Pertempuran Ukraina-Rusia di Zaporizhzhia Ancam Pembangkit Nuklir

Pertempuran Ukraina-Rusia di Zaporizhzhia Ancam Pembangkit Nuklir

Pertempuran Ukraina-Rusia di Zaphorizhzhia Ancam Pembangkit Nuklir

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Ukraina memulai serangan balik terhadap Rusia Kamis malam di wilayah selatan Zaporizhzhia yang diduduki oleh Rusia sejak Februari tahun lalu (8/6). 

Hingga Senin (12/6), pertempuran tersebut terus berlanjut dan tidak ada tanda akan mereda.

Selama lima hari, pertempuran sudah pecah setidaknya 25 kali dan Ukraina mengklaim telah berhasil merebut kembali tiga wilayah dari Rusia, termasuk beberapa desa di Zaporizhzhia.

Di saat yang bersamaan, air yang berfungsi mendinginkan reaktor pembangkit nuklir Zaporizhzhia mengalami penyusutan drastis sebagai dampak lanjutan dari rusaknya Bendungan Nova Kakhovka 7 Juni lalu yang menyebabkan air meluap di Kherson, wilayah yang bersebelahan dengan Zaporizhzhia.

Air pendingin reaktor pembangkir nuklir menyusut

Pertempuran Ukraina-Rusia di Zaporizhzhia Ancam Pembangkit Nuklir - A view looks across to the Zaporizhzhia nuclear power plant from the bank of Kakhovka Reservoir near the town of Nikopol in Dnipropetrovsk region
pemandangan pembangkit nuklir Zaporizhzhia dari Bendungan Kakhova dekat kota Nikopol (Reuters)

Rafael Grossi, Kepala International Atomic Energy Agency (IAEA), organisasi internasional antar pemerintah yang fokus pada pengelolaan energi dan teknologi nuklir secara aman, menyatakan akan berkunjung ke Zaporizhzhia minggu ini. 

Pertama, ia akan memeriksa pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang Senin ini kolam pendingin reaktornya tiba-tiba mengalami penyusutan ketinggian air hingga 2 meter (12/6). 

Kejadian ini didahului oleh laporan yang sampai pada Rafael dan menunjukkan ketinggian air kolam hanya stabil untuk satu hari selama seminggu terakhir.

Meski disebut stabil, nyatanya tinggi air tersebut terus merosot dan kondisi ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, “ketinggian air menjadi parameter utama yang menunjukkan apakah pompa air masih akan bisa beroperasi atau tidak.”

Menurut IAEA, air dari penampungan ini juga digunakan untuk mendinginkan enam reaktor dan penyimpanan bahan bakar bekas. 

Pentingnya peran air di wilayah ini apabila sampai terjadi krisis air, sumber energi di Zaporizhzhia akan mengalami permasalahan yang serius sedangkan Ukraina ini sudah menderita akibat krisis energi sejak invasi Rusia.

Krisis air di Zaporizhzhia bisa menjadi masalah yang serius karena artinya air kolam yang berfungsi mendinginkan reaktor nuklir tidak tersedia. Kondisi ini sudah didahului oleh hancurnya Bendungan Kakhovka yang juga memiliki pembangkit air Kakhovka minggu lalu (7/6). 

Hancurnya bendungan inilah yang menyebabkan rentetan masalah seperti rusaknya pembangkit air Kakhovka, banjir di Kherson, hingga surutnya air kolam yang seharusnya berfungsi untuk mendinginkan reaktor nuklir Zaporizhzhia.

“Ada kemungkinan perbedaan dalam tingkat ketinggian ini disebabkan oleh air yang ditampung terisolasi dari sumber penampung air yang lebih besar,” ucap Rafael dalam pernyataannya.

“Tapi kita hanya akan tahu setelah berhasil mendapatkan akses ke pembangkit listrik termal,” lanjutnya.

Rafael juga menjelaskan pembangkit termal ini “berperan penting untuk keamanan pembangkit nuklir hingga beberapa kilometer.”

Sehingga mereka akan segera bertindak untuk mendapatkan akses dan pemeriksaan secara independen.

Air tampungan yang tersisa diprediksi masih cukup

IAEA memprediksi dan meyakini air kolam yang tersisa untuk mendinginkan reaktor masih cukup untuk beberapa bulan ke depan. Hal ini juga dikarenakan saat ini sedang tidak membutuhkan air dengan jumlah sebanyak saat operasi normal.

“Karena pembangkitnya dimatikan, keenam reaktornya juga sedang dalam kondisi mati,” kata Olexiy Kovynev, mantan operator pembangkit nuklir tersebut. 

Meskipun dalam kondisi mati, bahan bakar radioaktif di reaktor bisa terus memproduksi panas selama bertahun-tahun yang artinya operator tidak bisa berhenti melakukan pengawasan.

Walaupun dianggap cukup, Ukraina dianggap perlu segera memikirkan solusi alternatifnya karena situasinya yang sama sekali tidak aman.

Apalagi dengan pertempuran yang masih berlangsung di Zaporizhzhia, yang dapat mengancam tidak hanya warga Ukraina dan Rusia di area tersebut, tetapi juga pembangkit nuklir Zaporizhzhia.

ICC mulai investigasi hancurnya Bendungan Kakhovka

“Hari pertama setelah bencana, kantor kejaksaan mengirim permintaan korespondensi ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk melakukan investigasi dan misi ini sedang berjalan,” ucap Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina. 

Sejak hancurnya bendungan yang menjadi sumber energi bagi warga Ukraina pada Selasa pagi, 7 Juni lalu, dunia internasional semakin menaruh perhatian pada bencana yang menimpa Ukraina ini.

Selain fungsi tersebut, hancurnya bendungan menyebabkan banjir di wilayah Kherson dan mengharuskannya ribuan warga di area tersebut untuk dievakuasi.

Hari Minggu, tiga warga Ukraina dilaporkan oleh pihak Ukraina terbunuh dalam penembakan pasukan Rusia terhadap perahu yang membawa pengungsi (11/6).

Banyak pihak internasional menuduh Rusia sebagai pelaku di balik bencana ini. Jika hal ini benar setelah dibuktikan oleh ICC, maka Rusia akan menerima sanksi yang berat karena melakukan kejahatan ekosida.

Itulah sebabnya Zelensky sangat menyambut investigasi ICC karena campur tangan para ahli hukum internasional penting untuk melihat penyebab dan pelaku dari bencana tersebut, termasuk insiden penembakan yang terjadi hari Minggu tersebut.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel