Kiprah Kiper Manchester United di Era Premier League: Tidak Selalu Berawal Manis

Kiprah Kiper Manchester United di Era Premier League: Tidak Selalu Berawal Manis

Kiper Manchester United di Era Premier League

DAFTAR ISI

Sediksi.comAndre Onana didatangkan Manchester United pada musim panas lalu dengan biaya transfer 50,2 juta Euros. Kiper berusia 27 tahun ini didapuk sebagai pengganti David De Gea yang sudah menjadi pilihan utama tim setan merah selama lebih dari satu dekade.

Kedatangan Onana menjadi episode terbaru dalam kiprah kiper Manchester United di era Premier League. Sejauh ini cerita perjalanan mantan penjaga gawang Ajax dan Inter Milan ini di Old Trafford masih jauh dari kata memuaskan.

Awal karirnya bersama MU banyak dihiasi kritikan akibat beberapa blunder fatal serta jumlah gol yang sudah bersarang di gawangnya sejauh ini. Onana tercatat sudah kebobolan sebanyak 20 kali dari total 13 laga yang telah ia jalani sejauh ini.

Namun, kesulitan penjaga gawang baru setan merah untuk langsung menampilkan performa terbaiknya bukanlah cerita baru. Catatan kiprah kiper Manchester United di era Premier League selama lebih dari 3 dekade terakhir membuktikan perkataan Gary Neville bahwa menjadi kiper MU merupakan salah satu pekerjaan tersulit di sepak bola.

Artikel berikut akan melihat kembali bagaimana kiprah kiper Manchester United di era Premier League, termasuk karir dari nama-nama ikonik setan merah seperti Peter Schmeichel, Edwin Van Der Sar, dan David de Gea.

Kiprah Kiper Manchester United di Era Premier League

Daftar Penjaga Gawang MU sejak 1992/93

Kiprah Kiper Manchester United di Era Premier League: Tidak Selalu Berawal Manis - schmeichel
Gambar: The Independent

Sejak Premier League resmi bergulir pada musim 1992/93, tercatat sudah ada 24 nama yang pernah tampil di bawah mistar gawang Manchester United di liga Inggris, antara lain:

  • Peter Schmeichel
  • Gary Walsh
  • Kevin Pilkington
  • Raimond van der Gouw
  • Nick Culkin
  • Massimo Taibi
  • Mark Bosnich
  • Andy Goran
  • Paul Rachubka
  • Fabien Barthez
  • Roy Carroll
  • Ricardo
  • Tim Howard
  • Edwin van der Sar
  • Tomasz Kuszczak
  • Ben Foster
  • Ben Amos
  • Anders Lindegaard
  • David de Gea
  • Victor Valdes
  • Sergio Romero
  • Joel Pereira
  • Dean Henderson
  • Andre Onana

Dari jumlah tersebut hanya segelintir saja yang berhasil tampil konsisten dan menjadi pilihan utama selama bertahun-tahun. Mereka adalah Schmeichel, van der Sar, dan de Gea.

Sementara nama-nama yang diproyeksikan untuk menjadi kiper utama seperti Bosnich, Barthez, Howard, dan Henderson gagal memenuhi ekspektasi.

Pekerjaan Tersulit di Sepak Bola Inggris?

Kiprah Kiper Manchester United di Era Premier League: Tidak Selalu Berawal Manis - GettyImages 1176091621585574760156 large
Gambar: Manchester United

Pasca kekalahan Manchester United atas Manchester City di final FA Cup musim lalu, legenda tim setan merah, Gary Neville, berujar bahwa menjadi kiper MU merupakan posisi tersulit di sepak bola Inggris.

Nama-nama seperti Mark Bosnich atau Fabien Barthez, yang sebelum bergabung ke MU punya catatan impresif namun kemudian meredup, nampaknya akan sepakat dengan pernyataan ini.

Sekilas, pernyataan tersebut nampaknya tidak berlaku pada 3 nama kiper terbaik di MU di era Premier League yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi, apakah benar demikian?

Ketiga kiper Manchester United di era Premier League yang dianggap terbaik tersebut juga memiliki periode terburuknya masing-masing.

Dimulai dari Peter Schmeichel yang didatangkan dari Brondby pada 1991 menyusul performa apiknya di level klub dan internasional. Di musim perdananya bersama setan merah, ia sukses menorehkan total 25 clean sheet dan jumlah kemasukan 40 dari 53 pertandingan.

Schmeichel juga ikut membantu MU memenangkan Piala Liga dan finis sebagai runners-up liga Inggris. Di level internasional, ia menjadi sosok kunci dalam perjalanan timnas Denmark menjuarai Euro 1992. Capaian-capaian tersebut membuatnya dinobatkan sebagai Kiper Terbaik Dunia 1992 versi IFFHS.

Namun, di balik musim debut yang sukses tersebut, Schmeichel nyatanya sempat mengalami periode kurang memuaskan di beberapa laga awalnya bersama setan merah.

Dikutip dari The Athletic, Sir Alex Ferguson pernah mengatakan bahwa di beberapa laga awalnya, khususnya saat melawan Leeds dan Wimbledon, ia mengalami masa-masa sulit.

Kelemahan Schmeichel dalam mengantisipasi bola crossing saat itu beberapa kali berhasil dimanfaatkan oleh lawan-lawan MU. Namun, ia berhasil melampaui kelemahannya tersebut dan menjadi pilihan utama setan merah hingga 1999 dengan catatan segudang prestasi.

Setelah kurang lebih 6 tahun mencari ‘Peter Schmeichel selanjutnya’, Sir Alex Ferguson akhirnya menemukan sosok tersebut pada diri Edwin van der Sar. Selama 6 tahun memperkuat MU, karir kiper asal Belanda ini mungkin bisa dibilang yang paling konsisten di antara 2 kiper terbaik setan merah lainnya di Premier League.

Namun, van der Sar pun tercatat sempat melakukan beberapa blunder yang berujung pada kerugian tim. Akan tetapi, periode buruk mantan kiper Ajax dan Juventus ini tidak separah periode awal karir penggantinya di bawah mistar gawang MU, David De Gea.

De Gea didatangkan pada 2011 dengan status sebagai salah satu kiper muda terbaik di Eropa. Jumlah yang dikeluarkan setan merah saat itu menjadikan pemain jebolan akademi Atletico Madrid ini sebagai kiper termahal di liga Inggris saat itu.

Pada debut resminya melawan City di Community Shield, kiper asal Spanyol ini bisa dibilang tampil buruk. Di laga selanjutnya, yaitu debut de Gea di Premier League, ia kembali mendapat kritik tajam karena performanya.

Beberapa hal yang banyak dikritik dari De Gea pada periode awal karirnya di MU terkait dengan aspek fisik, pengambilan keputusan, serta penanganan terhadap crossing.

Meskipun demikian, Ferguson saat itu tetap mempercayai kiper berusia 21 tahun ini dan tidak menggantinya dengan Lindegaard yang lebih berpengalaman, sembari tetap memberikan support system yang dapat membantu de Gea terus berkembang. Dan waktu membuktikan bahwa keputusan tersebut ternyata sangatlah tepat.

Dari sini bisa dilihat bahwa kiprah dari para kiper Manchester United di era Premier League, utamanya di periode awal karir mereka, tidak bisa dilepaskan dari kesalahan atau blunder.

Banyak yang cepat lupa bahwa terdapat sosok seorang penjaga gawang berkualitas dalam diri Andre Onana, yang terlihat pada tahun-tahunnya bersama Ajax dan Inter Milan.

Dan penampilannya pada laga melawan Sheffield United serta aksi heroiknya di Liga Champions melawan FC Copenhagen bisa jadi adalah titik balik karir kiper asal Kamerun ini bersama setan merah.

Memang masih terlalu cepat untuk menilai apakah Onana akan terus tampil konsisten di bawah mistar gawang MU untuk tahun-tahun yang akan datang. Tapi yang pasti, ia punya potensi untuk mensejajarkan namanya dengan para kiper legendaris Manchester United. Kita tunggu saja.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel