Gerhana Matahari Total Mulai 8 April, Indonesia Terdampak?

Gerhana Matahari Total Mulai 8 April, Indonesia Terdampak?

Gerhana Matahari Total Mulai 8 April, Indonesia Terdampak?

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Mulai 8 April 2024 nanti, terjadi gerhana matahari total selama tiga hari berturut-turut di Amerika Utara, melewati Meksiko, Amerika Serikat (AS), dan Kanada yang dimulai dari Samudera Pasifik Selatan. 

Jika cuaca memungkinkan, lokasi pertama di benua Amerika Utara yang akan mengalami gerhana matahari total adalah pantai Pasifik Meksiko sekitar pukul 11 pagi waktu setempat. 

Informasi ini dikonfirmasi oleh NASA, jawatan sipil federal AS untuk penerbangan dan antariksa di situs resminya pada Senin (25/3).

Dengan ini, Indonesia tidak akan terdampak oleh gerhana matahari total yang diprediksi terjadi pada 8, 9, dan 10 April. Sehingga tidak perlu khawatir potensi gelap-gelapan pada Hari Raya Idul Fitri yang berlangsung pada 10 April nanti. 

Apa yang perlu diketahui tentang gerhana matahari total 8 April?

Gerhana Matahari Total Mulai 8 April, Indonesia Terdampak?
Volkan Furuncu/Anadolu Agency/Getty Images

Gerhana matahari total yang terjadi 8-10 April nanti akan menyebabkan daerah-daerah yang terdampak mengalami kegelapan di siang hari. Kendati diprediksi terjadi selama tiga hari berturut-turut, tapi hanya akan berlangsung selama beberapa menit saja setiap harinya.

Setelah dari pantai Pantai Pasifik Meksiko, lanjut memasuki AS di Texas, dan melewati Oklahoma, Arkansas, Missouri, Illinois, Kentucky, Indiana, Ohio, Pennsylvania, New York, Vermont, New Hampshire, dan Maine. 

Sebagian kecil wilayah Tennessee dan Michigan juga akan mengalami gerhana matahari total. Gerhana akan memasuki Kanada di Ontario Selatan, dan berlanjut melalui Quebec, New Brunswick, Pulau Prince Edward, dan Cape Breton. 

Gerhana akan keluar dari benua Amerika Utara di pantai Atlantik Newfoundland, Kanada, pada pukul 5 sore waktu setempat.

Cara melindungi mata selama gerhana matahari total

Gerhana Matahari Total Mulai 8 April, Indonesia Terdampak?
Pastikan Anda membawa kacamata gerhana matahari untuk melihat gerhana. (Kredit gambar: LeoPatrizi / Getty Images)

Selama gerhana matahari total, mata harus dilindungi karena cahaya matahari yang sangat terang dapat menyebabkan kerusakan serius pada retina, lapisan di bagian dalam mata yang bertanggung jawab untuk mengirim sinyal visual ke otak.

Sebab ketika hal itu terjadi, bulan sepenuhnya menutupi matahari. Sehingga cahaya yang tersisa cukup redup untuk membuat orang merasa aman memandang gerhana tanpa perlindungan tambahan. Namun, ketika gerhana berada pada fase parsial atau ketika matahari sebagian terlihat, radiasi ultraviolet dan inframerah masih dapat merusak mata tanpa perlindungan.

Melihat matahari langsung tanpa perlindungan selama gerhana matahari dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina, yang dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan, baik secara parsial maupun total. 

Oleh karena itu, selama gerhana matahari total, penting untuk menggunakan perlindungan mata yang khusus dirancang untuk melihat matahari secara aman, seperti kacamata khusus untuk melihat gerhana matahari atau filter matahari yang disertakan dengan instruksi penggunaan yang tepat.

Untuk itu, gunakan kacamata khusus gerhana matahari untuk melihat matahari yang biasanya digunakan untuk melihat Matahari dari saat bulan mulai melewati matahari, atau yang dikenal sebagai kontak pertama. 

‘Komet Setan’ juga akan muncul bulan April

Gerhana Matahari Total Mulai 8 April, Indonesia Terdampak?
dok. Nielander

Gerhana matahari total bukan satu-satunya fenomena yang terjadi pada bulan April.  Pada 21 April 2024 nanti, Komet 12P/Pons-Brooks, yang dikenal sebagai ‘komet setan’, diprediksi akan melintasi bumi yang berarti sekitar dua minggu setelah terjadinya gerhana matahari total.

Kendati penamaannya terkesan sangar, komet sebesar gunung Everest yang muncul setiap sekitar 70,7 tahun sekali tersebut tidak berbahaya bagi Bumi.

Sebenarnya, orbit 12P/Pons-Brooks sangat condong, sehingga komet ini cenderung berada di atas bidang ekliptika (trayektori lintasan planet). Dengan kata lain, Komet Setan tidak akan berpotensi bersinggungan dengan orbit Bumi dan tidak akan menimbulkan ancaman benturan. 

Titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbit ini diperkirakan sekitar 1,5 AU pada bulan Juni 2024, yang setara dengan sekitar satu setengah kali jarak Bumi dari Matahari.

Komet Setan ini terakhir muncul pada tahun 1927. Dengan periode orbit sekitar 70,7 tahun, mestinya komet ini muncul pada tahun 1998. Sayangnya, hal itu terjadi karena posisinya yang sangat dekat dengan Matahari. 

Maka dari itu, komet ini diharapkan dan diprediksi akan kembali muncul tahun ini di bulan April nanti yang bisa dilihat dengan mata telanjang. 

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel