Sediksi.com – Situasi di Rusia semakin mencekam setelah Wagner, kelompok tentara bayaran independen Rusia bergerak menuju Moskow pada 24 Juni usai menguasai Rostov-on-Don, salah satu kota terbesar di Rusia.
Rencana Wagner menduduki Moskow ini dilakukan setelah Yevgeny Prigozhin, bos Wagner berselisih dengan Kementerian Pertahanan Rusia. Pasalnya, Wagner menjadi satu-satunya kelompok paramiliter yang tidak dipanggil untuk perang melawan Ukraina bersama pasukan reguler Rusia.
Sedangkan Wagner adalah salah satu kelompok yang selama ini dikenal loyal pada Rusia dan semakin dikenal karena perannya selama perang di Ukraina.
Pemberontakan Wagner terhadap Rusia ini sekaligus menjadi ancaman terbesar bagi 22 tahun masa kepemimpinan Vladimir Putin, Presiden Rusia.
Kronologi pemberontakan Wagner
Jumat, 23 Juni
- Prigozhin merilis video di Telegram yang bersumpah akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menjatuhkan kepemimpinan militer Rusia setelah dituduh oleh Kremlin terkait pemberontakan.
- Dalam video tersebut Prigozhin juga bersumpah akan menghukum pasukan militer Rusia karena telah menewaskan pasukan Wegner dengan rudal yang kemudian dibantah oleh pihak Rusia karena tidak adanya bukti.
- Prigozhin juga mengklaim bahwa perang Ukraina dimulai agar Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia bisa naik jabatan menjadi Jenderal Besar (Marshal), pangkat tertinggi dalam militer.
- Prigozhin menuduh Kementerian Pertahanan Rusia mencoba menipu publik dan presiden karena menyatakan Ukraina dan NATO (North Atlantic Treaty Organization) sedang berencana menyerang Rusia.
- Kementerian Pertahanan Rusia merespon video tersebut dengan mengatakan bahwa yang disampaikan oleh Prigozhin adalah tidak benar dan hanya untuk memprovokasi.
- Sergey Surovikin, Wakil Kepala Pasukan Rusia di Ukraina yang sebenarnya dihormati oleh Prigozhin merespon dengan memintanya untuk tidak melanjutkan aksi tersebut dan kembali ke markas.
Sabtu, 24 Juni
- Prigozhin menyatakan melalui audio yang diunggah ke Telegram bahwa pasukannya sudah melintasi perbatasan Ukraina dan masuk ke wilayah Rusia, siap menyerang pasukan militer Rusia.
- Pasukan Wagner masuk ke Rostov-on-Don, kota bagian selatan Rusia.
- Gubernur Rostov yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Ukraina meminta warga tetap tenang dan berada di dalam rumah karena pasukan Wagner mulai menguasai seluruh wilayah tersebut.
- Prigozhin mengklaim mendapatkan dukungan dari warga lokal di Rostov dan menduduki maskar besar Rostov tanpa menembakkan peluru barang satu pun.
- Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan agar pasukan Wagner meninggalkan dan mengabaikan perintah Prigozhin dengan mengatakan mereka telah ditipu oleh Prigozhin dan telah diseret untuk melakukan tindakan kriminal.
- Melalui TV, Putin merespon dan menuduh tindakan Prigozhin sebagai penghianatan.
- Dari helikopter, pasukan militer Rusia menembak pasukan Wagner yang sudah lebih dari setengah jalan menuju Moskow.
- Pasukan Wagner dijanjikan amnesti atau penghapusan hukuman jika meletakkan senjata mereka dengan cepat.
- Alexander Lukashenko, Presiden Belarusia membuat kesepakatan dengan Prigozhin untuk deeskalasi konflik.
- Prigozhin dan pasukannya segera mengosongkan Rostov pada petang hari.
Minggu, 25 Juni
- Prigozhin berangkat ke Belarusia untuk diasingkan dan mendapat tawaran amnesti sedangkan pasukan Wagner yang tidak ikut berpartisipasi dalam pemberontakan tersebut akan ditawarkan kontrak militer.
Senin, 26 Juni
- Investigasi terhadap tindak kriminal Prigozhin masih berlangsung meskipun sebelumnya sempat disebutkan berhenti setelah Prigozhin akhirnya menghentikan rencana serangan tersebut sesuai perintah pihak Moskow.
Ancaman kudeta Putin dan perang sipil
Pemberontakan Wagner yang terjadi pada hari Sabtu tersebut sangat mungkin mengancam kepemimpinan Putin karena bisa memicu kelompok paramiliter Rusia lainnya untuk melakukan hal yang sama (24/6).
Perselisihan antara Wagner dengan Rusia sendiri sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Selama perang Ukraina-Rusia ini, beberapa kelompok paramiliter anti-Putin juga semakin subur yang di antaranya adalah Legiun Pembebasan Rusia dan Korps Relawan Rusia.
Sehingga, pemberontakan yang dilakukan oleh Wagner ini kemudian menambah satu lagi kelompok anti-Putin yang siap menggulingkan Presiden Rusia tersebut setelah 22 tahun masa kepemimpinannya.
Prigozhin sendiri memberontak kepada Kementerian Pertahanan Rusia selaku yang memberikan perintah dan senjata karena Prigozhin merasa dalam beberapa waktu belakangan, perintah pihak kementerian tidak diimbangi dengan pemberian amunisi yang cukup.
Kurangnya amunisi ini menyebabkan pasukan Wagner tidak bisa menyerang maupun mempertahankan diri.
Semakin banyaknya pasukan Wagner yang berkurang karena tewas akibat kurangnya amunisi yang diberikan untuk melawan Ukraina membuat Prigozhin akhirnya membelot terhadap Kementerian Pertahanan Rusia.
KBRI Rilis Imbauan untuk WNI di Rusia
Buntut dari memanasnya situasi di Rusia dan kondisi yang ke depannya dirasa semakin tidak menentu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Rusia.
Sebanyak 11 WNI yang tinggal di Rostov dan 14 lainnya di Voronezh diimbau untuk mematuhi peraturan pemerintah setempat untuk tidak keluar tempat tinggal sementara waktu dan membawa paspor jika ingin bepergian.
Kemudian, KBRI Moskow juga mengimbau agar WNI wajib segera melaporkan diri secara online di Peduli WNI pada tautan: peduliwni.kemlu.go.id/beranda.html.
Baca Juga: 7 Negara yang Menerima Imigran Indonesia