Peringatan Hari Arak Bali: Sejarah dan Tujuannya

Peringatan Hari Arak Bali: Sejarah dan Tujuannya

Peringatan Hari Arak Bali

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Seperti yang kita tahu, Bali, selain terkenal akan destinasi tempat wisata dan budayanya yang terkenal, ada minuman beralkoloh yang juga khas dari Pulau Dewata ini; Arak Bali, minuman destilasi tradisional yang memiliki nilai budaya, sejarah, dan ekonomi yang tinggi.

Tapi taukah kamu, bahwa ada peringatan Hari Arak Bali, tepatnya dirayakan sejak tahun 2022 setiap tanggal 29 Januari. Diperingati pertama kali pada 2023, dan tahun ini adalah tahun peringatan keduanya.

Akan tetapi tahun ini peringatan Hari Arak Bali, tidak dilakukan oleh Pemprov Bali, tapi digelar oleh asosiasi pengusaha dan petani arak Bali.

Dalam artikel ini Sediksi akan membahas tentang peringatan Hari Arak Bali, dari sejarah kenapa diperingati dan apa tujuannya, simak ulasannya di bawah ini.

Sejarah Peringatan Hari Arak Bali

Peringatan Hari Arak Bali: Sejarah dan Tujuannya - Arak bali dalam botol kemasan 1
Image Bali Tours Club

Peringatan Hari Arak Bali ini jatuh pada tanggal 29 Januari setiap tahunnya. Peringatan ini pertama kali ditetapkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster pada tahun 2022 melalui Keputusan Gubernur Bali Nomor 929/03-I/HK/2022.

Penetapan ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan terhadap arak bali sebagai warisan budaya tak benda yang perlu dilindungi, dipelihara, diberdayakan, dan dimanfaatkan.

Peringatan Hari Arak Bali juga bertujuan untuk mengenang Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali.

Peraturan ini mengatur tentang aspek produksi, distribusi, pemasaran, dan konsumsi arak bali yang sesuai dengan standar kesehatan, keamanan, dan kualitas. Peraturan ini juga memberikan ruang bagi petani dan pengusaha arak bali untuk mengembangkan usaha mereka secara legal dan profesional.

Tujuan Peringatan Hari Arak Bali

Peringatan Hari Arak Bali memiliki beberapa tujuan, antara lain:

  • Menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat terhadap keberadaan, nilai, dan potensi arak bali sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
  • Mendorong sinergi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan pelaku usaha dalam melindungi, melestarikan, dan memberdayakan arak bali sebagai sumber daya keragaman budaya Bali.
  • Mengenangkan perundangan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali sebagai tonggak perubahan status yang mengangkat keberadaan, nilai dan harkat arak Bali
  • Mengedukasi masyarakat tentang cara konsumsi arak bali yang bijak, bertanggung jawab, dan bermartabat, serta menghindari penyalahgunaan dan dampak negatif arak bali bagi kesehatan dan lingkungan.

Peran Arak Bali bagi Budaya dan Ekonomi

Mengutip dari laman BBC, dari tulisan berjudul Hari Arak bali: Jejak Minuman Beralkohol Tradisional di Indonesia, kata I Made Agus Gelgel Wirasuta, akademisi toksikologi forensic dari Universitas Udayana, Arak Bali merupakan kearifan lokal warisan leluhur yang memiliki posisi penting bagi masyarakat Bali.

Secara kebudayaan, arak, dalam upacara keagamaan digunakan untuk ritual, bernama Bhuta Yadnya sebagai persembahan kepada Tuhan.

Lebih lanjut kata Gelgel “Arak brem itu dipakau dalam tetabuhan ritual dan mempersembahkan kepada Bhuta.”

Arak Bali dapat menjadi “Dewa Ye, Bhuta Ye”, yaitu memiliki sifat positif dan juga negatif jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat dan berlebih.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menetapkan Arak bali sebagai Warisan Budaya Tak Benda, yang juga memiliki potensi ekonomi hingga triliunan rupiah.

Maka peringatan Hari Arab Bali tadi juga merupakan agenda yang perlu, yang didukung secara budaya, kultural hingga potensi ekonomi.

Berkaitan soal ekonomi, setidaknya setiap tahun, terdapat 15 juta wisatawan internasional yang datang ke Bali, dan mayoritas dari mereka mengkonsumsi alcohol.

Dari laporan Kementerian Keuangan, dan BPOM, kata Gelgel, sekitar 80 peredaran minuman beralkohol berada di Bali dengan total pajak yang dibayarkan mencapai 15 triliun rupiah per tahun. Tapi dari 80% itu sayangnya hanya 0,9% yang merupakan produk lokal Bali, sisanya impor.

Itulah dia sejarah dan tujuan dari peringatan Hari Arak bali, yang juga berhubungan dengan budaya serta potensi ekonomi dari produk lokal yang satu ini.

Arak Bali adalah minuman warisan budaya yang mendunia yang harus kita banggakan, pelihara, dan kembangkan. Peringatan Hari Arak Bali adalah momentum yang tepat untuk mengapresiasi dan mensyukuri keberadaan arak bali sebagai bagian dari kekayaan budaya dan ekonomi Bali.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel