Perpetual energi: Sebuah Khayalan atau Kenyataan?

Perpetual energi: Sebuah Khayalan atau Kenyataan?

perpetual energi

DAFTAR ISI

Sediksi – Apakah kamu pernah membayangkan dunia di mana energi berlimpah dan gratis? Dunia di mana tidak perlu khawatir membayar tagihan listrik, mengisi tangki bensin, atau kehabisan baterai?

Dunia di mana kamu dapat menghidupkan perangkat, kendaraan, dan rumah dengan sumber energi yang sederhana dan abadi? Terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, bukan?

Nah, inilah gagasan di balik perpetual energi, sebuah konsep yang telah memikat dan menantang banyak ilmuwan, penemu, dan pemimpi selama berabad-abad.

Perpetual energi adalah kemungkinan hipotetis untuk menciptakan atau mempertahankan sistem yang dapat menghasilkan lebih banyak energi daripada yang dikonsumsi, tanpa masukan atau bahan bakar eksternal.

Dengan kata lain, mesin perpetual energi akan dapat berjalan selamanya tanpa berhenti atau melambat.

Apa itu Perpetual energi?

Perpetual energi: Sebuah Khayalan atau Kenyataan? - 8349f9b496f28b1ab07a21094abf5ed3
Image from Pinterest

Perpetual energi bukanlah konsep baru. Konsep ini berasal dari zaman kuno, ketika orang mencoba menemukan cara untuk memanfaatkan kekuatan alam, seperti angin, air, dan api.

Beberapa percobaan awal untuk menciptakan mesin perpetual energi didasarkan pada gagasan menggunakan magnet, pegas, bobot, atau roda untuk menghasilkan gerak dan gaya.

Misalnya, pada abad ke-12, seorang matematikawan India bernama Bhaskara II merancang sebuah roda dengan cangkir raksa yang akan berputar tanpa henti karena pergeseran logam cair.

Pada abad ke-17, seorang ilmuwan Jerman bernama Johann Bessler mengklaim telah menemukan sebuah roda yang bergerak sendiri yang dapat mengangkat beban dan menggerakkan jam.

Pada abad ke-18, seorang penemu Prancis bernama Charles Redheffer menampilkan sebuah alat yang tampaknya ditenagai oleh mekanisme tersembunyi di dalam dinding.

Namun, semua percobaan ini adalah tipuan, penipuan, atau kegagalan. Mereka melanggar hukum fisika dasar, seperti hukum kekekalan energi dan hukum termodinamika kedua.

Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk lain.

Hukum termodinamika kedua menyatakan bahwa entropi (atau ketidakberaturan) dari sebuah sistem selalu meningkat seiring waktu, dan bahwa sebagian energi selalu hilang sebagai panas atau gesekan dalam setiap proses.

Oleh karena itu, tidak mungkin menciptakan mesin yang dapat menghasilkan lebih banyak energi daripada yang dikonsumsi, atau bahkan mempertahankan jumlah energi yang sama, tanpa masukan atau bahan bakar eksternal.

Apakah Perpetual energi Mungkin?

Meskipun ketidakmungkinan ilmiah dari perpetual energi, beberapa orang masih percaya bahwa hal itu mungkin atau bahkan ada.

Mereka berpendapat bahwa ada beberapa fenomena atau sumber energi yang tidak sepenuhnya dipahami atau dijelaskan oleh hukum fisika saat ini, seperti energi titik nol, fusi dingin, atau energi gelap.

Energi titik nol adalah keadaan energi terendah dari sebuah sistem, di mana fluktuasi kuantum masih terjadi. Beberapa teoretikus menyarankan bahwa energi titik nol dapat disadap atau diekstraksi untuk memberikan daya tak terbatas.

Fusi dingin adalah proses hipotetis fusi nuklir yang terjadi pada suhu rendah, tanpa menghasilkan radiasi atau limbah yang berbahaya.

Beberapa peneliti mengklaim bahwa mereka telah mencapai atau mengamati fusi dingin dalam eksperimen laboratorium, tetapi hasil mereka belum diverifikasi atau direplikasi oleh komunitas ilmiah.

Energi gelap adalah gaya misterius yang mempercepat perluasan alam semesta, dan menyumbang sekitar 70% dari total energi di kosmos. Beberapa spekulan mengusulkan bahwa energi gelap dapat dimanfaatkan atau dimanipulasi untuk menghasilkan daya.

Namun, gagasan-gagasan ini bersifat spekulatif, kontroversial, atau tidak terbukti. Tidak ada bukti atau konsensus yang meyakinkan yang mendukung keberadaan atau kelayakan perpetual energi dari sumber-sumber ini.

Selain itu, bahkan jika mereka nyata atau mungkin, mereka tidak selalu melanggar hukum fisika, tetapi lebih memerlukan revisi atau perluasan dari hukum tersebut.

Misalnya, energi titik nol bukanlah energi gratis atau tak terbatas, tetapi terbatas oleh prinsip ketidakpastian dan konstanta kosmologis.

Fusi dingin bukanlah proses abadi, tetapi proses yang sangat efisien dan bersih, jika pernah terjadi. Energi gelap bukanlah sumber energi, tetapi sifat ruang, dan sifat dan asal-usulnya masih tidak diketahui.

Perpetual energi adalah konsep yang menarik dan sulit dipahami yang telah menarik dan menginspirasi banyak orang untuk waktu yang lama.

Namun, itu juga adalah konsep yang salah dan tidak realistis yang bertentangan dengan hukum fisika yang mapan dan teruji.

Perpetual energi bukanlah mimpi atau kenyataan, tetapi mitos atau fantasi. Bukanlah solusi atau tujuan, tetapi tantangan atau paradoks. Bukanlah sesuatu yang dapat kita capai atau peroleh, tetapi sesuatu yang dapat kita pelajari dari atau hargai.

Ini mengingatkan kita bahwa energi adalah sesuatu yang berharga dan terbatas, dan bahwa kita harus menggunakannya dengan bijak dan bertanggung jawab.

Ini mendorong kita untuk menjelajahi dan menemukan cara-cara baru untuk menghasilkan dan menghemat energi, yang lebih berkelanjutan dan terbarukan.

Ini juga mengundang kita untuk mempertanyakan dan memikirkan kembali pemahaman dan asumsi kita tentang dunia, dan untuk menjaga pikiran yang terbuka dan kritis.

Perpetual energi bukanlah kenyataan, tetapi bisa menjadi motivasi.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel