Marianne Bachmeier: Kisah Ibu yang Menembak Pembunuh Putrinya di Pengadilan

Marianne Bachmeier: Kisah Ibu yang Menembak Pembunuh Putrinya di Pengadilan

Kisah Ibu yang Menembak Pembunuh Putrinya

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pada tanggal 6 Maret 1981, sebuah kejadian yang menggemparkan dunia terjadi di Pengadilan Distrik Lübeck, Jerman Barat. Seorang wanita bernama Marianne Bachmeier, berusia 31 tahun, menembak dan membunuh Klaus Grabowski,

Ya… Ini adalah kisah ibu yang menembak pembunuh putrinya di pengadilan, sebuah aksi balas dendam. Klaus Grabowski adalah seorang pria yang sedang diadili atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap putri Bachmeier, Anna, yang berusia 7 tahun.

Aksi balas dendam Bachmeier ini menimbulkan kontroversi dan perdebatan publik mengenai masalah keadilan, moralitas, dan kekerasan. Selengkapnya mengenai kisah ibu yang menembak pembunuh putrinya di pengadilan ini akan Sediksi ulas di bawah ini.

Latar Belakang Marianne Bachmeier

Marianne Bachmeier: Kisah Ibu yang Menembak Pembunuh Putrinya di Pengadilan - Marianne Bachmeier 1
Image from Factionary

Marianne Bachmeier lahir pada 3 Juli 190, ia mengalami masa sulit sejak awal. Orang tuanya terpaksa untuk mengungsi dari Prusia Timur selama Perang Dunia II.

Sebagai seorang anak, masa kecilnya ia habiskan di Sarstedt, Jerman Barat, dan ia terjebak pada ketegangan rumah tangga yang terjadi antara ayah dan ibunya, yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Ayah Mariane sebelumnya adalah anggota Waffen-SS- bagian tempur dari unit SS Nazi. Setelah perang, ia berakhir menjadi pecandu alkohol dan sering bersikap kasar pada istri dan anaknya – Marianne Bachmeier.

Karena sikapnya itulah yang membuat dirinya segera diceraikan oleh istrinya, dan Marianne ikut dengan ibunya dan segera ia menikah lagi. Akan tetapi ayah tiri Marianne tersebut tidak jauh lebih baik dari ayahnya sebelumnya.

Tak lama, justru ibu dan ayah tirinya tersebut mengusir Marianne dari rumah, dan ia terpaksa berjuang dan menghidupi dirinya sendiri meski masih usia remaja kala itu.

Marianne dan Ketiga Anaknya

Fakta tentang Marianne; kisah ibu yang menembak pembunuh putrinya ini ternyata punya tiga anak di usia yang tebilang sangat muda.

Ya fakta bahwa ia hamil pertama kali pada usia 16 tahun, dengan pria tidak diketahui itulah yang membuatnya diusir dari rumah oleh ibu dan ayah tirinya yang tidak lebih baik dari ayahnya sebelumnya.

Anak pertamanya itu akhirnya ia serahkan untuk diadopsi. Dua tahun kemudian pada umurnya yang ke 18 tahun, ia hamil lagi. Sama seperti anak pertamanya, ia menyerakan anak keduanya itu untuk diadopsi.

Lalu pada kehamilah ketiganya di umur 22 tahun, adalah anak yang akan dirawatnya yakni Anna Bachmeier, namun sebenarnya ia sempat berpikir untuk menyerahkan Anna untuk diadopsi, namun tidak jadi.

Gaya hidupnya bukanlah gaya hidup seorang ibu pada umumnya. Ayah Anna, Christian Berthold adalah seorang hippie yang memiliki sebuah pub yang sukses.

Dia dan Marianne memiliki hubungan yang penuh dengan gejolak perselingkuhan, cinta satu malam. Marianne dipaksa menikah dengan salah satu koki Berthold yang menghadapi deportasi jika tidak melakukannya, dan ia menjadi nyonya rumah yang populer di pub dan bar yang mereka buka sesudahnya.

Pembunuhan Putrinya: Anna Bachmeier

Sebelum kisah ibu yang menembak pembunuh putrinya ini dimulai, Marianne adalah seorang ibu yang sibuk. Jam kerjanya yang panjang mempengaruhi Anna, yang tadinya merupakan anak yang Bahagia.

Bahkan, waktu tidur dan kehadirannya di sekolah sangat terpengaruh sehingga Marianne mempertimbangkan Anna untuk dititipkan pada seorang dokter, temannya.

Terlepas dari itu semua, Anna dikatakan adalah seorang anak yang cerdas dengan hanya sedikit kebiasaan buruk, dan ia dicintai oleh ibunya – Marianne – walaupun ia terlarut dalam pekerjaanya.

Anna baru berusia 7 tahun kala itu, saat ia memutuskan untuk membolos sekolah. Pada suatu pagi, ia bertengkar dengan ibunya dan memutuskan untuk memberontak dengan pergi menemui tetangganya alih-alih pergi ke sekolah.

Tetangganya, Klaus Grabowski – yang nantinya adalah tersangka pada pembunuhan ini – sebelumnya memang pernah dikunjungi Anna. Dia suka bermain dengan kucing-kucingnya Klaus, dan ia berniat untuk melakukannya waktu itu.

Namun, sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada Anna. Tiba-tiba Klaus Grabowski menculik Anna, menyanderanya selama berjam-jam dan melakukan pelecehan seksual terhadapnya, hingga ia membunuh gadis malang itu dengan cara mencekiknya.

Pada akhirnya, Anna meninggal dengan tragis, Klaus mengikat anna dan meletakkan tubuhnya di dalam sebuah kotak yang ia tinggalkan di tepi kanal setempat.

Klaus sebenarnya sudah memiliki tunangan, yang mana tunangannya tersebut segera mengetahui aksi kejamnya tersebut dan langsung melaporkannya pada polisi.

Dia segera ditangkap dan menceritakan kejadiannya yang aneh kepada polisi, di mana Klaus mengklaim bahwa Anna telah mencoba memerasnya untuk mendapatkan uang, dengan mengatakan bahwa ia akan memberitahu ibunya bahwa Klaus telah mencabulinya jika ia tidak membayar sejumlah uang.

Tuduhan aneh inilah yang membuat Marianne yang sedang berduka menjadi sangat marah dan inilah yang memicu “kisah ibu yang menembak pembunuh putrinya” di pengadilan.

Kisah Ibu yang Menembak Pembunuh Putrinya

Marianne Bachmeier: Kisah Ibu yang Menembak Pembunuh Putrinya di Pengadilan - marianne bachmeier menembak klaus
Image from Buyutec

Pada hari ketiga persidangan Klaus Grabowski, lebih dari setahun setelah kejadian pembunuhan Anna, Marianne masuk ke ruang sidang. Sekitar pukul 10.00 pagi waktu itu, ketika ia memasuki ruang sidang pengadilan Distrik Lübeck, Ruang 157.

Marianne mengenakan mantel panjang dan tebal, dengan kepalanya tegap terangkat tinggi. Di bagian depan ruangan, pria yang membunuh putrinya tersebut duduk membelakanginya, Klaus tidak menyadari bahwa ia sedang berada pada ujung hidupnya.

Tangan Marianne berada di dalam saku mantelnya, menggenggam sesuatu – itu adalah pistol Baretta 70. Itu bukanlah hanya sebuah senjata, itu adalah sebuah pembalasan dendam.

Inilah kisah ibu yang menembak pembunuh putrinya, segera setelah mengeluarkan pistol tersebut, ia arahkan ke Klaus yang ada di depannya dan langsung menembaknya sebanyak 7 kali.

Enam dari tujuh peluru tersebut mengenai punggung Klaus. Dia kemungkinan besar langsung tewas seketika bahkan sebelum menyentuh tanah.

Marianne melakukan aksi balas dendam tersebut adalah selain anaknya yang dibunuh, Klaus sekaligus menuduh putrinya dengan tuduhan aneh-aneh – pemerasan uang – dan ternyata Anna bukanlah korban kekerasan seksual satu-satunya dari Klaus.

Terungkap bahwa sebelumnya, Klaus pernah didakwa melakukan pelecehan seksual terhadap dua gadis lain di masa lalu, dan meminta untuk dikebiri secara kimiawi.

Ia memang menyesali keputusannya itu, bukan kekerasan seksual yang dilakukannya, tapi soal dikebiri secara kimiawi. Klaus mencoba membalikkan keadaan dengan perawatan hormonal.

Perubahan perilaku yang muncul akibat ketidakseimbangan hormone adalah alasan pembela mengklaim bahwa Klaus melakukan pembunuhan terhadap Anna.

Seketika mengetahui hal itu, publik marah karena seorang pria yang telah menyerang gadis-gadis muda sebelumnya mampu mengembalikan pengebiriannya.

Akhir Hidup Marianne

Marianne Bachmeier: Kisah Ibu yang Menembak Pembunuh Putrinya di Pengadilan - marianne bachmeier
image from Firstcuriosity

Setelah kejadian itu, nasib Marianne berada di tangan pengadilan. Ia akhirnya dihukum atas pembunuhan dan kepemilikan senjata api secara tidak sah. Hukuman awalnya enam tahun, tetapi dia menjalani tiga tahun sebelum dibebaskan.

 Setelah bebas, Marianne kembali menikah dan pindah bersama suami barunya ke Nigeria, dan di sana ia mengajar. Pernikahan itu hanya berlangsung selama lima tahun.

Setelah bercerai, Marianne pindah sekali lagi ke Sisilia. Di sana ternyata ia didiagnosis menderita kinder pancreas. Dia akhirnya kembali ke negara asalnya, Jerman sebelum akhirnya meninggal pada usia 46 tahun dan dimakamkan di samping makam putrinya, dan itulah kisah ibu yang menembak pembunuh putrinya.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel