Sediksi.com – KTT G7 merupakan acara tahunan pertemuan pimpinan negara dari tujuh negara maju dan paling berpengaruh. Tujuh negara tersebut adalah Jepang, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat.
KTT G7 ini salah satu forum yang berpengaruh secara global karena sifat hasil dari forum ini sangat mungkin mempengaruhi keputusan pemimpin negara baik yang terkait maupun tidak.
Hal ini pada akhirnya membuat agenda forum ini selalu menjadi perhatian global dan tidak luput dari kejadian-kejadian tidak terduga.
KTT G7 2023 tahun ini diselenggarakan di Hiroshima, Jepang. Forum ini juga mengundang Australia, Brazil, Komoro (sebagai ketua organisasi Uni Afrika), Kepulauan Cook (sebagai ketua Forum Kepulauan Pasifik), India (sebagai presiden G20), Republik Korea, dan Vietnam.
Bersatu mendukung Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina tidak mungkin diabaikan oleh salah satu forum berpengaruh di dunia. Dalam forum ini, mereka sepakat untuk mendukung Ukraina.
Tidak hanya membahas, mereka juga menetapkan aksi-aksi konkrit guna meningkatkan dukungan kepada Ukraina sekaligus dampak yang akan diterima Rusia serta pihak-pihak yang mendukung upaya perang.
Kemudian, mendiskusikan upaya perdamaian bersama berbagai pihak dengan menciptakan Action Plan terkait keamanan pangan.
Aksi-aksi tersebut di antaranya mengisolasi Rusia secara ekonomi dan melemahkan kapabilitas berperangnya dengan menjatuhkan sanksi dan mengontrol ekspor.
Januari lalu, Fumio Kishida, Perdana Menteri (PM) Jepang telah menyampaikan kekhawatirannya tentang perang Rusia-Ukraina di konferensi berita di Washington, sehari setelah pertemuannya dengan Joe Biden, Presiden Amerika Serikat.
“Asia Timur bisa saja menjadi seperti Ukraina besok-besok,” ucapnya yang juga sudah mulai mengusahakan keamanan di wilayah Indo-Pasifik.
Sehingga dukungannya terhadap Ukraina juga dianggap dapat mendorong meningkatnya keamanan kawasan Asia Timur sambil juga mulai meningkatkan keamanan di wilayah Indo-Pasifik tersebut.
Presiden Ukraina hadir di KTT G7 secara mendadak
Meski perang Rusia-Ukraina pasti dibahas dalam forum, tapi tidak ada yang menyangka Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina akan hadir di KTT G7 tersebut.
Presiden Ukraina tersebut terbang dari Arab Saudi menggunakan jet militer Prancis menuju Hiroshima, Jepang sendirian dan tiba di hari berlangsungnya forum tersebut, tepatnya 20 Mei 2023.
Kehadirannya dalam KTT tersebut merupakan sebuah upaya untuk menambah dukungan dari para pimpinan negara yang hadir di forum tersebut.
Tidak hanya itu, ia juga berusaha untuk berbicara dengan para pimpinan negara yang cenderung masih bersikap netral invasi Rusia tersebut agar memilih untuk mendukung Ukraina.
Upaya Presiden Ukraina ini berhasil dan dibuktikan dengan serangkaian putusan aksi-aksi konkrit untuk mendukung Ukraina yang telah disepakati oleh para pimpinan yang berada dalam forum G7 ini.
Dukungan untuk perdamaian dan stabilitas Taiwan
Konflik Tiongkok-Taiwan bukan agenda utama dalam G7. Namun, dampaknya sangat besar. Mengingat konflik ini tidak hanya urusan Tiongkok dan Taiwan, atau bahkan Tiongkok kontra Amerika Serikat, tetapi juga bisa mengarah pada kepentingan global.
Dinamika antara Amerika Serikat, Taiwan, dan Tiongkok panjang dan kompleks. Hanya saja, saat ini Amerika Serikat mendukung penuh kedaulatan Taiwan.
Puncaknya adalah ketika pihak kongres Amerika Serikat mengesahkan Undang-Undang dengan Taiwan dimana Amerika Serikat wajib menyediakan dan memperdagangkan senjata untuk Taiwan. Senjata tersebut diperlukan oleh Taiwan untuk pertahanan diri dari konfliknya dengan Tiongkok.
Perdagangan senjata kepada Taiwan tersebut dianggap Tiongkok sebagai pelanggaran atas kesepakatan mereka sebelumnya. Yaitu menyepakati “One China Policy” atau “Kebijakan Satu Tiongkok” di mana Amerika Serikat mengakui Taiwan adalah bagian dari Tiongkok pada tahun 1979.
Sikap politik Amerika Serikat terhadap Tiongkok dan Taiwan kali ini membuatnya mendorong isu ini dalam forum dengan mendorong untuk mendukung perdamaian dan stabilitas Taiwan.
Baca Juga: Ketegangan Global Sebabkan Perdagangan Senjata di Inggris Meningkat, Termasuk Donor ke Ukraina
Bersatu ‘melawan’ Tiongkok
Di satu sisi, kekuatan ekonomi Tiongkok terus naik. Di sisi lain, kebijakan koersi ekonomi Tiongkok terhadap banyak negara juga semakin menjadi-jadi.
Akibatnya, Tiongkok sering membuat putusan yang semena-mena, menguntungkan pihaknya sendiri, bahkan memanfaatkan negara-negara yang yang secara ekonomi dalam kondisi rentan.
Koersi ekonomi ini menyerang pada beberapa aspek seperti perdagangan, investasi, pembatasan pariwisata, boikot, serangan siber, sanksi terhadap individu, sampai dengan ancaman-ancaman pada level negara.
Negara yang paling banyak menjadi target koersi ekonomi Tiongkok adalah Australia, Lithuania, Korea Selatan, dan Uni Eropa (kawasan). Ketiganya selain Lithuania menghadiri G7.
Oleh karena itu, KTT G7 ini menyepakati beberapa hal. Pertama, meningkatkan perlindungan beberapa teknologi maju tertentu yang mungkin saja dimanfaatkan untuk mengancam keamanan nasional.
Kedua, menekankan pentingnya pengamanan dan menjamin stabilitas di wilayah Indo-Pasifik, di sepanjang Selat Taiwan.
Ketiga, menyuarakan keprihatinan atas situasi pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok dan meminta untuk tidak merusak integritas institusi-institusi demokratik.
Demo anti G7 di hari pertama
Hari pertama KTT G7 2023 atau Jumat, 19 Mei diwarnai dengan demo ratusan warga Jepang di sekitar Taman Monumen Perdamaian di Hiroshima.
Demo tersebut diikuti oleh berbagai kalangan. Mulai dari yang kelompok usia sekolah sampai yang sudah tua, yang masih memahami horornya kejadian bom atom yang menimpa Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Mereka memprotes adanya G7 karena seperti yang mereka teriakkan selama demo berlangsung, seharusnya konferensi yang membahas perang itu ditiadakan. Selain itu, mereka juga meneriakkan bahwa G7 ini adalah penyebab perang itu sendiri.
Forum tersebut juga dianggap memanfaatkan Hiroshima dan sejarahnya untuk pertemuan yang problematis ini.
Hal ini juga disampaikan oleh PM Jepang terkait alasan pemilihan Hiroshima sebagai tempat pelaksanaan G7. Untuk mengingatkan kembali betapa buruk dan besarnya dampak bom atom terhadap Hiroshima dan penegasan kepada forum tersebut untuk menghentikan segala aktivitas yang bermaksud untuk mengembangkan senjata nuklir.
