Sediksi.com – Sekitar 3.000 warga yang tinggal di kamp pengungsi Jenin terpaksa mengungsi setelah pasukan tentara Israel melancarkan operasi besar di wilayah yang didudukinya di Tepi Barat pada hari Senin (3/7).
Serangan Israel tersebut menandai terulangnya sejarah yang sama karena penyerangan Israel terhadap kamp pengungsi Jenin pernah terjadi pada tahun 2002.
Sejarah terulang kembali
Pada tanggal 1–11 April tahun 2002 ketika Palestina sedang dalam masa pemberontakan terhadap Israel atau yang bisa juga disebut intifadah kedua, pasukan Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jenin, sebuah kota di Palestina yang terletak di bagian utara wilayah Tepi Barat yang diduduki oleh Israel.
Israel secara spesifik menargetkan kamp pengungsi Jenin, area yang memang dipadati oleh penduduk.
Human Rights Watch melaporkan setidaknya 50 warga Palestina tewas akibat kejadian tersebut dengan 27 di antaranya adalah pasukan militan dan 22 lainnya adalah penduduk sipil.
Serangan yang kemudian disebut sebagai Perang Jenin dan berlangsung selama seminggu ini juga telah menewaskan 23 tentara Israel.
21 tahun kemudian, Israel mengulangi hal yang sama pada hari Senin (3/7).
Israel menyerang Kota Jenin, dan menargetkan serangan pada kamp pengungsi Jenin yang masih menjadi area paling dipadati oleh penduduk di Kota Jenin.
“Sejauh ini ada sekitar 3.000 warga yang sudah meninggalkan kamp,” kata Kamal Abu al-Roub, Wakil Gubernur Jenin kepada jurnalis AFP.
Ia juga mengatakan biasanya kamp tersebut menjadi tempat tinggal untuk 18.000 warga Palestina.
Proses evakuasi sendiri belum selesai dan ia mengatakan bahwa masih berupaya menambah tempat penampungan di Kota Jenin dengan menggunakan sekolah dan tempat-tempat lainnya yang bisa dijadikan penampungan.
Berdasarkan laporan siaran langsung media Al Jazeera pada hari Selasa, 10 warga Palestina terbunuh, 100 warga sedang dirawat di rumah sakit, dan 20 lainnya sedang dalam kondisi kritis (4/7).
Médecins Sans Frontières, organisasi relawan dokter lintas negara yang saat ini menyediakan layanan kesehatan darurat di Jenin menyampaikan, “selain membunuh dan melukai orang, operasi militer ini juga merusak infrastruktur kesehatan sehingga menghambat respon medis pada saat keadaan darurat.”
Selain aksesibilitas menuju kamp pengungsi Jenin diblokir oleh pasukan Israel, mereka juga telah merusak jalan dengan kendaraan militer berat seperti buldoser yang semakin menyulitkan mobil ambulans untuk mencapai lokasi pasien.
Penyebab Israel menjatuhkan serangan masif
Ketegangan Israel-Palestina terus naik selama beberapa minggu belakang dan operasi militer Israel yang menargetkan kamp pengungsi Jenin pada hari Senin itu menjadi gongnya.
Selama dua minggu sebelumnya, Israel dan Palestina saling serang dan membunuh tujuh warga Palestina. Dalam masa ini juga, merupakan awal dari eskalasi konflik sejak bertahun-tahun lalu.
Serangan dimulai dengan tembakan udara setidaknya 10 kali pada hari Minggu ke kamp pengungsi Jenin, area yang menjadi tempat tinggal pengungsi Palestina sekaligus area terpadat di kota Jenin.
Dalam serangan di hari Minggu tersebut, serangan Israel juga termasuk drone dan sebuah rudal yang akhirnya menyebabkan kerusakan bangunan serta infrastruktur penting di Kota Jenin seperti rumah sakit.
Sebelum itu, tepatnya pada 21 Juni, Israel menyerang area sekitar Jenin dengan drone dan menyebabkan kematian beberapa warga Palestina. Serangan ini seketika menyulut emosi pasukan militan Palestina.
Kemudian Israel terus memojokkan pasukan Palestina yang menjaga area Jenin dengan segala persenjataan yang dimiliki.
Sedangkan pasukan Palestina kesulitan untuk meningkatkan dampak serangannya kepada Israel, bahkan untuk sekedar mempertahankan diri.
Karena kamp pengungsi Jenin adalah rumah bagi banyak pejuang kemerdekaan Palestina sejak tahun lalu.
Dengan semakin banyaknya yang tewas di kamp pengungsi Jenin, maka semakin berkurang jumlah pasukan pejuang Palestina, sehingga membuat mereka kesulitan untuk mempertahankan wilayah tersebut.
Baca Juga: Timeline 7 Hari Kerusuhan Perancis
Palestina mendesak masyarakat internasional agar segera melakukan intervensi
Di hari yang sama dengan serangan tersebut, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina merilis pernyataan untuk mendesak masyarakat internasional melakukan intervensi agar menghentikan agresi Israel dan serangan yang menargetkan kamp pengungsi Jenin.
Dalam pernyataan resmi tersebut, Palestina juga menyatakan Israel bertanggung jawab atas tindakan kriminal mereka, aksi terorisme, dan niat untuk melakukan genosida yang tidak hanya menjadi penyebab kekerasan dan ketidakstabilan politik, tapi juga ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional.
Sehari setelah pernyataan tersebut dirilis, beberapa negara yang merilis pernyataan mengecam tindakan Israel adalah Indonesia, Iran, Turki, Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab.
Sementara itu, para pasukan pejuang Palestina masih berusaha mempertahankan diri dan wilayahnya dengan kekuatan seadanya melawan Israel.