Sediksi.com – Sabtu lalu, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) telah mengamankan lempengan besi dan ribuan amunisi yang ditemukan di Perairan Dermaga PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), Cilacap, Jawa Tengah.
Lima hari kemudian, TNI AL mengonfirmasi ribuan amunisi tersebut milik Amerika karena ditemukan dekat dengan bangkai kapal perang Amerika era Perang Dunia 2 yang tenggelam di daerah tersebut (19/7).
Ditemukan oleh nelayan yang sedang beraktivitas mencari ikan
Mukmin dan Surono, nelayan yang bekerja di daerah tersebut menemukan lempengan besi dan ribuan amunisi ketika melakukan penyelaman di lokasi penemuan.
Semua peluru-peluru itu sendiri ditemukan dalam kondisi serbuk amunisinya sudah dibuang dan dalam kondisi selongsong terpisah dari proyektil.
Setelah penemuan barang bersejarah tersebut, keduanya melaporkan hal ini ke TNI AL agar ditindaklanjuti. Hal ini disampaikan oleh Laksamana Pertama I Made Wira Hady, Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) dalam keterangan tertulis.
“Usai menemukan amunisi tersebut, para nelayan berinisiatif segera melaporkan penemuan ini kepada TNI AL (Lanal) Cilacap pada Sabtu malam.”
Untuk menindaklanjuti laporan ini, Lanal Cilacap bersama Underwater Documentary Team (UDT) Puskopaska melakukan pengamanan di area lokasi temuan pada hari Minggu (16/7).
Setelah tindak lanjut tersebut, TNI AL akhirnya berhasil mengonfirmasi penemuan ini pada hari Rabu (19/7).
Amunisi berasal dari senapan mesin yang digunakan pada Perang Dunia 2
Kolonel Laut Bambang Subeno, Komandan Lanal Cilacap menyampaikan, “tambahan yang didapat bahwa kaliber 12,7 itu memang amunisi produk Amerika.”
Kaliber adalah sebutan untuk diameter peluru atau senjata api dengan satuan milimeter atau inci.
“Kaliber 12,7 ini berdasarkan penelusuran histori, adalah amunisi yang digunakan oleh senjata mitraliur,” lanjutnya.
Senjata mitraliur sendiri adalah senapan mesin yang digunakan pada tahun 1900-an, ketika masa Perang Dunia 2.
“Biasanya amunisi ini dipasang di pesawat Amerika jenis P40E yang kemungkinan diangkut oleh USS Langley kapal perang. Kalau dia bisa mengangkut pesawat berarti dia jenisnya induk. Tapi tentunya kapal induk mini yang bisa masuk ke alurnya Cilacap,” tambahnya.
Meski sudah menunjukkan bukti yang kuat, konfirmasi ini tergolong masih awal. Mereka masih akan melakukan penelusuran lebih lanjut terkait asal-usul ribuan amunisi tersebut.
“Ini baru dugaan penelusuran sejarah jenis kapalnya. Belum maksimal, kita saling mencari menguatkan info-info data untuk tim penyelam besok,” tegasnya.
Tapi ia juga meyakini ribuan amunisi tersebut berasal dari kapal besi yang diyakini sebagai kapal perang.
“Kapal perang ini kemungkinan beroperasi kisaran tahun 19420an. Sementara kita belum bisa memastikan apakah ada kapal lain yang sejenis atau tidak. Hanya penelusuran histori Perang Dunia 2 dengan data jenis senjatanya yang baru diasumsikan,” ungkapnya.
Meski banyak yang meyakini amunisi dan lempengan besi ini dari kapal perang USS Langley, keputusan kapal akan diangkat atau tidak menunggu hasil penelusuran Puskopaska.
Keputusan baru akan diambil setelah tim khusus Puskopaska menyelesaikan proses penyelaman dan ada atau tidaknya fakta tambahan yang mendukung keputusan kapal perang tersebut akan diangkat atau tidak.
Baca Juga: Ketegangan Global Sebabkan Perdagangan Senjata di Inggris Meningkat, Termasuk Donor ke Ukraina
101 tahun sejak kapal perang USS Langley pertama berlayar
Kapal perang USS Langley adalah kapal perang milik Amerika Serikat yang ditugaskan di Pasifik. Pada 27 Februari 1942, ia membawa pesawat “Warhawk” yang digunakan untuk membantu pertahanan Jawa dari serangan udara Jepang.
Penugasan USS Langley ini juga menjadi sejarah bagi Amerika karena terlibat Perang Dunia 2.
Sayangnya, USS Langley kalah dari serangan tersebut. Sehingga ia kemudian ditenggelamkan dengan cara diledakkan menggunakan torpedo USS Whipple setelah ditinggalkan.
USS Langley ini diluncurkan pertama kali pada 24 Agustus 1912.
Pada masanya beroperasinya, USS Langley ini memberikan pengalaman yang luar biasa selama kariernya untuk AL Amerika dan penerbangnya. Dengan memberikan pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menyambut era baru kekuatan AL Amerika.
Pengalaman yang terjadi pada USS Langley ini kemudian digunakan sebagai pembelajaran oleh kapal induk Amerika yang beroperasi, termasuk hingga saat ini. Sebab sampai saat ini juga, kapal induk Amerika terus menjadi komponen penting bagi kekuatan militer Amerika.