Respon Pemuka Agama Soal Non Muslim Jadi Saingan Berburu Takjil

Respon Pemuka Agama Soal Non Muslim Jadi Saingan Berburu Takjil

Non Muslim Jadi Saingan Berburu Takjil

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Beberapa hari belakangan, ramai di media sosial terkait non Muslim yang ikut berburu takjil, tradisi Muslim mencari makanan atau minuman untuk berbuka puasa yang juga berlaku di Indonesia. 

Meski bukan pertama kali, ada beberapa hal yang membuat fenomena ini menarik sekarang. Banyak dari non Muslim bukan hanya memborong barang dagangan, tapi datang lebih awal dan menyebabkan Muslim tidak kebagian banyak pilihan makanan atau minuman untuk berbuka puasa. 

Tidak tanggung-tanggung, mereka bisa datang sebelum pukul 3 sore. Sedangkan biasanya Muslim baru mulai berburu takjil sekitar pukul 4 atau 5 sore.

Fenomena ini kemudian memicu pertanyaan masyarakat kepada para pemuka agama untuk merespon hal ini. Spoiler: mereka menyambut positif fenomena non Muslim bersaing dengan Muslim berburu takjil.

Tanggapan Mamah Dedeh, penceramah

Non Muslim Jadi Saingan Berburu Takjil
Fadlan Holao dan Mamah Dedeh (tangkapan layar: ig/holaofadlan)

Seorang influencer bernama Fadlan Holao bertemu Mamah Dedeh, penceramah sekaligus pembawa salah satu acara dakwah paling populer dan legendaris di Indonesia, ‘Mama dan Aa’.

Pertemuan tersebut direkam ke dalam video dan dibagikan di media sosial pribadinya seperti Instagram dan TikTok pada Selasa (19/3). 

“Mau nanya satu hal Mah, sekarang kan lagi rame banget kan ye, ape namanya berburu takjil, yang nonis berburu takjil sebelum jam 3. Lah itu kan kita lagi capek-capeknya, yang lagi puasa, yang Islam. Menurut mamah gimane tuh?” tanya Fadlan.

Mamah Dedeh tersenyum lalu menjawab. ““Itu sebetulnya mah, mereka baik. Membantu orang kita yang jualan makanan. Cuma yang kurang baiknya jam 3 mereka. Seharusnya jam 5,” jawabnya lalu keduanya tertawa bersama.

Maksud dari seharusnya jam 5, supaya yang Muslim juga kebagian barang dagangan di pasar takjil.

Tanggapan Marcel Saerang, pendeta

Non Muslim Jadi Saingan Berburu Takjil
tiktok/mewlon3

Masyarakat tidak hanya meminta respon fenomena ini kepada pemuka agama Islam tapi juga Kristen. Salah satunya Marcel Saerang, pendeta di Gereja Tiberias. Dalam video yang dibagikan di TikTok, Marcel justru mengajak jemaatnya untuk saingan berburu takjil.

“Soal agama kita toleran, kalo soal takjil kita duluan,” kata Marcel yang kemudian direspon dengan tawa dari para jemaat yang hadir.

Bahkan, Marcel juga mengimbau agar mereka mulai berburu takjil dari pukul 3 sore ketika umat Muslim yang berpuasa sedang lelah-lelahnya.

“Jam 3 kita standby pas yang lain lagi lemes-lemesnya, walaupun ada yang bilang nanti pas Paskah mereka belanja duluan, kita Paskah pake kinderjoy,”  tambahnya lalu tertawa.

Tanggapan Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Non Muslim Jadi Saingan Berburu Takjil
muhammadiyah.or.id

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad juga tidak luput dari diminta merespon soal non Muslim yang bersaing dengan Muslim berburu takjil pada tahun ini. 

“Seperti orang Islam untuk ikut libur natal. Ikut libur nyepi. Hidup bersama dengan rukun,” kata Dadang pada Senin (18/3).

Dia menilai fenomena ini sebagai hal yang wajar dan justru membawa manfaat bagi para penjual takjil dengan meningkatkan pendapatan mereka. 

“Wajar saja memang dalam kehidupan sekarang, dalam pergaulan antar budaya, saling mempengaruhi satu sama lain. Juga ada pengaruh ekonomi,” lanjutnya.

Tren war takjil multi server

Fenomena ini sudah punya beberapa nama. Selain non Muslim disebut berburu takjil, ada juga yang menyebutnya war takjil karena sifatnya dimana antara non Muslim dan Muslim harus cepet-cepetan beli makanan atau minuman di pasar takjil sebelum kehabisan. 

Sedangkan yang butuh makanan atau minuman adalah Muslim agar bisa membatalkan puasa tepat waktu dengan menu yang diharapkan.

Ada dua nama lain lagi untuk menyebut fenomena ini, yaitu war takjil multi server dan war takjil lintas server dimana server yang dimaksud adalah agama. Sehingga yang dimaksud dengan multi server dan lintas server di sini adalah dua agama yang berbeda bersaing untuk dulu-duluan mendapatkan takjil.

Meski terkesan berkompetisi, ada juga yang memanfaatkan momen ini untuk berkolaborasi. Misalnya pada Muslim yang sedang berpuasa berteman dengan non Muslim. 

Mereka punya ide pentingnya mengajak teman yang non Muslim berburu takjil dengan maksud bisa mencicipi makanan sebelum membeli untuk memastikan enak atau tidaknya makanan atau minuman tersebut.

Walaupun ujung-ujungnya, tentu saja mereka tetap harus membayar makanan dan minuman yang terlanjur dicicipi temannya itu. 

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel