagus

Hindari angka 4

Jangan memberikan angpao isi uang dengan angka nominal 4. Pada tradisi Asia Timur secara umum, termasuk Tionghoa angka 4 merupakan angka yang kurang bagus karena pelafalannya mirip dengan ‘kematian’.

Angka 4 sering dihindari karena pelafalan angka 4 (shi, 四) dalam bahasa Mandarin memiliki arti yang sama dengan kata “mati” (shi wang, 死亡).

Oleh karena itu, angka 4 sering dianggap sebagai simbol dari kesialan atau ketidakberuntungan. Dalam konteks angpao, menghindari angka 4 juga merupakan bagian dari tradisi dan etika.

Gunakan angka genap

Selain tidak boleh angka 4, pemberi angpao juga harus menghindari angka ganjil. Walaupun 4 adalah bilangan genap, tetapi angka ini harus dihindari karena merupakan simbol dari ketidakberuntungan.

Dalam budaya Tionghoa, nominal uang dalam angpao sebaiknya genap. Alasannya adalah angka genap dianggap membawa keberuntungan, sedangkan angka ganjil biasanya digunakan untuk donasi pembangunan atau pemakaman dan dianggap tidak menguntungkan.

Oleh karena itu, nominal genap seperti 2, 6, 8, dan seterusnya lebih sering digunakan.

Tidak dititipkan

Angpao sebaiknya diberikan pada penerimanya secara langsung dan tidak melalui perantara. Pasalnya, ada hubungan yang tercipta ketika pembagian angpao terjadi. Selain itu, memberikannya secara langsung pada penerima bisa mempererat hubungan di antara orang-orang yang terlibat.

Diberikan oleh pasangan yang sudah menikah

Umumnya, angpao diberikan oleh seseorang yang sudah menikah kepada kerabat mereka, dan bahkan kepada orang lain. Sebab berbagi angpao pada dasarnya merupakan bentuk rasa syukur akan rezeki. Selain itu, berbagi angpao adalah simbol kebahagiaan dari sebuah keluarga.

Di samping itu, pemberian angpao dari orang yang sudah menikah mencerminkan tanggung jawab finansial pada keluarga.

Sebenarnya, tidak ada larangan bagi seseorang yang belum menikah untuk memberi angpao. Walau demikian, ada kekhawatiran jika mereka akan kesulitan memperoleh jodoh. Namun, jika memahami bahwa angpao melibatkan simbol-simbol, pilihan memberi ada di tangan masing-masing.

Gunakan dua tangan saat memberi atau menerima angpao

Pegang amplop angpao dengan dua tangan. Penggunaan dua tangan berlaku saat memberi atau menerima angpao. Dalam tradisi, dua tangan adalah simbol penghormatan dari si pemberi dan si penerima. Artinya, angpao juga melibatkan etika dari kedua pihak.

Hindari membuka angpao langsung di depan pemberi

Membuka angpao di depan orang yang memberikannya dianggap tidak sopan dan tidak mengormati si pemberi. Alasannya adalah privasi dari isi angpao berapapun jumlahnya. Mengetahui isi angpao berpeluang mengundang komentar, meski itu komentar baik sekalipun.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel