Profil Klub Luton Town: Promosi ke Premier League Setelah 31 Tahun

Profil Klub Luton Town: Promosi ke Premier League Setelah 31 Tahun

Luton Town Promosi ke Premier League

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Luton Town promosi ke Premier League musim depan dan menemani Burnley serta Sheffield United yang sudah dipastikan promosi sebelumnya. Keberhasilan tim asuhan Rob Edwards ini diperoleh setelah mereka mengalahkan Coventry City pada laga final play-off divisi Championship (27/5/23).

Pertandingan final itu sendiri berakhir dengan skor imbang 1-1 setelah 120 menit. Laga kemudian dilanjutkan ke babak adu penalti, di mana Luton Town berhasil memenangkannya dengan skor 6-5.

Dengan pencapaian ini, The Hatters dipastikan akan kembali berkompetisi di kasta teratas sepak bola Inggris musim depan, yang mana terakhir kali mereka rasakan pada musim 1991/92.

Setelah keluar dari divisi teratas Inggris, tim ini harus jatuh bangun di berbagai kasta kompetisi. Degradasi terasa cukup akrab buat mereka. Pada 2009, Luton bahkan sempat turun hingga ke divisi 5 atau berarti memasuki kasta non-league football yang identik dengan kompetisi semi-profesional.

Tim ini harus menunggu 31 tahun lamanya sebelum dapat kembali berlaga di salah satu liga terbaik di dunia itu. Lalu, bagaimana perjalanan The Hatters merangkak naik dari kompetisi non-liga menuju puncak piramida sepak bola Inggris. Simak perjalanan Luton Town promosi ke Premier League berikut ini.  

Jatuh Bangun Luton Town Kembali ke Premier League

Keberhasilan Luton Town memenangkan final play-off Championship membuat tim ini akan berlaga di Premier League untuk pertama kalinya. Luton terdegradasi ke divisi 2 Inggris pada 1992, beberapa bulan sebelum musim perdana Premier League dimulai.

4 tahun berselang, mereka jatuh hingga ke divisi 3 dan pada musim 2000/01, The Hatters berkompetisi di divisi 4 liga Inggris.

Dari periode 2001 hingga 2006, Luton memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan. Tim beranjak naik hingga mencapai divisi Championship pada 2005.

Menjelang musim 2006/07 klub didera masalah finansial dan membuat mereka kembali turun ke kasta ke-3.

Setelahnya, masalah finansial Luton semakin parah dan klub memasuki masa administrasi pada 2007. Mereka kemudian terkena sanksi pemotongan 10 poin dan jatuh ke divisi 4 pada 2008.

Setelahnya, masalah lebih berat kembali menerpa. Luton memulai musim 2008/09 dengan hukuman pengurangan 30 poin dari FA (Football Association) dan EFL (English Football League) akibat penyimpangan keuangan (financial irregularities) yang dilakukan pemilik mereka sebelumnya.

Meskipun The Hatters memenangkan Football League Trophy pada 2009, mereka juga harus terlempar keluar dari kompetisi Football League di tahun tersebut untuk pertama kalinya dalam 89 tahun.

Setelah berjibaku di kompetisi non-League selama beberapa tahun, Luton akhirnya kembali ke Football League pada 2014 setelah menjuarai kompetisi National League dengan raihan 101 poin.

Dari sini, Luton merangkak secara perlahan tapi pasti. Di musim 2017/18, mereka mendapatkan promosi ke League One (divisi 3). Pencapaian ini diikuti dengan keberhasilan Luton promosi ke kasta Championship di musim selanjutnya.

Luton sempat menembus babak play-off Championship di musim 2021/22 setelah finis di peringkat 6 klasemen. Namun, mereka harus takluk dari Huddersfield Town di babak semifinal.

Semusim berselang, Luton finis di peringkat 3 klasemen dan kembali harus menempuh jalur play-off agar mendapatkan tiket promosi. Kali ini, anak asuhan Rob Edwards benar-benar menuntaskan tugasnya dengan baik dengan memenangkan babak play-off dan membuat Luton promosi ke Premier League.

Profil Luton Town

Kita tentu masih asing dengan dengan peserta terbaru Premier League musim 2023/24 ini. Bagaimana tidak, klub ini tak lagi beredar di kasta teratas liga Inggris selama 31 tahun. Nah, itulah mengapa, kita bisa menengok profil singkat Luton Town.

Luton Town merupakan klub sepak bola yang berbasis di kota Luton, Bedfordshire, Inggris, yang didirikan pada tahun 1885. Selama 138 tahun berdiri, prestasi terbaik tim berjuluk The Hatters ini ialah menjuarai Piala Liga pada 1988 lewat kemenangan 3-2 atas Arsenal.

Masa 1982 hingga 1992 mungkin dapat dikatakan sebagai periode keemasan klub, di mana mereka berhasil bertahan di kasta teratas sepak bola Inggris (First Division) selama satu dekade. Selain itu, periode tersebut juga menjadi saksi keberhasilan Luton menembus 2 final Piala Liga pada 1988 dan 1989.

Klub berseragam oranye-hitam ini sendiri bermarkas di stadion Kenilworth Road, yang sudah mereka tempati sejak 1905.

Sejauh ini, Kenilworth Road hanya berkapasitas sekitar 10 ribu penonton. Namun, dikutip dari The Athletic, Luton telah menyiapakan dana 10 juta Poundsterling untuk berinvestasi pada pengembangan stadion pada musim panas ini.

Luton saat ini dilatih oleh Rob Edwards, mantan pemain bertahan timnas Wales. Edwards menggantikan Nathan Jones yang hijrah ke Southampton pada pertengahan musim ini.

Kemudian, terkait skuad The Hatters, ada beberapa nama yang memberi kontribusi signifikan dalam keberhasilan Luton promosi ke Premier League. Dimulai dari nama Pelly Ruddock Mpanzu, pemain yang sudah berseragam Luton semenjak tim ini masih berkompetisi di non-League dan masih memberi kontribusi penting, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Selanjutnya ada kiper andalan mereka, Ethan Horvath, yang juga merupakan pemain timnas Amerika Serikat. Lalu ada Carlton Morris, pencetak 20 gol Luton musim ini, serta kapten mereka, Tom Lockyer, yang sempat kolaps dalam pertandingan final play-off menghadapi Coventry.

Terkait gaya bermain, Luton merupakan tim bertenaga, terorganisasi dengan baik, serta efektif dalam set-pieces. Tim yang sering mengandalkan formasi 3 bek ini bukanlah tim yang bermain dengan gaya penguasaan bola tinggi.

Alih-alih, mereka bermain dengan melakukan pressing tinggi dan mencoba memenangkan bola sedekat mungkin dengan area pertahanan musuh.

Demikian perjalanan Luton promosi ke Premier League serta profil singkat tim yang akan kembali berlaga di divisi tertinggi Inggris ini setelah 31 tahun. Setelah dipastikan Luton promosi ke Premier League, menarik disimak bagaimana penampilan tim ini dalam menghadapai tim-tim terbaik di tanah Inggris musim depan.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel