Sediksi – Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengonfirmasi temuan kasus cacar monyet atau monkeypox di wilayahnya pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Kasus cacar monyet yang terjadi kali ini merupakan kasus kedua di Indonesia.
Sejauh ini, penyakit cacar monyet di Indonesia baru terdeteksi di daerah Jakarta.
Diketahui sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemkes) melaporkan kasus cacar monyet pertama di Indonesia terjadi pada tahun 2022.
Dengan adanya temuan kasus kali ini, masyarakat diminta untuk tidak panik dan lebih waspada jika mengalami gejala-gejala penyakit cacar monyet, mengingat penularannya di negara non endemis sudah cukup banyak.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah melakukan penanganan dengan melakukan pengobatan serta isolasi pasien yang terinfeksi virus Monkeypox.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan bahwa saat ini telah dilakukan penelusuran atau tracing orang-orang yang berkontak erat dengan pasien untuk mengantisipasi penularan lokal penyakit cacar monyet.
“Sejauh ini kami menemukan 5 kontak erat dan masih terus melakukan pemantauan serta membangun komunikasi dengan masing-masing kontak erat tersebut,” kata Dwi mengutip CNN Indonesia.
Apa itu cacar monyet?
Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis yang menular dari hewan ke manusia akibat adanya virus Monkeypox.
Penyakit tersebut kerap ditemukan di daerah Afrika Tengah dan Afrika Barat yang menjadi wilayah endemi virus Monkeypox.
Wabah cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 pada koloni monyet yang dipelihara untuk kepentingan penelitian.
Dalam perkembangannya, infeksi pertama cacar monyet yang menyerang manusia terjadi di Kongo pada tahun 1970.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai menerima laporan kasus penyakit cacar monyet di luar wilayah endemisnya pada Mei 2022.
Beberapa negara yang melaporkan temuan kasus cacar monyet di tahun 2022 yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, Belgia, Perancis, Jerman, Belanda, Italia, Swedia, Portugal, Spanyol, dan Inggris.
Meskipun sekilas bentuk cacar monyet mirip seperti cacar air, kedua jenis penyakit tersebut berbeda dari segi gejala dan tingkat keparahannya.
Penularan cacar monyet
Penyakit cacar monyet sebenarnya lebih sulit menular dari manusia ke manusia jika dibandingkan dengan cacar air.
Cacar air dapat menular melalui percikan cairan tubuh seperti saat penderitanya bersin atau batuk, sedangkan cacar monyet menyebar saat terjadi kontak erat antar manusia melalui pelukan, ciuman, maupun hubungan seksual.
Penularan lain juga bisa terjadi dengan menyentuh benda-benda yang terkontaminasi virus Monkeypox atau menyentuh luka pasien penderita cacar monyet.
Di sisi lain, umumnya tingkat keparahan cacar air jauh lebih ringan dibandingkan cacar monyet.
Rata-rata penderita cacar air dapat pulih dalam waktu 4-7 hari.
Sementara pasien cacar monyet butuh waktu lebih lama untuk sembuh yaitu sekitar 2-4 minggu.
Selain itu, berbeda dari cacar air, cacar monyet menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.
Dalam kasus yang cukup berat, cacar monyet bisa menyebabkan kematian dengan rasio 1 dari 10 orang yang terjangkit berisiko meninggal.
Sebagai langkah pencegahan, vaksin Jynneos diberikan dalam dua dosis terpisah untuk membentuk kekebalan tubuh dari virus Monkeypox.
Namun, produksi vaksin tersebut hingga kini masih terbatas.
Ciri-ciri dan gejala cacar monyet
Sementara itu, terdapat ciri-ciri dan gejala yang bisa dikenali ketika virus Monkeypox menginfeksi tubuh.
Virus biasanya menyerang tubuh dalam waktu 6 – 13 hari.
Ciri-ciri yang muncul dan dapat terlihat yaitu ruam kulit yang kemudian berkembang menjadi benjolan berisi cairan diawali pada bagian wajah dan mulut.
Ruam tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 1 – 3 hari yang diikuti dengan beberapa gejala umum cacar monyet.
Beberapa gejala yang dialami penderita cacar monyet:
- Demam tinggi hingga suhu lebih dari 38 derajat Celcius
- Sakit kepala
- Pembesaran kelenjar getah bening yang ada di bagian bawah rahang, leher, ketiak, dan selangkangan
- Sakit punggung
- Nyeri otot
- Tubuh terasa lemas
- Muncul benjolan berisi air maupun nanah di seluruh tubuh
Cara mencegah penularan cacar monyet
Untuk mencegah infeksi virus Monkeypox, masyarakat diminta lebih waspada dan segera memeriksakan diri ke fasilitas dan layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada penyakit cacar monyet.
Tenaga kesehatan akan melakukan beberapa rangkaian tes untuk mengetahui virus di dalam tubuh lewat tes darah, tes usap atau swab tenggorokan, dan tes biopsi kulit.
Lebih lanjut, berikut ini langkah-langkah untuk mencegah penularan cacar monyet.
- Mencuci tangan dengan air dan sabun secara rutin setelah kontak dengan manusia maupun hewan.
- Hindari kontak dengan hewan yang bisa membawa virus Monkeypox seperti primata dan pengerat, terutama di wilayah yang telah terkonfirmasi memiliki kasus cacar monyet.
- Masak daging secara benar hingga matang untuk mengantisipasi hewan yang dikonsumsi terjangkit virus.
- Hindari kontak langsung dengan pasien cacar monyet, termasuk menyentuh barang-barang pribadi pasien karena kemungkinan sudah terkontaminasi virus Monkeypox.