5 Hal yang Berpotensi Menyebabkan Kematian Pendaki di Gunung

5 Hal yang Berpotensi Menyebabkan Kematian Pendaki di Gunung

penyebab kematian di gunung

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Beberapa tahun belakangan ini, pendakian gunung menjadi hobi baru anak muda Indonesia. Entah memang hobi maupun ikut–ikutan trend saja.

Mendaki gunung adalah salah satu dari sekian banyak olahraga ekstrim dan berat. Oleh karena itu, ketahanan fisik dan juga mental perlu disiapkan secara matang. Mengingat, jalur yang akan dilewati seorang pendaki akan sangat terjal.

Tak hanya itu, di sepanjang jalur, pendaki akan dihadapkan dengan berbagai macam rintangan. Mulai dari kondisi trek yang licin, cuaca di atas gunung yang tidak bisa ditebak, hingga ancaman yang ada di dalam hutan. Kemudian, segala peralatan dan barang bawaan yang sekiranya diperlukan harus di cek terlebih dahulu mulai dari kondisi hingga fungsi dari alat yang akan dibawa.

Banyak sekali pendaki yang meremehkan olahraga pendakian gunung, sehingga tidak memperhatikan keamanan dan kenyamanan mereka pada saat pendakian.

Tak sedikit pendaki yang sok-sokan mendaki gunung padahal persiapan yang mereka lakukan sangatlah kurang hingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan baik setelah berada di puncak atau bahkan pada saat proses pendakian.

Kematian merupakan kejadian yang sering terjadi karena kurangnya persiapan dan mendaki gunung hanya bermodalkan yakin doang. Ada beberapa hal yang berpotensi mengakibatkan kematian pendaki gunung.

Manajemen Logistik yang Buruk

Mendaki gunung biasanya membutuhkan waktu beberapa hari oleh karena itu sangat diperlukan ketereampilan manajemen logistik yang baik. Tujuannya tentu mencukupi selama proses pendakian.

Jumlah makanan yang kita bawa harus benar-benar dihitung serta dipastikan jumlah dan ketersediaannya. Ini perlu untuk memastikan setiap pendaki memperoleh asupan nutrisi yang cukup.

Biasanya, kasus kematian karena manajemen logistik yang buruk adalah kasus pendaki kelaparan dan kehabisan makanan pada saat di jalur pendakian.

Kelelahan

Kita tahu bahwa mendaki gunung merupakan aktivitas yang berat. Butuh fisik prima untuk melakukannya. Tak sembarang orang sanggup menaklukkan tantangan di gunung. Sering kali, pendaki memaksakan diri untuk mencapai puncak. Padahal, kuat secara fisik belaka tidak cukup.

Salah satu faktor yang sering diabaikan oleh para pendaki ialah menjaga kekuatan dan stamina agar sampai puncak. Kelelahan akan selalu menghantui. Sebaiknya, atur tenaga agar rasa lelah bisa dipulihkan. Pikir matang-matang jika tidak sanggup dan kembali pulang.

Mendaki sampai puncak memang sangat membanggakan dan melegakan. Tetapi, selamat sampai kembali ke tempat tinggal masing-masing juga lebih penting.

Hipotermia

Hipotermia disebabkan karena seseorang berada di lingkungan bersuhu rendah dalam waktu yang lama. Pertolongan pada hipotermia pada intinya adalah menciptakan lingkungan yang bisa menghangatkan korban. Hipotermia saja sudah berbahaya, apalagi dianggap sebagai kerasukan.

Minimnya literasi seorang pendaki sangat berbahaya bagi dirinya juga pendaki lain. Bayangkan saja, jika ada teman mendaki gunung yang terserang hipotermia kemudian dianggap kerasukan setan.

Salah satunya dengan mengganti pakaiannya jika basah dan memberi selimut yang tebal. Berdoa saja tidak cukup untuk meringankan hipotermia.

Sok Kuat dan Sok Jagoan

Mendaki dengan beberapa orang saja tentu sangat menyenangkan. Akan tetapi, sitiasi itu akan buyar ketika ada salah seorang pendaki yang bersifat egois dan sok-sokan. Sifat egois ini sangat mengganggu dan menjadi salah satu penyebab yang berpotensi kematian di atas gunung.

Orang dengan sifat seperti ini tidak akan memperdulikan keamanan orang lain bahkan keamanan dirinya sendiri. Memaksakan diri seharusnya menjadi hal yang sangat dihindari bahkan jika sudah berpengalaman sekalipun.

Tersesat

Penyebab kematian lainnya bisa disebabkan karena tersesat. Kita sering mendengar berita tentang orang tersesat di gunung. Peluang untuk selamat memang ada, tetapi tidak besar.

Tersesat juga bisa berarti kehilangan akses pada sumber pangan. Selain itu, mental juga akan terkuras karena desakan untuk bertahan hidup. Pahami beberapa hal soal cara bertahan hidup sampai bantuan datang.

Meskipun begitu, tidak banyak orang yang terpikir akan beberapa hal diatas yang sebenarnya bisa berakibat fatal bagi seorang pendaki gunung.

Itulah kenapa kondisi mental sangat penting dipersiapkan bagi para pendaki gunung. Sebaiknya pikir ulang jika ingin mendaki gunung. Apakah kondisi fisik sudah mumpuni dan apakah kondisi mental sudah siap? Ini penting jadi pertimbangan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel