Sediksi.com – Ketidakpuasan para fans terhadap cara klub mereka diperlakukan atau dijalankan sering diiringi dengan aksi protes. Penyebabnya dapat bermacam-macam. Namun, pengelolaan yang buruk dari pemilik atau manajemen sering menjadi sebab utamanya.
Aksi protes yang dilakukan juga dapat bermacam-macam bentuknya. Salah satunya ialah lewat kehadiran klub yang didirikan sebagai bentuk protes. Bentuk protes seperti ini sendiri sudah berlangsung sejak lama.
Salah satu contoh klub populer yang pendiriannya dilakukan sebagai protes ialah Inter Milan. Nama Internazionale pada klub melambangkan protes terhadap klub asal Milan lainnya yang lebih dahulu berdiri, yaitu AC Milan.
Sekelompok pemain AC Milan menentang pendekatan klub yang tidak mengizinkan pemain non-Italia di dalam tim. Mereka pun lantas keluar dan membentuk Internazionale Milano yang terbuka terhadap pemain dari luar Italia dan mengedepankan semangat persaudaraan internasional.
Meskipun lebih merupakan aksi protes dari pemain, pendirian Inter Milan menjadi bukti bahwa klub sepak bola dapat lahir dari ketidakpuasan tertentu.
Artikel ini akan mengulas 7 klub yang didirikan sebagai bentuk protes. Daftar ini akan diisi oleh klub-klub yang menjadi lambang ketidakpuasan para penggemar terhadap klubnya sendiri. Simak ulasannya berikut ini.
7 Klub yang Didirikan Sebagai Bentuk Protes
SV Austria Salzburg
Klub asal Austria ini sebenarnya merupakan klub yang cukup tua, yang didirikan pada 1933. Namun pada 2005, perusahaan minuman berenergi, Red Bull, datang dan mengambil alih kepemilikan klub.
Nama klub kemudian diubah menjadi Red Bull Salzburg. Tak ketinggalan, logo serta warna jersey juga mengalami perubahan. Hal ini kemudian memicu ketidaksenangan dari kelompok suporter yang mengatasnamakan diri mereka “Violet-Whites”.
Pada Oktober 2005, kelompok ini berhasil mendaftarkan nama SV Austria Salzburg serta lambang originalnya dan memulai perjalanan mereka dari divisi 7 Austria. Per musim 2022/23, SV Austria Salzburg berhasil finis di peringkat 3 Regionalliga Salzburg (divisi 3 Austria).
Baca Juga: Alasan Pemain Liga Jerman Jarang Pakai Nomor 12, Bentuk Penghargaan kepada Para Pendukung
NK Zagreb 041
Klub asal Kroasia ini didirikan oleh kelompok suporter bernama White Angels Zagreb yang merupakan pendukung klub NK Zagreb. Dikutip dari Al Jazeera, awal mula ide pendirian klub baru dipicu oleh semakin maraknya gestur neo-fasis pada laga-laga liga Kroasia.
Kelompok tersebut juga sering kali mendapat ancaman serta serangan dari para kelompok suporter yang beraliran ultra-nasionalis.
Muak dengan hal ini, kelompok suporter yang terdiri dari para anarkis, komunis, pengungsi, serta elemen anti-fasis lainnya ini kemudian melahirkan sebuah klub yang didirikan sebagai bentuk protes bernama NK Zagreb 041 pada 2015.
NK Zagreb 041 sendiri disebut-sebut merupakan satu-satunya klub sepak bola di Kroasia yang dengan tegas mengusung semangat anti-fasis. Klub ini diorganisasi secara non-hirarkis dan pengambilan keputusan dilakukan lewat proses demokrasi langsung. Mereka saat ini berkompetisi di 2. Zagrebacka NL (divisi 6 Kroasia).
Baca Juga: Profil Jenderal Franco: Diktator Spanyol yang Jadi Bahan Saling Sindir Barcelona dan Real Madrid
PAC Omonia
Klub asal Siprus ini didirikan pada 2018 oleh kelompok suporter tribun 9 Omonia Nicosia. PAC Omonia dibentuk sebagai protes atas upaya privatisasi tim sepak bola Omonia Nicosia Sports Club.
Klub yang didirikan sebagai bentuk protes ini kemudian bergabung dengan Pansoleio Sports Federation, sebuah federasi sepak bola di area Soleia, Nicosia. PAC Omonia sendiri tetap mempertahankan tradisi demokrasi klub, di mana pengambilan keputusan dijalankan lewat sistem 1 orang 1 suara.
AFC Wimbledon
Pada 2003, klub Wimbledon FC resmi pindah dari kawasan London Selatan ke kota Milton Keynes. Proses relokasi yang telah disetujui oleh pihak FA sejak 16 bulan sebelumnya ini, memicu reaksi suporter Wimbledon FC yang pada 2002 mendirikan klub baru bernama AFC Wimbledon.
Klub Wimbledon FC yang melakukan relokasi tersebut kemudian mengganti nama mereka menjadi Milton Keynes Dons FC pada 2004.
Selanjutnya, AFC Wimbledon, sebuah klub yang didirikan sebagai bentuk protes, memulai perjalanan mereka dari kasta 9 sepak bola Inggris. Per musim 2022/23, klub yang sepenuhnya dimiliki oleh perserikatan suporter bernama Dons Trust ini tengah berlaga di EFL League Two (divisi 4 Inggris).
FC United of Manchester
Menyusul pengambilalihan Manchester United oleh Malcolm Glazer, beberapa suporter tim setan merah kemudian membentuk sebuah klub bernama FC United of Manchester pada 2005.
Klub yang didirikan sebagai bentuk protes atas kepemilikan keluarga Glazers di MU tersebut memulai perjalanannya dari divisi 2 North West Counties Football League (kasta 9-10 dalam piramida sepak bola Inggris).
Saat ini, FC United of Manchester tengah berkompetisi di Northern Premier League (kasta 7 dan 8 piramida Inggris).
AFC Liverpool
‘AFC’ di dalam nama klub yang didirikan sebagai bentuk protes ini bukanlah singkatan dari Association Football Club. ‘AFC’ di sini melambangkan salah satu bentuk tuntutan dari para suporter Liverpool FC.
Affordable Football Club Liverpool, yang dibentuk pada 2008, menjadi simbol protes atas mahalnya harga tiket pertandingan di Anfield. Selain itu, para fans juga melayangkan ketidakpuasan atas kepemilikan The Reds oleh 2 pengusaha Amerika Serikat, George Gillett dan Tom Hicks, saat itu.
Pasca dibentuk, AFC Liverpool memulai perjalanannya dari divisi 2 North West Counties Football League. Per musim 2022/23, klub yang dijalankan dengan sistem 1 orang 1 suara ini masih berada di kompetisi yang sama, namun pada kasta tertingginya, yaitu Premier Division.
AS Nordia Jerusalem
Klub asal Israel ini didirikan oleh sekelompok fans Beitar Jerusalem pada 2014. AS Nordia Jerusalem sendiri merupakan klub yang didirikan sebagai bentuk protes atas kekerasan serta rasisme yang melekat kuat dalam tubuh kelompok ultras Beitar yang menamai diri mereka sebagai La Familia.
Kelompok yang disebut-sebut beraliran kanan-jauh serta nasionalis ekstrimis tersebut telah menjadi kelompok dominan pada tiap laga-laga Beitar. Hal inilah yang membuat beberapa elemen suporter tidak senang dan memutuskan membentuk klub mereka sendiri.
Pasca dibentuk, Nordia Jerusalem memulai perjalanannya pada Liga Gimel (divisi 5 Israel). Saat ini mereka telah mencapai kompetisi Liga Alef (divisi 3 Israel).
Baca Juga: Saya Memilih Jadi Suporter yang Biasa Saja
Demikian ulasan terkait 7 klub yang didirikan sebagai bentuk protes. Dari daftar di atas dapat dilihat, selain permasalahan pengelolaan klub, faktor-faktor politik juga tak jarang menjadi sebab ketidakpuasan yang muncul dalam diri para fans.