Tengah malam Retno menghubungiku. Untuk kesekian kalinya, dia menelepon dan bertanya tentang sesosok laki-laki yang juga aku kenal. Retno sendiri terkenal sebagai perempuan yang humble. Mudah sekali akrab dengan orang, sekalipun baru ia kenal. Karena keramahan Retno pula, banyak laki-laki mendekat. Retno pun menerima mereka dengan baik dan disuguhkanlah olehnya, senyuman manis.
Intinya, mengenal tipe perempuan macam Retno menjadi kebahagiaan tersendiri bagi laki-laki macam Pak Dendy. Tapi laki-laki yang malam itu Retno ceritakan bukan Pak Dendy. Setelah kejadian viral-nya video Bu Dendy yang menyawer perempuan tertuduh Pelakor (perebut lelaki orang) penggoda Pak Dendy, nyaris tidak mungkin Pak Dendy berpaling hati ke Retno. Setidaknya, sampai video itu tak lagi viral.
Laki-laki yang diceritakan Retno malam itu adalah Maksum. Cukup lama berteman dengan saya. Sampai akhirnya kenal dengan Retno baru-baru ini. Maksum hanya satu kisah dari sekian kisah lika-liku asmara Retno. Banyak sekali memang yang mendekati Retno. Para lelaki itu di lingkaran pertemanan yang sama denganku. Artinya, yang mendekati Retno ya temanku.
Aku juga tak tahu persis bagaimana proses Maksum dan mas-mas lainnya mendekati Retno. Yang aku tahu, mereka semua bisa dikategorikan sebagai aktipis. Dengan kapasitas intelektualnya bukanlah hal sulit untuk sekadar membuat obrolan yang menarik hati Retno.
Setelah lempar rayu dibalas senyum, seringkali ceritanya tak berjalan mulus. Jauh dari ekspektasi seorang Milea pada Dilan. Sial memang. Retno tak bisa berbangga dengan apa yang dia alami. Sebab mas-mas ini nyatanya hanya ingin “dekat” dengan Retno. Tidak lebih. Kalaupun lebih, Retno harus siap tahu bahwa bukan hanya Retno yang sedang mas-mas ini dekati.
Pada titik tersebut, perkara menjaga perasaan orang bisa menjadi masalah serius. Retno jelas tidak mau menjadi biang kerok perusak pertemanan, apalagi dianggap Pelakor. Menurut meme bergambar kail pancing yang pernah saya lihat, mas-mas ini dikategorikan sebagai crew mancing mania. Mancing ikan, pas udah dapat dikembaliin ke laut . Kan sayang ikannya.
Pada momen di mana pertarungan jam malam, tugas menumpuk, kuliah pagi, ditambah wajah Maksum semakin sering nongol di obrolan teratas akun whatsapp. Retno akan menghubungiku dan agenda rumpi tengah malam kami dimulai:
Retno :“Mas Jar, menurutmu Maksum itu orangnya kek gimana?”
Aku : “fugasfgguyaddydgeruaivxcxglxkllsahklaskhas… jadi dia baik kok”
Retno : “dsfsuidfdjvnmcnvncbvcjvksdowlwksifoisfoihfih… Aku takut kejadian sama Darmanto terulang lagi”
Aku : “Terus?”
Retno : “Aku mau menjauh saja.Tapi aku bingung gimana caranya. Aku capek kek gini terus. Tapi menjaga perasaan orang lain kan juga penting, mas. Aku juga gak mau persahabatan kita jadi gak baik. jhjfhajhajhvjhhjhgsgdbnaklaklak”
Aku : ~~~
Retno : “Mas?”
Aku : ~~~
Retno : “Taek pean Mas!”
Retno tidak memahamiku. Padahal aku memikirkan permasalahannya dengan keras, lelah, sampai tertidur. Retno harusnya juga paham kalau capek ya tidur saja. Perkara menghindari mas-mas seperti itu saja tak perlu menguras perasaan terlalu dalam.
“Mas ini hati, bukan tai!”
Lho.
Saya ingin jujur sama Retno kalau-kalau, sebab timbulnya flitring, seringkali tidak hanya dilakukan oleh pria. Perempuan pun juga tidak jarang melakukan flitring. Yang perlu digarisbawahi juga, bahwa flitring tidak melulu tentang rayuan yang mengandung hasrat seksual seperti anggapan umum.
Sebuah jurnal psikologi berjudul flirting fascination menjelaskan bahwa kemampuan laki-laki dan perempuan untuk menggoda, serta bersikap terbuka terhadap penggodaan ternyata merupakan serangkaian perilaku yang luar biasa dan sudah tertanam jauh di dalam jiwa.
Perkara yang memulai si pria atau perempuan bukanlah pokok persoalan. Keduanya sama-sama berpotensi untuk melakukan flirting, tentu dengan bermacam tendensi. Dalam jurnal yang sama juga dijelaskan seringkali flirting digunakan sekadar untuk memunculkan kedekatan antar individu yang baru saja kenal.
Retno, pernah dengar rayuan mujarab ala teman kita Si Jemboet? Pernah pasti. Ini rayuan yang paling sering dialami oleh nyaris semua perempuan yang pernah berkunjung di Omah Diksi:
Kakimu sakit? | Enggak kok | Serius gak sakit? | Iya sehat-sehat aja | Bisa jalan? | Bisa | Kapan kita jalan?
Setelah mendapat rayuan dari teman kita itu apa yang kamu rasakan? B aja ya? Yaudah ini maksudku kenapa kamu tak perlu memikirkan bujuk rayu Maksum terlalu dalam. Anggap saja dia teman kita macam Si Jemboet.
Perkara menjaga perasaaan dan cara ampuh ngeles, Retno perlu mengingat lagi kisah seorang lelaki yang jatuh hati dan ingin mempersunting seorang perempuan yang tidak lain ibunya sendiri. Sangkuriang mencintai Dayang Sumbi, begitu sebaliknya. Tapi, Dayang Sumbi sadar itu tidak benar. Kasih sayang mereka harusnya sebatas Ibu dan Anak. Maka Dayang Sumbi ngeles, memberi tantangan kepada Sangkuriang untuk membuat perahu dan telaga dalam semalam.
Retno, kamu juga harus tahu bahwa yang dilakukan Dayang Sumbi jauh lebih berat dari sekadar menjaga perasaan mas-mas. Lagi pula rasa yang ditunjukkan mas-mas itu jelas tak sebesar Sangkuriang yang menerima tantangan Dayang Sumbi untuk membuat perahu dan telaga. Tantangan itu harus terselesaikan sebelum matahari terbit.
Kalau kamu ingin memberi tantangan, sederhana saja. Cobalah minta mas-mas ini memajang fotomu di instagram dengan caption “Aku padamu Dik Retno :*” sampai matahari terbit.