Sediksi.com – Aturan sin bins kabarnya akan segera diterapkan dalam sepak bola profesional. Hal ini menjadi perbincangan hangat setelah badan pembuat aturan sepak bola, yaitu International Football Association Board (IFAB), menyetujui rekomendasi uji coba aturan ini pada tingkatan yang lebih tinggi.
Lalu, apa itu aturan sin bins? Mengapa hal ini menjadi salah satu topik hangat pada sepak bola dalam beberapa hari terakhir? Bagaimana kira-kira dampak aturan ini terhadap sepak bola profesional? Simak ulasannya berikut ini.
Mengenal Aturan Sin Bins
Secara sederhana, aturan sin bins adalah mengeluarkan sementara pemain yang dianggap melakukan protes berlebih atau berselisih dengan wasit (dissent), baik itu lewat perkataan ataupun tindakan.
Dilansir dari Sportstar, umumnya pemain tersebut akan dikeluarkan selama 10 menit sebelum dapat masuk kembali untuk melanjutkan pertandingan, dan ia tidak boleh diganti.
Artinya, tim yang terkena dampak dari aturan ini harus bermain dengan jumlah yang lebih sedikit selama periode waktu tersebut.
Konsep seperti ini sebenarnya bukan hal baru dalam dunia olahraga, di mana Ice Hockey, Rugby, Floorball, Handball, dan lain-lain diketahui telah menerapkan aturan ini.
Sin-bin, atau biasa juga disebut penalty box, merujuk pada area tertentu di luar lapangan yang menjadi tempat pemain menjalani masa hukumannya.
Penerapannya dalam Sepak Bola
Penerapan aturan sin bins dalam sepak bola sendiri sebelumnya telah menjadi perbincangan menyusul diperkenalkannya aturan ini pada segala level sepak bola akar rumput sejak musim 2019/20.
Tujuannya ialah sebagai sebagai upaya untuk meningkatkan rasa hormat serta fair play dalam permainan.
Dikutip dari Sky Sports, aturan ini telah diimplementasikan hingga di level 5 sistem National League, atau kasta di luar 4 divisi teratas Inggris (English Football League). Selain itu, ia juga telah diterapkan pada divisi 3 ke bawah sepak bola perempuan.
Perbincangan terkait penerapan sin bins kemudian semakin serius setelah muncul kabar terkait rencana uji coba aturan ini di tingkat profesional.
Masih dari Sky Sports, pada Pertemuan Bisnis Tahunan (ABM) IFAB yang bertempat di London pada Selasa (28/11/2023), aturan sin bins muncul sebagai salah satu topik utama pembicaraan.
Hal tersebut terkait dengan langkah-langkah IFAB untuk meningkatkan perilaku partisipan dalam sepak bola serta meningkatkan rasa hormat kepada para ofisial pertandingan.
Disetujuinya uji coba aturan ini pada tingkat profesional dianggap sebagai tindak lanjut dari kesuksesan penerapannya di tingkat akar rumput.
Dikutip dari The Guardian, penerapan aturan sin bins di tingkatan tersebut dilakukan dengan cara memberikan kartu kuning serta mengirim pemain yang melakukan protes berlebih atau berselisih dengan wasit ke luar lapangan selama 10 menit.
Hal ini disebut-sebut terbukti populer di kalangan pelatih dan wasit sepak bola akar rumput, di mana laporan dari Football Association (FA) menyebutkan bahwa aturan ini terbilang sukses karena mengurangi tingkat protes berlebih sebanyak 38 persen.
Lalu terkait apakah ia nantinya juga akan diuji di kasta Premier League, laporan The Guardian lebih lanjut menyebutkan bahwa hal ini akan dikonfirmasi pada pertemuan tahunan IFAB selanjutnya di bulan Maret mendatang.
Selain pembahasan uji coba sin bins, pertemuan IFAB juga telah memberikan lampu hijau terkait uji coba aturan yang hanya mengizinkan kapten tim untuk mendatangi wasit pada momen-momen tertentu yang dianggap krusial dalam sebuah pertandingan.
Pro-Kontra Aturan Sin Bins
Chief Executive FA, Mark Bullingham, mengatakan bahwa penerapan aturan sin bins yang terkait dengan protes berlebih adalah sebuah kesuksesan dalam sepak bola akar rumput di Inggris.
Bullingham juga menambahkan perihal potensi memasukkan area lain dalam aturan ini, yaitu yang terkait dengan pelanggaran taktikal (tactical fouls).
“Saya pikir para penggemar akan merasa frustrasi ketika melihat sebuah serangan balik yang menjanjikan dirusak oleh hal itu (tactical fouls). Pertanyaan terkait apakah kartu kuning cukup untuk menghukum aksi tersebut telah membuat kami mempertimbangkan mengenai kelayakan hal itu untuk dimasukkan ke dalam protokol juga.
“Titik awalnya adalah melihat perilaku pemain serta tindakan berselisih dengan wasit—kami kemudian mempertimbangkan apakah aturan ini perlu diperluas ke area lain, seperti pelanggaran taktis,” ucap Bullingham dikutip dari Sky Sports.
Berbeda dengan Bullingham, mantan punggawa Arsenal, Paul Merson, berpendapat bahwa aturan sin bins akan merusak sepak bola.
“Jika anda mengirim seorang pemain ke dalam sin-bin selama 10 menit, Anda berarti membunuh permainan. Anda akan mendapati 10 pemain menunggu di belakang bola selama periode tersebut, dan itu akan menjadi sepak bola paling membosankan yang pernah ada. Hal ini benar-benar buang-buang waktu saja.
“Semua orang menyukai Premier League. Anda menciptakan peluang di satu sisi dan 30 detik berselang, terjadi sepak pojok di sisi lain. Situasi seperti ini tidak akan Anda dapatkan selama 10 menit tersebut. Sebab, tim yang kehilangan pemain tidak punya pilihan selain menunggu di belakang bola.
“Yang akan mereka lakukan selama 10 menit itu adalah mengulur waktu ketika melakukan lemparan ke dalam, tendangan gawang, mencoba mendapatkan pelanggaran, dan hal itu hanya akan menghasilkan 10 menit terburuk yang bisa Anda bayangkan,” tegas Merson dikutip dari Sky Sports.