Timnas Maroko semakin tak terbendung. Mereka baru saja memastikan diri menjadi semifinalis Piala Dunia Qatar 2022 setelah menaklukkan Portugal dengan skor 1-0 hingga akhir pertandingan yang dilaksanakan di Stadion Al Thumama, Sabtu 11 November 2022.
Pada Piala Dunia kali ini, Maroko memang diisi oleh pemain-pemain bintang yang nampaknya akan kian bersinar. Bukan hanya, Hakim Ziyech yang bermain untuk Chelsea. Tapi, ada juga Yassine Bounou (Sevilla), Youssef En-Nesyri (Sevilla), Achraf Hakimi (PSG), dan Noussair Mazraoui (Bayern Munchen).
Pada pertandingan semalam, kiper Maroko Yassine Bounou kembali menjadi pahlawan setelah berhasil melakukan banyak penyelamatan sepanjang 98 menit. Sehingga, tak ada satu pun gol yang bisa diciptakan oleh Portugal.
Baca Juga: Profil Hakim Ziyech: Sempat Memilih Pensiun dari Timnas Maroko dan Kontribusinya di Piala Dunia 2022
Gawang Bono Hanya Kebobolan 1 Kali Sepanjang Piala Dunia 2022
Berkat pertahanan solid dari pemain Maroko dan penyelamatan ciamik Yassine Bounou alias Bono, hingga babak 8 besar Piala Dunia 2022, Maroko hanya kebobolan satu gol saja.
Itu pun gol bunuh diri Nayef Aguerd yang berusaha memotong umpan silang tim lawan namun bola justru berbelok ke gawang Bono.
Keberhasilan Maroko sejauh ini bukan kebetulan belaka tentunya. Baik saat melawan Spanyol di babak 18 besar maupun Portugal di perempat final, penguasaan bola kedua tim lawan lebih dari 60%. Artinya, serangan bertubi-tubi terus menghampiri Bono tapi tak ada satupun yang berbuah gol.
Itu termasuk ketika babak adu penalti melawan Spanyol. Bono mampu menepis dua tendangan keras dari Carlos Soler dan Sergio Busquets.
Baca Juga: Pensiunnya Nomor Punggung Jude Bellingham di Birmingham City dan Pilihan Dilematis yang Membuntuti
Tidak Ada Pertanyaan, Hanya Ada Terima Kasih
Bono benar-benar menjadi pahlawan baru bagi negara Maroko. Bersama Hakim Ziyech, dan pemain lainnya, Maroko untuk pertama kalinya masuk babak perempat final Piala Dunia untuk kemudian menjadi tim Afrika pertama yang masuk ke babak semifinal.
Saat konferensi pers usai menekuk Spanyol, Bono mendapatkan respon mengejutkan dari seorang wartawan.
“Saya seorang jurnalis Maroko, tetapi saya akan berbicara dalam bahasa Inggris sehingga semua orang dapat mengerti. Hari ini Anda telah membuat sejarah. Saya tidak memiliki pertanyaan, saya hanya ingin berterima kasih karena ini belum pernah dilakukan sebelumnya dalam sejarah sepak bola Maroko,” kata wartawan yang disambut tepuk tangan penonton.
Berkewarganegaraan Ganda
Fakta menarik lain tentang Yassine Bounou adalah bahwa dia memiliki dua kewarganegaraan. Dia bahkan sempat memiliki kesempatan untuk menjadi pemain Timnas Kanada yang ia kalahkan di fase grup Piala Dunia Qatar 2022.
Bono dilahirkan di Montreal, Kanada, namun besar di Maroko. Keterikatan Bono dengan Maroko semakin kuat saat ia mengenakan seragam Atlas Lions, yang berarti dia tidak lagi memenuhi syarat bermain untuk membela negara lain.
Sebelum itu, Bono mengaku pernah mendapatkan tawaran bermain untuk Timnas Kanada. “Ya, saya memang dihubungi oleh Benito Floro saat dia menjadi pelatih (timnas Kanada) (antara 2013 dan 2016). Saya belum memainkan pertandingan internasional dengan Atlas Lions (Maroko) saat itu,” kata Bono dikutip dari koran The Toronto Star.
Sejak Kapan Yassine Bounou Dipanggil Bono?
Saat usianya baru 8 tahun, Bono bergabung dengan klub Maroko Wydad Athletic Club yang berkandang di Casablanca. Setelah 11 penampilan untuk klub tersebut, bakatnya yang cemerlang membawanya bergabung dengan Atletico Madrid.
Tapi prestasinya di Los Colchoneros tidak begitu dilirik. Hal yang wajar, mengingat Bono muda memiliki rekan satu tim Thibaut Courtois dan Jan Oblak.
Setelah itu, Bono menjalani dua masa pinjaman di kasta kedua Spanyol. Pertama di Real Zaragoza dan kedua di Girona.
Pada saat itulah Yassine Bounou menyematkan julukan empat huruf ‘Bono’ di bagian belakang kausnya. Tampaknya nama tersebut setidaknya sebagian dipengaruhi oleh pengucapan kata “Bono” dan “Bounou” yang serupa.
Itu tadi sederet fakta menarik tentang kiper Maroko Yassine Bounou. Setelah Maroko berhasil mengalahkan Portugal, Bono sekarang tidak hanya diidolakan oleh masyarakat Maroko tapi juga seluruh Afrika.
Baca Juga: Jamal Musiala dan Momentum Piala Dunia 2022