79 Migran Tewas Tenggelam di Yunani, Pemerintah Umumkan Berkabung selama 3 Hari

79 Migran Tewas Tenggelam di Yunani, Pemerintah Umumkan Berkabung selama 3 Hari

79 orang tewas pada tragedi kecelakaan kapal di Yunani

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Setidaknya 79 migran tewas tenggelam karena kapal penangkap ikan yang ditumpangi terbalik di lepas pantai selatan Yunani pada Rabu (14/6).

Pemerintah menyebut kejadian ini sebagai tragedi migran terbesar di Yunani dan mengumumkan tiga hari berkabung.

Penyebab dari tragedi ini ditengarai oleh muatan yang berlebihan. Setelah itu, beberapa pihak berupaya menyelamatkan para penumpang. Kini, mereka dibawa ke kota terdekat dan dirawat di rumah sakit.

Penumpang kapal melebihi kapasitas

79 Migran Tewas Tenggelam di Yunani, Pemerintah Umumkan Berkabung selama 3 Hari - 230614125612 04 greece migrant boat 061423
migran yang selamat sampai di Pelabuhan Kalamata, Yunani (Eurokinissi/Reuters)

Dari 79 yang dinyatakan tewas, lebih dari 100 migran telah diselamatkan, dan ratusan lainnya masih hilang.

Menurut pernyataan penyintas tragedi, kapal penangkap ikan tersebut menampung sebanyak 500 hingga 700 orang. Sedangkan berdasarkan pernyataan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), memperkirakan jumlah orang yang menumpangi kapal tersebut di atas 400.

Yiannis Karvelis, direktur kesehatan daerah tersebut pernah memperingatkan tentang antisipasi tragedi, “jumlah orang yang naik ke kapal jauh lebih banyak dari kapasitas yang diperbolehkan.”

Pihak berwajib menyatakan kapal tersebut pertama kali terlihat di perairan internasional Selasa sore oleh pesawat Frontex milik badan perbatasan Uni Eropa dan dua kapal terdekat.

Nikolaos Alexiou, penjaga pantai mengatakan kepada publik melalui wawancara TV bahwa rekan-rekannya menyaksikan orang-orang menumpuk di geladak, lalu kapal tersebut tenggelam di bagian terdalam Laut Mediterania. 

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa di kapal tersebut tidak satupun orang mengenakan jaket pelampung.

Pihak berwajib sempat menghubungi kapal tersebut melalui satelit telepon dan menawarkan bantuan. Migran di kapal tersebut berulang kali menjawab, “kami hanya ingin menuju Italia.”

Beberapa jam kemudian, seseorang di kapal tersebut menghubungi pihak penjaga pantai Yunani memberitahukan mesin kapal mengalami masalah.

Tidak lama kemudian, kapal terbalik dan seluruh bagiannya tenggelam hanya dalam waktu 10-15 menit.

PM sementara Yunani umumkan masa berkabung nasional selama tiga hari

79 Migran Tewas Tenggelam di Yunani, Pemerintah Umumkan Berkabung selama 3 Hari - AP Photos Thanassis Stavrakis
korban selamat yang dibawa ke gudang pelabuhan di Kota Kalamata (AP/Thanassis Stavrakis)

Ioannis Sharma, Perdana Menteri (PM) sementara Yunani memutuskan untuk memberlakukan masa berkabung nasional demi korban tenggelamnya kapal di Pylos tersebut dan  berlaku dari 14 hingga 16 Juni 2023.

Ia mengumumkan di kantor PM bahwa keputusan ini diambil untuk mengingat migran tersebut sebagai korban kejahatan perdagangan manusia.

Selain itu, jumlah korban tewas dari kejadian ini sudah mencapai 79 dan menjadi tragedi migran terbesar yang pernah terjadi di Yunani.

Saat hari berkabung nasional berlaku, biasanya Yunani memerintahkan kantor layanan publik atau sekolah untuk tutup, bendera dipasang setengah, dan aksi simbolik lainnya seperti mengheningkan cipta selama satu menit.

Untuk tragedi di Pylos ini, belum diputuskan apakah sekolah akan tutup dalam rangka hari berkabung nasional ini.

Awalnya para migran ragu menerima bantuan Yunani

Para migran menolak bantuan ketika pihak Yunani menawarkan bantuan sesaat sebelum kapal mengalami masalah.

Melalui telepon satelit, pihak migran juga menekankan bahwa mereka hanya ingin menuju Italia. Kapal tersebut diperkirakan berlayar dari Libya dengan sebagian besar penumpangnya diyakini laki-laki berusia 20-an.

Pihak penjaga pantai Yunani menyatakan bahwa para migran tidak berani bertemu dengan pihak berwajib Yunani karena yang mereka tahu, Yunani sangat menolak migraine dan tidak ragu untuk mengusir mereka. Setelah diselamatkan pun, mereka enggan menjawab kewarganegaraan.

Para migran yang selamat dibawa ke Kota Kalamata, dan beberapa dari mereka dirawat di rumah sakit karena hipotermia dan luka ringan.

Thanassis Vassilopoulos, Wali Kota Kalamata mengatakan pada media, “kami sudah melakukan semua yang bisa dilakukan, bersama dengan unit regional Messinia, Palang Merah, dan para relawan untuk menampung korban yang selamat, termasuk menyediakan pakaian, matras dan selimut untuk tidur, serta menyiapkan air minum, toilet, dan tenda.

Ia juga menambahkan masyarakat lokal turut andil dengan menyediakan keperluan migran, bahkan makan malam juga disediakan oleh klub olahraga lokal.

“Warga lokal mengetahui situasi ini dan telah merespon kejadian dengan sangat baik,” lanjutnya.

Katerina Sakellaropoulou Presiden Yunani juga mengunjungi korban pada hari Rabu dan mengungkapkan bela sungkawa (14/6).

Dengan adanya tragedi ini, Yiorgos Michaelidis, Menteri Migrasi Yunani menyampaikan kepada BBC bahwa Uni Eropa seharusnya segera mengesahkan kebijakan migrasi yang konkret, “untuk bisa menerima orang-orang yang memang membutuhkan, bukan hanya orang yang punya uang untuk membayar penyelundup.”

“Saat ini, penyelundup adalah yang menentukan siapa-siapa yang datang ke Eropa,” ucapnya.

“Urusan Uni Eropa untuk menyediakan suaka, bantuan, dan keamanan untuk mereka yang membutuhkan. Bukan masalah Yunani, Italia, atau Siprus… Uni Eropa lah yang seharusnya membuat kebijakan migrasi yang konkret,” lanjutnya.

Yunani sendiri adalah rute utama bagi migran dari Timur Tengah, Asia, dan Afrika yang ingin menuju Eropa.

Dari tragedi ini, tiga orang yang diduga pelaku perdagangan manusia telah dibawa ke pihak berwajib Kalamata dan sedang menjalani proses interogasi.

Dampak lain dari tragedi ini, banyak partai politik menangguhkan agenda kampanye mereka untuk Pemilihan Umum (pemilu) yang akan dilaksanakan 25 Juni nanti.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel