Menulis novel fiksi tidaklah mudah. Ya, bahkan penulis yang sudah menerbitkan puluhan judul buku akan mengakui itu meski hanya sedikit diantaranya. Kendati demikian, barang sulit bukan berarti tidak mungkin bukan?
Kita mungkin telah banyak membaca panduan menulis novel fiksi atau tidak sama sekali. Beberapa orang memang masih percaya bahwa aktivitas menulis, bisa dilakukan bahkan tanpa perlu mengerti teorinya atau sekadar berupaya mendengarkan pengalaman penulis terkemuka.
Berhenti berpikir seperti itu. Terlebih jika kertas, atau yang lebih modern, layar monitor milikmu masih berwarna putih.
Dua kalimat terakhir barusan sebenarnya adalah hal pertama yang perlu kita perhatikan saat hendak menulis novel atau karya fiksi lainnya. Selanjutnya, ada empat hal lain yang perlu diingat. Tentu jika kamu masih berminat untuk menuntaskan artikel ini karena saya yakin ada banyak tips lain di luar sana.
Saltik
Alias salah ketik. Berikut kerabat dekatnya yakni, kesalahan tata Bahasa, tanda baca dan mungkin masih banyak lainnya.
Saya sering mengalami kesalahan menulis kalimat seperti ini, “aku tidak pernah makan sushi.” Padahal, yang ada di kepala saya justru sebaliknya. Meski itu hanya sekali, saya yakin pernah makan sushi. Entah apa istilah yang tepat untuk mengatakan kesalahan serupa ini.
Saya juga pernah menjumpai kesalahan serupa ketika membaca salah satu artikel di sediksi.com. Sungguh saya tidak ingin menghujat editor karena perkara human error ini.
Ini memang kesalahan yang wajar tapi sering terjadi. Oleh karenanya, saya masih harus meletakkan poin Saltik meskipun terdengar seperti nasihat yang usang.
Karakter
Salah satu alasan terbesar seorang pembaca terus membuka lembar demi lembar novel yang ia pegang adalah perasaan ingin tahu mengenai isi sebuah cerita. Ini adalah perjalanan yang panjang. Jadi, tidakkah kamu berniat menawarkan segelas bir dingin atau sepotong roti untuk mereka agar tidak kelelahan?
Tour guide yang baik paham akan hal itu. Mereka akan memberikan bekal perjalanan berupa karakter atau tokoh-tokoh yang menarik.
Tidak sedikit karakter dalam sebuah novel fiksi yang terus diperbincangkan meski sekuel cerita ini dipastikan tidak akan lanjut. Kuncinya, jangan berikan semua perbekalan!
Sudah sepatutnya penulis mengenal setiap karakter yang ia ciptakan secara dekat. Tapi, jangan ungkapkan semua hal yang kita ketahui pada pembaca. Apalagi kalau itu kamu berikan dalam sekejap.
Pertama kita bisa menginformasikan zodiaknya. Lalu, desa asal dia lahir dan beberapa hal lain. Sekali lagi, jangan semua.
Jika kamu berniat memberi tahu nama ayahnya, sebaiknya simpan dulu nama ibunya karena ini bisa digunakan oleh orang jahat untuk membobol tabunganmu di bank. Bukan begini.
Maksud saya, rasa penasaran pada sebuah karakter itu juga hal yang seru dan dinikmati oleh pembaca. Sebagai contoh, silakan berselancar sebentar untuk mencari tahu rahasia karakter Harry Potter yang masih belum terungkap hingga saat ini.
Penyiksaan
Penyiksaan itu berbekas. Tapi jika itu dilakukan terlalu sering, akan membosankan bahkan menjijikkan.
Jujur saja, saya beberapa kali terpaksa melewati adegan penyiksaan karena terlalu sering. Baik itu dilakukan oleh orang yang sama maupun dialami oleh korban yang sama berulang-kali.
Toh, banyak adegan penyiksaan yang saya baca tidak berpengaruh penting dalam alur ceritanya. Itu juga bukan bagian yang mungkin tidak begitu ditunggu-tunggu oleh banyak pembaca lainnya.
Plot
Jika kamu adalah penulis yang kharismatik dan dianugerahi ide yang brilian, saya bersyukur atas itu. Itu berarti kehadiranmu di dunia akan membuat kami para pembaca bisa menikmati novel-novel luar biasa.
Jadi tolong, jangan buat kami kecewa hanya karena kamu malas menyusun plot dan memilih untuk menulis novel dengan metode klise bernama ‘ngalir aja’. Jika metode klise ini berhasil, barangkali kamu adalah nabi.
Buku berjudul Save The Cat! Write A Novel karya Jessica Brody mungkin bisa kamu jadikan pegangan untuk membuat plot cerita. Tentu masih banyak lagi buku panduan menulis novel lainnya yang bisa kamu baca. Saya yakin, itu lebih baik ketimbang berharap mendapatkan tips ajaib dari sebuah artikel pendek ini.
Baca Juga: 5 Novel yang Wajib Kamu Baca Sebelum Wisuda