Sediksi.com – Di balik tirai besi Uni Soviet, tragedi Chernobyl meninggalkan luka menganga yang tak kunjung sembuh. Ledakan reaktor nuklir pada tahun 1986 tak hanya merenggut nyawa 31 orang secara langsung, tetapi juga menorehkan jejak maut pada ribuah tubuh dan jiwa para korbannya yang terpapar radiasi.
Karena mungkin ini juga disebut-sebut sebagai salah satu bencana buatan manusia yang terburuk, apa yang terjadi pada tubuh korban Chernobyl setelah kejadian, atau bahkan berpuluk-puluh tahun kemudian pada orang yang terpapar radiasinya?
Kisah mereka akan selalu jadi pengingat pahit akan bahaya nuklir dan konsekuensi mengerikan yang tak terelakkan. Dalam tragedi ini, dua orang tewas dalam ledakan reaktor awalnya, material reaktor menyebar hingga ke Swedia dan Jepang, dan pada tahun 2005 terdapat lebih dari 6000 orang yang terpapar kanker tiroid akibat paparan radiasi dari ledakan tersebut.
Akan tetapi responden pertama dari bencana Chernobyl inilah yang terkena dampak terburuk, mereka adalah 29 petugas pemadam kebakaran, yang merespon ledakan dan kebakaran di reaktor no.4. Mereka semua meninggal dalam beberapa minggu kemudian setelah kejadian akibat paparan radiasi akut.
Dalam artikel ini Sediksi akan membahas apa yang terjadi pada tubuh korban Chernobyl, dari korban-korban awal yang meninggal langsung atau beberapa saat setelah kejadian, hingga korban yang terpapar radiasi dalam jangka yang panjang.
Yang Terjadi pada Tubuh Korban Chernobyl
Dua Korban Paling Pertama
Sebelum merenggut puluhan nyawa pada beberapa kejadian setelahnya, dua korban yang paling awal, utamanya yang pertama adaalah insinyur Valery Khodemchuk, dan setelahnya Volodymyr Shashenok yang saat itu sedang bekerja di lokasi pada saat ledakan awal dan sedang menjalankan beberapa tes.
Pada awalnya, Khodemchuk pergi ke ruang reaktor no.4 untuk memeriksa hasil tes, dan saat itulah reaktor melontarkan bola api bahan nuklir yang sangat besar ke atmosfer. Yang terjadi pada tubuh korban Chernobyl; Khodemchuk adalah jasadnya tidak pernah ditemukan.
Shashenok sebenarnya mencoba untuk menyelamatkan Khodemchuk, tetapi seperti yang bisa ditebak, itu tidak berhasil dan ini mendatangkan mala petaka bagi Shashenok.
Petugas bantuan pertama menemukan tubuh Shashenok di lokasi, dalam kondisi sangat terpapar radiasi dan terbakar akibat uap dan air. Menurut istri dari Shashenok saat tiba di rumah sakit untuk melihat suaminya itu berkata “itu sama sekali bukan suami saya, itu hanya luka melepuh.”
Sebelum meninggal setelah lima jam perawatan, ia bergumam seperti “saya mematikan voltase… saya sudah melakukan segalanya…”
Dua hari kemudian ia dimakamkan dan istrinya tidak hadir karena semua orang di daerah itu telah dievakuasi dan tidak ada yang memberitahunya waktu pemakaman.
Akan tetapi setahun kemudian, jasadnya dikremasi dan dipindahkan ke Pemakaman Mitinskoye, di mana ia ditempatkan di peti mati timbal, dan ditutup dengan beton untuk melindungi lingkungan dari tubuhnya yang teradiasi.
Yang Terjadi pada Petugas Pemadam Kebakaran Chernobyl
Paparan radiasi tingkat tinggi di Chernobyl meninggalkan luka fisik yang tak terbayangkan. Api dari ledakan awal Chernobyl meningkat hingga lebih dari 3.600 derajat Fahrenheit, dan para petugas pemadam kebakaran di tempat kejadian terpapar radiasi dengan dosis yang sangat mematikan.
Lentnan Kolonel Volodymyr Pravyk yang sedang bertugas memadamkan saat ledakan awal, dan pasukannya yang terdiri dari 13 orang petugas, dan kesemuanya terpapar radiasi, dan diantaranya ada yang sangat parah.
Pravyk dan timnya yang terdiri dari 5 orang lainnya; Nikolai Titenok, Viktor Kibenok , Vasily Ignatenko, Vladimir Tishura, dan Nikolai Vashchuck, naik ke atap untuk menyiramkan air ke dalam reaktor.
Mereka hanya bertahan selama satu jam saja sebelum otot-otot mereka melemah dan mulai muntah-muntah, dan pada akhirnya mereka juga harus diselamatkan.
Tim tersebut adalah 6 orang dari 29 petugas pemadam kebakaran lainnya yang meninggal dunia dalam menjalankan tugasnya.
Yang terjadi pada tubuh korban Chernobyl, utamanya Pravyk, dari apa yang dilaporkan The Guardian, mata cokelatnya membiru akibat paparan radiasi yang begitu kuat, sementara hasil otopsi terhadap sesama petugas lainnya (Nikolai Titenok) menunjukkan bahwa ia mengalami lecet pada jantungnya.
Dilaporkan bahwa peralatan yang mereka pakai saat menjalankan tugasnya saja sangat radioaktif, sehingga dibuang di ruang bawah tanah rumah sakit Pripyat dan tak bisa didekati tanpa pakaian hazmat dan alat bantu pernapasan yang disaring.
Dimakamkan dalam Peti Mati Timbal
Semua korban awal yang meninggal dalam bencana tragis ini, dimakamkan dalam peti mati timbal yang disegel dengan beton. Kenapa ini dilakukan? Timbal adalah bahan utama yang digunakan untuk memblokir radiasi dan juga beton, utamanya beton padat.
Ilmuwan terkenal yang memenangkan hadiah Nobel yakni Marie Curie juga dimakamkan di dalam peti mati timbal – pada tahun 1930-an – karena dia telah terpapar begitu banyak radiasi selama hidupnya.
Jadi menguburkan orang yang terpapar di dalam peti mati timbal adalah tindakan pencegahan terhadap orang yang sebelumnya terpapar radiasi dalam tingkat yang sangat parah.
Itulah dia ulasan tentang apa yang terjadi pada tubuh korban Chernobyl. Tragedi Chernobyl menjadi pengingat pahit akan bahaya nuklir dan konsekuensi mengerikan yang tak terelakkan. Kisah para korban adalah pengorbanan yang tak ternilai dan pelajaran berharga bagi seluruh dunia. Kita harus terus belajar dan berusaha agar tragedi serupa tak terulang kembali.
Namun, di balik tragedi ini, terdapat kisah ketahanan manusia yang luar biasa. Para korban dan pahlawan yang tanpa pamrih telah menunjukkan keberanian dan pengorbanan luar biasa dalam menghadapi tragedi ini. Kita harus terus menghormati mereka dan belajar dari kisah mereka agar masa depan yang lebih aman dan damai dapat tercipta.