Sediksi.com – Mark Rutte, Perdana Menteri (PM) Belanda mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya yang sudah diemban selama 13 tahun.
PM dengan masa jabatan terlama di Belanda ini juga sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Raja Willem-Alexander, Raja Kerajaan Belanda di Istana Kerajaan Belanda di Den Haag pada hari Sabtu (8/7).
Keputusan Rutte mengundurkan diri ini disebabkan oleh ambruknya pemerintahannya karena isu imigran.
Rutte mundur, empat partai di pemerintahannya akan tetap bertahan
Meskipun Rutte memutuskan untuk mundur dengan kondisi keempat partai di pemerintahannya terpecah belah, keempat partai tersebut akan tetap bertahan untuk mengurus administrasi sampai koalisi baru terbentuk.
Selama masa transisi ini dipastikan tidak akan sampai mengesahkan Undang-Undang (UU) baru yang berdampak signifikan karena akan lebih tepat jika disiapkan untuk pemerintahan baru yang mana Pemilihan Umum (Pemilu) Belanda akan diselenggarakan pada musim gugur tahun ini.
Pemilu Belanda sendiri dijadwalkan pada tahun 2025. Dengan kejadian baru-baru ini, maka jadwal pemilu dimajukan.
Rutte adalah PM Belanda dengan masa jabatan terlama yang memutuskan untuk mengundurkan diri baru pada tahun ini.
Di sisi lain, keempat partai pemerintahan Rutte yang bisa juga disebut sebagai kabinet keempat Rutte baru berdiri sejak 10 Januari 2022 sekaligus kelanjutan dari kabinet ketiga Rutte.
Keempat partai tersebut adalah Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi atau VVD (konservatif-liberal), Partai Democrats 66 atau D66 (liberal-sosial), Partai Demokrat Kristen (kristen-demokratis), dan Partai Persatuan Kristen (kristen-demokratis).
Mundurnya Rutte dari posisinya tersebut juga dirayakan oleh partai yang anti terhadap imigran seperti Partai Kebebasan dan Gerakan Rakyat Petani.
Untuk lebih meriahkan situasi lagi, setelah Rutte mundur dan bisa dipastikan pemilu akan segera dilakukan, keduanya dengan bangga sudah mulai menjalankan kampanye politik.
Baca Juga: Perbedaan Diaspora, Imigran, dan Migran
Perpecahan di kabinet tentang isu imigran sudah tidak bisa diatasi lagi
Dialog dengan keempat partai yang dilakukan pada hari Jumat lalu tidak menghasilkan keputusan final apapun (7/7).
Kemudian berita pengunduran dirinya mulai terbesar beberapa jam sebelum Rutte sendiri mengonfirmasinya.
“Sayangnya sore ini kami tidak bisa mendapatkan kesepakatan final dan kondisi ini sudah tidak bisa diatasi lagi,” ucapnya dalam konferensi pers.
“Untuk itu, saya akan mengajukan surat pengunduran diri kepada raja atas nama keseluruhan pemerintah,” lanjutnya.
Dalam isu kebijakan imigran, Partai VVD adalah partai yang mengusulkan untuk membatasi jumlah pengungsi anak-anak akibat perang yang mana mereka sudah berada di Belanda. Kebijakan ini memaksa keluarga anak-anak tersebut untuk menunggu setidaknya dau tahun sebelum akhirnya dipertemukan kembali.
Dua partai koalisi VVD, Persatuan Kristen dan D66 menolak usulan partai VVD tersebut. Kesulitan dalam menemukan kesepakatan atas isu ini berakhir dengan keruntuhan kabinet keempat Rutte tersebut.
Pendekatan tegas terhadap imigran yang datang ke Belanda disebabkan oleh melonjaknya angka pencari suaka yang masuk ke Belanda dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun 2021, Belanda menerima pengajuan pencari suaka sebanyak 36.620. Tahun selanjutnya, terjadi kenaikan menjadi 47.991 dengan kebanyakan berasal dari Suriah. Kemudian pada Mei tahun ini, pengajuan yang diterima sudah 16.097.
Menurut Kantor Pelayanan Imigrasi Belanda, jumlah pengajuan yang diterima Belanda sampai akhir tahun ini bisa jadi 70.000.
Isu imigran ini memang sedang besar di kawasan Eropa. Pengunduran diri Rutte sebagai PM Belanda 13 tahun ini dinilai sebagai keruntuhan pemerintahan yang terlalu awal untuk negara yang sudah lama terbelah antara menyambut orang asing dengan berbagai latar belakangnya dan meningkatkan resistansi terhadap pengaruh orang asing.
Rutte resmi mengundurkan diri pada hari Senin dan tidak akan mencalonkan diri lagi
Saat ditemui wartawan di Istana Kerajaan Belanda di Den Haag untuk menemui Raja Belanda dan menyerahkan surat pengunduran diri, Rutte menolak untuk melayani pertanyaan wartawan
Baru pada hari Senin, di hari pengunduran dirinya, Rutte merespon wartawan (10/7).
“Saya sudah melakukan sebaik yang saya bisa dan sejujurnya, menurut saya sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengundurkan diri,” ucapnya pada wartawan di hari Senin.
Kemudian ia menambahkan bahwa ia pergi “dengan emosional dan perasaan yang campur aduk.”
Meski mengundurkan diri dari posisinya sebagai PM Belanda, Rutte yang telah berkuasa sejak tahun 2010 tidak memberi tanda-tanda akan mundur dari politik.
Kemungkinan, Rutte akan memimpin Partai VVD untuk pemilu selanjutnya.