Perkembangan Hak Siar Liga Inggris di Indonesia, Meski Mahal Tak Pernah Sepi Peminat

Perkembangan Hak Siar Liga Inggris di Indonesia, Meski Mahal Tak Pernah Sepi Peminat

Hak Siar Liga Inggris di Indonesia

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Jika berbicara tentang hak siar liga Inggris di Indonesia—yang terkenal mahal itu—, maka salah satu hal yang perlu diketahui ialah terkait sejarah penyiaran kompetisi yang disebut-sebut sebagai liga terbaik dunia ini.

Pembentukan English Premier League (EPL) pada awalnya memang tidak dapat dipisahkan dari masifnya perkembangan hak siar liga Inggris hingga saat ini.

Tujuan para para klub top Inggris saat itu untuk ‘mengeksklusifkan’ diri mereka dari klub-klub Football League lainnya yang lebih kecil sebagian besar dilatarbelakangi oleh motif ekonomi, di mana pemasukan hak siar menjadi salah satu rencana utama dan jangka panjang EPL.

Pemasukan dari Hak Siar Liga Inggris

Perkembangan Hak Siar Liga Inggris di Indonesia, Meski Mahal Tak Pernah Sepi Peminat -
Gambar: twitter/@Football_BM

Hak siar sendiri merupakan salah satu elemen terpenting dalam industri sepak bola saat ini, utamanya pada kompetisi-kompetisi terbaik dunia yang didominasi oleh benua biru.

Berkat hak siar, penonton dari berbagai penjuru dunia dapat menikmati tayangan-tayangan sepak bola berkualitas. Sementara dari sisi pelaku industri sepak bola, hak siar dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan.

Dikutip dari The Athletic, total pemasukan dari hak siar yang diterima Premier League selama periode 2022-2025 diperkirakan akan mencapai 5 miliar Pounds (hak siar Britania Raya) dan 5,05 miliar Pounds (hak siar internasional).

Keuntungan tersebut dihasilkan lewat popularitas Premier League di banyak negara. Kualitas serta iklim super kompetitif yang ditawarkan kompetisi ini menjadi salah satu sebab utamanya.

Selain ‘big six’, kehadiran klub-klub lain seperti Newcastle United, Brighton & Hove Albion, atau Aston Villa saat ini, membuat pamor Premier League tidak memperlihatkan tanda-tanda penurunan, terlepas dari dominasi Manchester City dalam 7 tahun terakhir.

Asia sebagai Pasar Menjanjikan

Perkembangan Hak Siar Liga Inggris di Indonesia, Meski Mahal Tak Pernah Sepi Peminat - 3825
Gambar: The Guardian

Benua Asia bisa dibilang merupakan tempat di mana kompetisi terbaik sepak bola Inggris mendapatkan popularitas terbesarnya. Laporan BBC menyebutkan bahwa separuh dari penggemar Premier League secara global berada di kawasan Asia-Pasifik.

Selain Tiongkok dan India, kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu tempat dengan fanbase liga Inggris terkuat di Asia. Dikutip dari Sportfive Magazine, sebanyak 56 persen pangsa pasar suporter sepak bola Asia Tenggara merupakan para penggemar Premier League.

Indonesia menjadi salah satu tempat di mana pasar Premier League Asia Tenggara cukup menjanjikan. Chief Financial Officer (CFO) layanan streaming Vidio, William Djumadi, mengatakan bahwa terdapat sekitar 150 juta penayangan (play) Premier League dari 9 juta penggemar pada musim 2022/23.

Seperti diketahui bahwa hak siar liga Inggris di Indonesia saat ini dipegang oleh EMTK Group, yang menayangkan siaran langsung Premier League lewat Vidio (380 pertandingan) serta stasiun televisi SCTV (2-4 pertandingan per pekan).

Dilansir dari Asumsi, sebelum Vidio, sudah ada 8 stasiun TV swasta serta 6 layanan berbayar yang pernah menyiarkan liga Inggris bagi pemirsa tanah air. Lalu, siapa saja pihak yang pernah menjadi pemegang hak siar liga Inggris di Indonesia?

Perkembangan Hak Siar Liga Inggris di Indonesia

Awalnya Gratis

Perkembangan Hak Siar Liga Inggris di Indonesia, Meski Mahal Tak Pernah Sepi Peminat -
Gambar: Youtube/Melintas

Penayangan liga Inggris di Indonesia dimulai pada musim 1989/90. Stasiun televisi RCTI saat itu menayangkan kasta teratas liga Inggris tiap hari Sabtu malam.

Pada 1993, atau setahun memasuki era Premier League, hak siar liga Inggris di Indonesia berpindah tangan ke stasiun SCTV dan ANTV yang melakukan penyiaran secara bergantian. SCTV mendapat jatah di hari Sabtu malam dan ANTV pada Minggu malam.

Memasuki musim 1996/97, SCTV tetap menayangkan Premier League hingga musim 2000/01. Setahun kemudian, stasiun TPI sempat mengambil alih kepemilikan izin hak siar liga Inggris di Indonesia.

Setelahnya, stasiun TV7 (saat ini dikenal sebagai Trans 7), melanjutkan kepemilikan hak siar liga Inggris di Indonesia hingga musim 2006/07. Setelah 17 tahun pemirsa Indonesia dapat menyaksikan tayangan-tayangan liga Inggris secara gratis, sebuah perusahaan TV satelit asal Malaysia mengambil alih kepemilikan hak siar secara eksklusif.

Era Berlangganan

Perkembangan Hak Siar Liga Inggris di Indonesia, Meski Mahal Tak Pernah Sepi Peminat - Blog 36
Gambar: Blog Vidio

Layanan televisi berbayar bernama Astro membeli hak siar liga Inggris untuk 3 musim ke depan. Dikutip dari Asumsi, meskipun di tahun pertama Astro sukses menarik sekitar 70-80 ribu pelanggan, namun strategi bisnis mereka memancing kecaman serta kekecewaan dari banyak penonton liga Inggris.

Stasiun lokal, Lativi (saat ini dikenal sebagai tvOne), sempat membeli hak siar liga Inggris di Indonesia dari Astro. Namun, 2 tahun penyiaran Premier League oleh Lativi lebih banyak diisi oleh laga-laga tim kecil.

Astro sendiri sempat bekerja sama dengan operator TV berbayar Indonesia, KMA, dan tampil dengan brand baru bernama Aora (Astro Nusantara) pada musim 2008/09. Namun, status Aora sebagai pemegang hak siar liga Inggris di Indonesia hanya bertahan setahun.

Selanjutnya, dari musim 2010/11 sampai 2012/13, MNC Group menjadi pemegang hak siar liga Inggris di Indonesia. Laga-laga Premier League saat itu dapat disaksikan di stasiun Global TV dan MNCTV, serta lewat TV kabel Indovision.

Perusahaan media multinasional asal Qatar, beIN Sport, masuk ke Indonesia dan menggandeng beberapa layanan TV kabel seperti OrangeTV, Nexmedia, TransVision, UseeTV, serta MNC Sky Vision dan MNC Play Media sebagai bagian kesepakatan dengan MP & Silva (pemegang hak siar Premier League di 51 teritori saat itu).

TelkomVision (saat ini dikenal sebagai TransVision) dan K-vision juga turut dalam kerja sama ini. BeIN sendiri menayangkan berbagai konten Premier League melalui 3 channel, yaitu beIN Sport 1, beIN Sport 2, dan beIN Sport 3. Kepemilikan mereka atas hak siar liga Inggris berlangsung hingga musim 2018/19.

Selama periode tersebut, beberapa stasiun televisi Indonesia juga sempat menanyangkan liga Inggris melalui kerja sama sublisensi dengan beIN Sport. Beberapa di antaranya seperti RCTI dan MNCTV (2016-2019), SCTV (2013-2016), serta Indosiar (2013-2016).

Pada 2019, layanan video on demand yang terafiliasi dengan Grup Djarum, Mola TV, resmi memegang hak siar liga Inggris di Indonesia untuk 3 musim ke depan, atau hingga 2022. Di sini, stasiun televisi nasional TVRI digandeng untuk menayangkan pertandingan Premier League secara gratis, meskipun hanya laga-laga tim kecil tiap akhir pekan.

Pada 2022, Mola TV secara resmi mengumumkan bahwa mereka tidak akan memperpanjang lisensi kepemilikan hak siar liga Inggris di Indonesia.

Kemudian, EMTK hadir sebagai pemegang baru hak siar liga Inggris di Indonesia untuk 3 tahun selanjutnya, dimulai dari musim 2022/23, melalui Vidio, SCTV, O’Channel, Champions TV, dan NEX Parabola.

Demikian ulasan terkait perkembangan hak siar liga Inggris di Indonesia. Kualitas yang dihadirkan salah satu liga sepak bola paling populer di dunia ini memang tidak dapat diragukan lagi.

Ditambah dengan minat konsumen yang tak pernah surut, membuat menjadi tidak mengherankan jika Premier League memiliki reputasi sebagai salah satu kompetisi dengan harga hak siar termahal dari tahun ke tahun.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel