Mengenal Good Girl Syndrome, Keinginan untuk Menyenangkan Orang Lain

Mengenal Good Girl Syndrome, Keinginan untuk Menyenangkan Orang Lain

good girl syndrome

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Merasa sulit mengendalikan diri dengan selalu berkata iya kepada orang lain. Mungkin itu salah satu tanda kamu mengidap good girl syndrome.

Secara singkat, good girl syndrome adalah perasaan untuk ingin dianggap sempurna oleh orang lain dengan mengikuti ekspektasi mereka. Seturut namanya, biasanya dialami oleh perempuan muda.

Tanpa disadari, selalu menuruti norma sosial, menghindari konflik dengan terus berkata iya dan berusaha untuk selalu menyenangkan orang lain, ternyata memberi dampak buruk loh terhadap mental seseorang. 

Yuk cari tahu lebih lanjut seperti apa bentuknya, ciri-ciri dan cara menghindarinya.

Good Girl Syndrome adalah hasrat untuk tampil tanpa cela

Good girl syndrome adalah
Unsplash/ Diana Polekhina

Good girl syndrome adalah sebuah istilah yang menggambarkan situasi ketika seorang perempuan terlalu terobsesi menjadi sempurna di mata orang lain di sekitarnya. Namun, dampak buruknya ia menjadi tidak peduli dengan dirinya sendiri.

Sebagian dari kita mungkin merasa senang membuat orang lain senang. Sayangnya, perasaan yang dianggap baik tersebut, justru jika terlampau menuntutmu untuk terus membuat orang lain senang, itu tandanya kamu mengalami good girl syndrome.

Melansir Marks Psychiatry, good girl syndrome erat dengan pelabelan gender dalam tumbuh kembang anak perempuan. Situasi ini selalu disangkut pautkan pada situasi yang seringkali disalah artikan dari keinginan orang tua agar anaknya diterima oleh masyarakat. Sehingga membuat anak perempuan cenderung diberikan ekspektasi tinggi untuk memenuhi standar kepatutan di masyarakat.

Secara umum sindrom ini, diartikan sebagai sebuah sikap dimana seorang perempuan selalu memaksakan dirinya untuk selalu bersikap baik dan menyenangkan orang lain. Namun, tanpa menyampingkan perasaan dan haknya sendiri.

Ciri-ciri good girl syndrome

Berikut ini ciri-ciri seseorang yang mengidap good girl syndrome. 

  • Sulit menolak permintaan orang lain dengan terus berkata “iya” saat di minta pertolongan. 
  • Takut membuat orang lain merasa sedih, kesal, apalagi kecewa.
  • Selalu menghindari konflik. 
  • Takut salah bicara, karena merasa akan menyakitkan orang lain. 
  • Selalu ingin menyenangkan orang lain.
  • Menaati setiap aturan tanpa mempertimbangan kenyamanan diri sendiri. 
  • Memiliki obsesi untuk menjadi orang baik.
  • Tidak mau menunjukkan kekurangan sedikitpun alias perfeksionis.
  • Selalu menghindari kritik dengan terus bermain di zona aman.

Penyebab good girl syndrome

Pola asuh orang tua

Salah satu penyebab good girl syndrome adalah cara orang tua mendidik anak. Pola asuh yang diterapkan dalam lingkungan keluarga dapat memiliki dampak besar terhadap pembentukan karakter anak. Pola asuh otoriter, menjadi salah satu penyebab yang dapat membantu anak mengidap good girl sindrom. 

Pola asuh otoriter adalah gaya mendidik dengan menuntut anak untuk selalu berperilaku sesuai ekspektasi orang tua, dan jika tidak diikuti akan dihukum. Pola ini akan membuat anak tumbuh dengan sikap patuh yang berlebihan dan ter-mindset untuk terus berperilaku baik agar disenangi. 

Faktor sosial budaya 

Selanjutnya adanya tekanan dari masyarakat dan norma sosial dapat menjadi salah satu penyebab munculnya good girl sindrom. Contohnya saja, sudah sejak lama perempuan yang baik dinilai sebagai manusia yang lemah lembut dan berpribadi yang sopan. 

Sehingga jika memiliki sifat sebaliknya dinyatakan akan dicap tidak baik. Adanya budaya yang telah melekat mengenai penilaian perempuan yang baik inilah, salah satu penyebab yang dapat memudahkan tumbuhnya good girl sindrom. 

Pengalaman pribadi

Tidak hanya faktor eksternal, faktor internal dari pengalaman pribadi ternyata juga bisa menjadi salah satu penyebab munculnya good girl sindrom. Pengalaman tidak menyenangkan seperti trauma atas penolakan diri. Dapat memicu keinginan seseorang untuk terus ingin menyenangkan orang lain sebagai cara untuk mendapatkan penerimaan dan pengakuan oleh lingkungan.

Cara mengatasi good girl syndrome

Belajar untuk berkata tidak

Terlihat mudah tapi ternyata sulit untuk dilakukan. Sebagian orang merasa, menolak suatu permintaan adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Namun sadar atau tidak jika terus menerus bilang iya atas permintaan orang lain tanpa mempertimbangkan diri sendiri bukanlah hal yang baik untuk kesehatan mental. 

Hindari perasaan bersalah dalam jangka panjang

Perasaan bersalah adalah perasaan yang tidak mengenakkan bagi siapapun. Merasa bersalah atas sesuatu dalam jangka waktu yang panjang, tentu tidak baik bagi mental. Oleh karena itu mulailah untuk tidak terus menerus merasa bersalah atas perbuatan yang pernah kamu lakukan. Ubah mindsetmu bahwa melakukan satu kesalahan adalah hal wajar, tapi tetap bukan hal yang diwajarkan untuk dilakukan berulang. 

Cintai diri sendiri

Jika kamu termasuk dari ciri-ciri good girl sindrom yang telah disebutkan di atas, itu tandanya kamu kurang mencintai diri sendiri. Terdengar sederhana, namun ini adalah hal penting yang seringkali dilupakan banyak orang. Dengan kamu mencintai diri sendiri kamu akan lebih merasa bahwa kamu memiliki pilihan yang didasarkan atas dirimu tanpa pertimbangan orang lain.

Bangun rasa percaya diri 

Bukan hanya tidak mencintai diri sendiri, jika kamu termasuk good girl sindrom itu artinya kamu juga memiliki rasa kepercayaan diri yang rendah. Bangun rasa percaya dirimu dengan bertindak dengan sesuai suara hati. Selain itu, dengan kamu membangun rasa percaya diri kamu akan bisa berani mempertahankan hakmu atas orang lain.

Walaupun terkadang membuat orang lain senang itu bisa menjadi salah satu cara untuk mencari kesenangan diri sendiri. Tapi sesuatu yang berlebihan itu tidak baik dan perlu untuk dihindari. Yuk mulai untuk lebih mencintai diri sendiri. 

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel