6 Pemain Korban Rasisme, Kapan Akan Berhenti?

6 Pemain Korban Rasisme, Kapan Akan Berhenti?

Pemain Korban Rasisme

DAFTAR ISI

Sediksi.comSepak bola menjadi salah satu cabang olahraga yang cukup rentan dengan masalah rasisme bahkan hingga saat ini. Rasisme bisa menyerang para pemain, staf, ofisial, dan fans. Namun, sejauh ini bisa dibilang pemain yang paling rentan akan permasalahan ini.

Sudah ada banyak pemain korban rasisme di sepak bola. Ia bisa datang dari siapa saja, mulai dari sesama pemain ataupun dari fans, baik fans musuh ataupun bahkan fansnya sendiri.

Meskipun kampanye untuk melawan rasisme di dunia sepak bola sudah mulai digencarkan sejak lama dalam berbagai macam bentuk, pemain korban rasisme nampaknya tidak mengalami penurunan.

Ditambah semakin maraknya fenomena ujaran kebencian online membuat masalah rasisme tetap menjadi PR yang memerlukan solusi yang lebih konkrit dari sebelumnya.

Artikel kali ini tidak akan membahas lebih jauh terkait persoalan rasisme serta bagaimana cara menanggulanginya. Di sini hanya akan diulas beberapa contoh pemain korban rasisme di dunia sepak bola yang nampaknya masih segar di ingatan banyak fans.

6 Pemain Korban Rasisme

Mario Balotelli

6 Pemain Korban Rasisme, Kapan Akan Berhenti? - Balotelli racism
Gambar: getty images

Balotelli merupakan pemain Italia keturunan Ghana. Pemain yang dikenal sering menimbulkan kontroversi ini beberapa kali mengalami perlakuan rasis di sepanjang karirnya.

Saat masih memperkuat Inter Milan di tahun 2009, Balotelli menerima chant rasis dari para pendukung Juventus. Ia kembali menerima beberapa perlakuan rasis setelahnya, dan yang mungkin paling diingat ialah kejadian pada 2019.

Ketika itu, Balotelli, yang telah berseragam Brescia, menjadi pemain korban rasisme pada laga kontra Hellas Verona. Ia menerima teriakan yang menirukan suara monyet dari salah satu tribun pendukung Verona. Balotelli kemudian bereaksi dengan menendang bola ke arah tribun tersebut.

Moise Kean

6 Pemain Korban Rasisme, Kapan Akan Berhenti? - skysports football moise kean 4627495
Gambar: Sky Sports

Pada 2019, penyerang Juventus, Moise Kean, menerima chant rasis dari para penggemar Cagliari. Rekan setimnya, Leonardo Bonucci, kemudian berkomentar bahwa selain fans Cagliari yang rasis, Kean pun juga harus disalahkan karena melakukan selebrasi yang dapat memprovokasi penonton.

Komentar Bonucci tersebut lantas mengundang kritik dari beberapa pihak. Raheem Sterling mengatakan bahwa komentar tersebut layak ditertawakan. Sementara Mario Balotelli merespon dengan berkata, “Bonucci beruntung saya tidak ada di sana.”

Romelu Lukaku

6 Pemain Korban Rasisme, Kapan Akan Berhenti? - skysports romelu lukaku inter milan 6111831
Gambar: Sky Sports

Pada 2019, Lukaku menerima perlakuan rasis dari pendukung Cagliari. Alih-alih bersolidaritas kepada pemainnya sendiri, salah satu kelompok pendukung Inter Milan, Curva Nord, malah mengatakan bahwa teriakan yang menirukan suara monyet itu bukanlah perlakuan rasis, melainkan tanda ‘penghormatan’ kepada Lukaku.

Masih di tahun yang sama, koran Corriere dello Sport mendapat kritik keras dari AS Roma serta beberapa klub Serie A lainnya setelah menggunakan foto Lukaku dan Chris Smalling pada headline berjudul Black Friday.

Pada 2023, Lukaku kembali menjadi pemain korban rasisme dari beberapa fans Juventus, yang semakin menunjukkan bahwa rasisme merupakan persoalan akut dalam sepak bola Italia.

Kylian Mbappe dan Kingsley Coman

6 Pemain Korban Rasisme, Kapan Akan Berhenti? - n0gcadvafuiznrwlosly
Gambar: Bleacher Report

Menyusul kekalahan Prancis dari Argentina di final Piala Dunia 2022, dua punggawa Les Blues, Kylian Mbappe dan Kingsley Coman, menerima beberapa pesan rasis di media sosial.

Mbappe sendiri nyatanya tetap menjadi pemain korban rasisme, meskipun ia berhasil mencetak 3 gol di laga tersebut dan memaksa pertandingan berlanjut hingga ke babak adu penalti.

Marcus Rashford, Bukayo Saka, Jadon Sancho

6 Pemain Korban Rasisme, Kapan Akan Berhenti? - skysports england jadon sancho 5494179
Gambar: Sky Sports

Rashford, Saka, dan Sancho menjadi target utama kekerasan rasial di media sosial menyusul kekalahan timnas The Three Lions atas Italia pada babak adu penalti final Euro 2020.

Kegagalan mereka dalam menyelesaikan tugasnya sebagai eksekutor penalti di laga tersebut menjadi penyebab utama ketiganya menjadi pemain korban rasisme.

Vinicius Jr

6 Pemain Korban Rasisme, Kapan Akan Berhenti? -
Gambar: Forbes

Pada Mei 2023, winger muda Real Madrid, Vinicius Jr, menerima penghinaan rasial dari beberapa penggemar Valencia. Beberapa orang penonton kemudian ditangkap pasca insiden tersebut dan Valencia diganjar denda 45 ribu Euros.

Setelah pertandingan tersebut, Vini menyatakan bahwa La Liga merupakan milik para rasis dan kemudian menyinggung terkait reputasi Spanyol yang diisi banyak orang rasis. Komentar ini bukan tanpa alasan, sebab pemain asal Brazil ini sebelumnya telah beberapa kali menerima perlakuan rasis.  

Komentar tersebut lantas mendapat protes dari presiden La Liga, Javier Tebas. Ia menganggap bahwa tidak adil jika mengatakan La Liga dan Spanyol rasis. Selain itu, Tebas juga melayangkan kritik kepada Vini agar ia mengumpulkan bukti atau informasi terlebih dahulu sebelum memfitnah dan mengkritik La Liga.

Setelah perdebatan di media sosial antara dirinya dan Vinicius Jr tersebut, Tebas kemudian mengklarifikasi bahwa ia tidak ada niatan sama sekali untuk menyerang Vini.

Ia kemudian mengklaim bahwa jika diberikan kekuasaan lebih banyak, La Liga dapat menyelesaikan persoalan rasisme di stadion dalam waktu beberapa bulan saja.

Demikian ulasan terkait 6 kasus pemain korban rasisme. Selain daftar di atas, tentu saja ada banyak pemain lain yang pernah menjadi korban isu rasial. Persoalan rasisme dalam dunia sepak bola terjadi di berbagai penjuru dunia dan dapat menimpa siapa saja, terutama mereka yang rentan.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel