Sejarah Ketupat, Filosofi dan Maknanya: Sajian Khas Lebaran

Sejarah Ketupat, Filosofi dan Maknanya: Sajian Khas Lebaran

sejarah ketupat

DAFTAR ISI

Penting bagi umat Islam di Indonesia untuk memahami sejarah ketupat sebagai sajian khas Lebaran. Sebagai bagian dari tradisi khas Indonesia, kamu tidak akan mengalami kesulitan menemukan dekorasi atau masakan ketupat di berbagai daerah di tanah air.

Sejarah ketupat sebagai hidangan khas Lebaran bermula pada masa penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Ketupat yang menjadi simbol yang erat terkait dengan Hari Raya Idulfitri, memiliki filosofi tersendiri yang terwujud melalui berbagai elemen di dalamnya.

Sejarah Ketupat: Sudah Ada Sejak Era Hindu-Buddha

Sejarah ketupat sebenarnya telah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Jawa. Pada abad ke-17, ketika Islam mulai tersebar di Jawa, ketupat diperkenalkan dengan filosofi yang lebih mendalam. Sosok yang memperkenalkan filosofi ketupat adalah Raden Mas Sahid yang dikenal sebagai Sunan Kalijaga.

sejarah ketupat
Kompas.com

Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat sebagai makanan yang sarat dengan makna filosofis, khususnya dalam konteks perayaan Lebaran. Kata “ketupat” atau “kupat” dalam bahasa Jawa merupakan singkatan dari ‘ngaku lepat‘ dan ‘laku papat‘.

Versi lain menyebut “kupat” juga bisa diartikan sebagai ‘kula lepat’ yang dalam Bahasa Indonesia berarti ‘saya salah’. Dalam pengertian ini, kula lepat adalah pengakuan bahwa seseorang pernah melakukan kekeliruan, dan momen lebaran menjadi momen yang tepat untuk mengakuinya.

Ketupat menjadi simbol perayaan Idul Fitri pada masa pemerintahan kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah.

Sejarah ketupat menjadi salah satu simbol penting dalam perayaan Idul Fitri umat Islam sejak pemerintahan Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah. Sunan Kalijaga mempopulerkan dua kali perayaan, yaitu bakda lebaran dan bakda kupat.

Bakda kupat dimulai seminggu setelah Lebaran. Pada hari yang disebut bakda kupat, hampir setiap rumah di tanah Jawa terlihat sibuk menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah selesai dianyam, ketupat diisi dengan beras dan kemudian dimasak. Selanjutnya, ketupat tersebut diantarkan kepada kerabat yang lebih tua sebagai simbol kebersamaan.

Filosofi Ketupat

Janur

Janur atau daun kelapa muda berfungsi sebagai pembungkus ketupat. Dalam filosofi Jawa, Janur diartikan sebagai kepanjangan dari “sejatine nur” yang berarti manusia berada dalam keadaan suci setelah berpuasa Ramadan. Selain itu, dalam budaya Jawa, janur juga dipercayai sebagai perlindungan dari bencana atau tolak bala.

Bentuk Ketupat

Bentuk segi empat pada ketupat melambangkan keempat nafsu dunia, yakni amarah, rasa lapar, keinginan memiliki sesuatu yang indah, dan keinginan memaksakan diri. Seseorang yang mengonsumsi ketupat dianggap telah berhasil mengendalikan keempat nafsu tersebut selama berpuasa.

sejarah ketupat
National Geographic Indonesia

Selain itu, bentuk segi empat dari ketupat memiliki makna kiblat papat lima pancer yang mencakup empat arah mata angin dan satu pusat, yaitu arah hidup manusia yang diatur oleh Allah SWT selama berpuasa.

Anyaman Ketupat

Anyaman pada ketupat memiliki detail yang rumit yang mencerminkan kehidupan manusia yang penuh liku-liku dan pasti mengandung kesalahan. Anyaman pada ketupat diharapkan dapat memberikan penguatan antara aspek jasmani dan rohani manusia.

Isi Ketupat

sejarah ketupat
Grid Kids

Butiran beras yang dibungkus dalam janur melambangkan kebersamaan dan kemakmuran. Saat ketupat dibelah, warna putihnya menggambarkan kebersihan setelah adanya maaf-memaafkan.

Hidangan Pendamping

sejarah ketupat
Fimela

Ketupat biasanya dinikmati bersama hidangan pendamping yang berbahan santan, seperti opor, rendang, atau gulai. Santan atau santen memiliki filosofi Jawa, yaitu “pangapunten” atau memohon maaf. Dengan demikian, ketupat mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah meminta ampun dari segala kesalahan.

Makna Ketupat

Makna dari kupat juga dapat diartikan sebagai “laku papat,” yang menjadi simbol dari empat segi dalam ketupat. Laku papat mencakup empat tindakan, yaitu Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan. Berikut adalah makna dari keempat tindakan tersebut:

Lebaran

Lebaran merujuk pada tindakan yang telah selesai, diambil dari kata “lebar.” Ini menggambarkan penyelesaian ibadah puasa Ramadan.

sejarah ketupat
Tokopedia

Luberan

Luberan atau meluber simbolisasi dari memberikan sedekah dengan ikhlas, sebagaimana air yang berlimpah hingga meluber dari wadahnya. Oleh karena itu, tradisi berbagi atau bersedekah pada Hari Raya Idul Fitri menjadi kebiasaan umat Islam di Indonesia.

Leburan

Leburan memiliki makna “lebur” sebagaimana dalam bahasa Indonesia. Pada Hari Raya Idul Fitri, leburan mencerminkan proses melebur dosa melalui tindakan bermaaf-maafan dan bersilaturahmi.

Laburan

sejarah ketupat
Kumparan

Laburan berasal dari kata “kabur” yang artinya kapur putih. Maknanya adalah hati seseorang dapat kembali menjadi putih dan suci setelah menjalani ibadah selama bulan puasa Ramadhan.

Itu dia ulasan tentang sejarah ketupat, filosofi hingga maknanya. Kalau keluargamu suka membuat ketupat sendiri atau nggak mau ribet dan memilih membeli bentuk ketupat yang sudah jadi, nih?

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel