Sediksi.com – Pengadilan Moskow telah memerintahkan penangkapan dua insan perfilman dan kesenian terkemuka Rusia hari Rabu, 17 Mei atas tuduhan menyebarkan hoaks tentang perang Rusia-Ukraina.
Dua pegiat kebudayaan tersebut ialah Alexander Rodnyansky, produser film, dan Ivan Vyrypaev yang merupakan seorang sutradara teater.
Saat ini, produser film tersebut sedang menghadiri Festival Film Cannes di Prancis. Sedangkan sutradara teater tersebut ikut baru saja ditambahkan ke dalam daftar buron.
Sudah tidak tinggal di Rusia
Baik produser film maupun sutradara teater tersebut sudah tidak tinggal di Rusia. Alexander Rodnyansky, produser film yang juga seorang tokoh berpengaruh dalam perfilman Rusia ini bukan orang Rusia dan tidak memegang paspor Rusia. Ia bahkan lahir di Kyiv, Ukraina.Â
Oktober 2022 lalu, pihak pengadilan Rusia mengumumkan Alexander sebagai agen asing. Karena aktif menentang invasi Rusia kepada Ukraina dan bukan berkewarganegaraan Rusia. Meskipun Alexander sendiri sudah bekerja di Rusia selama 20 tahun.Â
Selama dua dekade tersebut, pengalaman dan kontribusinya dalam perfilman Rusia ikut mengangkat nama Rusia di komunitas perfilman global.
Empat filmnya sudah mendapatkan nominasi di Piala Oscar untuk kategori film asing terbaik. Bahkan, ia juga sudah memenangkan penghargaan-penghargaan utama di Film Festival Cannes.
Alexander meninggalkan Rusia beberapa hari sejak perang Rusia-Ukraina pecah. Ia kini lebih banyak menghabiskan waktunya di beberapa tempat seperti Amerika Serikat, Ukraina, dan Eropa.Â
Ketika perintah penangkapan ini sampai pada Alexander, ia sedang berada di Cannes, Prancis untuk menghadiri Film Festival Cannes, salah satu festival film internasional bergengsi.
Selain memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri, ia meninggalkan Rusia karena menyadari bahwa kritiknya terkait perang cepat atau lambat akan mengantarkannya pada pengadilan di Kremlin. Sebab banyak teman dan rekan Alexander yang juga hendak melarikan diri dari Rusia dan gagal.Â
Mereka ditahan dan diinterogasi untuk pelanggaran yang sebenarnya sepele. Misalnya menggunakan media sosial untuk menyampaikan bahwa mereka anti terhadap perang Rusia-Ukraina.
Alexander juga melakukan hal yang mereka lakukan karena ia juga menentang adanya perang dan vokal mengkritik invasi terhadap Ukraina. Tidak seperti mereka, beruntungnya Alexander berhasil melarikan diri dan melanjutkan kariernya.
Buronan lainnya, Ivan Vyrypaev juga tidak tinggal di Rusia. Sutradara teater terkemuka di Rusia ini sudah tinggal dan bekerja di Warsawa, Polandia selama beberapa tahun. Saat perintah penangkapan dikeluarkan, Ivan juga tak berada di Rusia.
Ivan lahir di wilayah Rusia ketika Uni Soviet belum bubar. Ivan sebenarnya memegang paspor Polandia. Ia tetap aktif menyuarakan perlawanannya terhadap invasi Rusia kepada Ukraina.
Banyak aktivis anti-perang ditangkap
Di hari yang sama perintah penangkapan Alexander dan Ivan tersampaikan, seorang aktivis anti perang Rusia baru saja didakwa penjara selama tujuh tahun.
Mikhail Krieger ditangkap November tahun lalu karena unggahannya pada tahun 2020. Dalam unggahan tersebut, ia menyanjung dua laki-laki yang menyerang gedung-gedung keamanan federal Rusia. Lalu menyebut mereka sebagai pahlawan. Aksinya tersebut membuatnya didakwa atas pembenaran aksi terorisme.
Selain itu, Mikhail juga didakwa atas ujaran kebencian yang bernada ancaman kekerasan. Masih dengan unggahannya di media sosial tahun 2020, ia juga mengisyaratkan ingin melihat presiden Rusia, Vladimir Putin digantung.Â
Sesaat sebelum divonis, Mikhail mengatakan ia dituntut karena sikapnya anti terhadap perang Rusia – Ukraina dan secara terbuka mendukung Ukraina.
Sampai saat ini, lebih dari 15.000 warga Rusia yang menentang Rusia – Ukraina telah ditangkap saat sedang berdemo anti perang yang dilaksanakan beberapa hari setelah invasi.
Meskipun sudah lebih dari satu tahun berlalu sejak invasi pertama, bisa dilihat Kremlin tidak hanya enggan menghentikan invasinya terhadap Ukraina. Tetapi juga tidak berhenti berupaya meredam warga Rusia yang menunjukkan sikap anti perang dengan mengkriminalisasi mereka.
Pekerja seni dan aktivis Rusia ramai-ramai menentang perang
Pembuat film dari Rusia baik yang berada di dalam maupun luar negeri, pekerja seni, dan aktivis banyak yang menyuarakan penolakannya terhadap perang Rusia-Ukraina.
Terlepas dari terbatas atau tidaknya kesempatan mereka untuk menyampaikan pesan-pesan anti perang, mereka tetap berusaha agar bisa terus aktif menyuarakan penolakannya.
Salah satu dampak dari invasi Rusia ini adalah pencekalan film-film Rusia yang sedang didistribusikan ke festival-festival film. Akibatnya, banyak film buatan Rusia ini tidak boleh ditayangkan. Hal-hal semacam ini, sangat menghambat bagi pekerja seni, khususnya film untuk dapat berkarya dengan merdeka.Â
Adanya pencekalan yang diakibatkan oleh invasi tersebut membuat mereka semakin kesulitan untuk mengekspresikan sikap anti perang. Sebab, medium mereka untuk beraksi jadi berkurang.
Sedangkan, warga Rusia yang terindikasi menentang kebijakan Rusia dalam hal invasi ini akan dikriminalisasi oleh Rusia sendiri. Atas tuduhan ini, banyak dari mereka mendapat hukuman penjara, dipecat, masuk daftar hitam, dan ditetapkan sebagai agen asing.Â