Cegah Diare pada Balita, Kemenkes Gratiskan Imunisasi Rotavirus

Cegah Diare pada Balita, Kemenkes Gratiskan Imunisasi Rotavirus

imunisasi-aditya-unsplash

DAFTAR ISI

Sediksi – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperluas cakupan penerima imunisasi Rotavirus (RV) secara gratis sebagai upaya pengendalian diare untuk balita.

Rotavirus menjadi salah satu penyebab diare pada anak-anak.

Berdasarkan data Kemenkes tahun 2020, penyebab kematian bayi dan balita tertinggi kedua di Indonesia disebabkan diare.

Selain menyebabkan kematian, bayi yang terkena RV rentan mengalami stunting.

Bulan Agustus 2023, pemerintah mulai mengupayakan agar imunisasi RV diberikan secara nasional, setelah sebelumnya diberikan bertahap di beberapa daerah beresiko tinggi sejak tahun 2022 lalu.

Penyebaran Rotavirus

Penularan virus ini terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau feses orang yang terinfeksi Rotavirus.

Virus juga dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Barang-barang anak seperti mainan atau tempat makan juga bisa jadi media penularan RV.

Jadi selain pemberian imunisasi seawal mungkin untuk anak-anak, mencegah penyebaran virus Rota perlu dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan.

Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih bisa mencegah penyebaran Rotavirus.

Rotavirus ini sebenarnya dapat dialami orang dewasa maupun balita.

Bahkan orang yang telah terkena Rotavirus bisa kembali terjangkit saat kekebalan tubuhnya menurun.

Gejala yang terasa ketika terjangkit Rotavirus

imunisasi-julia zyablova-unsplash
julia zyablova / unsplash

Gejala awal balita terjangkit Rotavirus muncul dua hari setelah virus menyerang badan anak.

Beberapa gejala yang terlihat saat balita terinfeksi antara lain, diare yang terjadi selama 3 hari – seminggu, muntah, demam, dan nyeri di perut.

Kondisi tersebut membuat balita mengalami dehidrasi.

Ciri-ciri yang bisa diamati saat anak-anak mengalami dehidrasi akibat terkena Rotavirus yaitu saat anak mulai jarang buang air kecil dan anak selalu merasa haus.

Mulut anak juga akan terlihat kering serta kesadarannya semakin menurun sebab tubuhnya kekurangan cairan.

Saat ciri dan gejala Rotavirus tersebut tampak, orang tua harus segera membawa balita ke dokter untuk mendapatkan perawatan.

Balita umur 0-36 bulan yang mengalami gejala berat umumnya perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Sementara untuk balita yang mengalami gejala ringan orang tua bisa memberikan perawatan di rumah.

Untuk balita di bawah umur dua tahun, ibu harus menyusui bayi serutin mungkin untuk memulihkan cairan tubuh bayi.

Jika yang terkena Rotavirus orang dewasa maka pertolongan pertama yang harus dilakukan yaitu meminum oralit, mengonsumsi makanan bergizi, dan memperbanyak makanan berkuah.

Menghindari makanan dan minuman yang membuat perut menjadi mulas seperti makanan yang terlalu manis serta minuman yang mengandung kafein juga bisa dilakukan.

Untuk orang dewasa, gejala Rotavirus ditandai dengan demam tinggi hingga suhu tubuh mencapai 39 derajat celcius dan diare lebih dari 2 hari.

Gejala lain yang menyertai yaitu dehidrasi dan muntah darah atau buang air disertai darah.

Melalui pemeriksaan feses dan tes darah, dokter dapat mengidentifikasi jenis kuman dan infeksi yang dialami pasien.

Pemberian vaksin RV

Demi mencegah balita terpapar Rotavirus dan bagian dari membentuk imun anak, pemerintah memberikan vaksin RV sebagai vaksin gratis pada program imunisasi nasional.   

Balita diprioritaskan mendapat imunisasi RV pada umur dua bulan dan maksimal umur enam bulan.

Pemberian vaksin RV bisa dilakukan melalui mulut (oral) anak.

Imunisasi RV diberikan tiga dosis dengan jarak antar dosis minimal empat minggu.

Ketika memberikan vaksin ke anak, orang tua harus memastikan anak dalam keadaan sehat dan tidak sedang demam, batuk bahkan diare.

Langkah pemerintah memberikan imunisasi Rotavirus didukung oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia).

WHO memastikan vaksin Rotavirus aman dan efektif.

Organisasi kesehatan sedunia itu juga menganjurkan agar pemberian imunisasi Rotavirus pada balita diikuti dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan yang dilanjutkan dengan menyusui sampai dua tahun.

Penanganan dini dengan oralit dan tablet zinc untuk anak-anak yang terkena Rotavirus juga diperlukan.  

Selain penanganan, pencegahan Rotavirus adalah langkah terbaik yang perlu dilakukan.

Beberapa cara yaitu dengan menerapkan pola hidup bersih dan memberikan imunisasi untuk balita.

Saat ini masyarakat dapat mendapatkan imunisasi Rotavirus untuk anak-anak secara gratis di pos layanan terpadu (posyandu), puskesmas, rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel