Serangan Badai Cedera Manchester United: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Serangan Badai Cedera Manchester United: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Badai Cedera Manchester United

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Badai cedera Manchester United sepertinya tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda dalam waktu dekat. Pada laga Premier League menghadapi Luton Town, Sabtu (11/11/2023), tim setan merah harus kembali kehilangan 2 pemain intinya.

Dua punggawa klub asal Denmark, Christian Eriksen dan Ramus Hojlund, harus ditarik ke luar lapangan pada laga yang berakhir dengan kemenangan MU 1-0 tersebut.

Dikutip dari The Athletic, Eriksen dan Hojlund juga sudah ditarik dari skuad tim dinamit yang akan menjalani 2 partai lanjutan kualifikasi EURO 2024 menghadapi Slovenia dan Irlandia Utara.

Lebih lanjut, pihak setan merah sudah mengkonfirmasi bahwa Eriksen mengalami cedera di bagian lutut dan akan absen sekitar 1 bulan, sementara Hojlund dilaporkan mengalami cedera otot. MU sendiri berharap bahwa penyerang berusia 20 tahun tersebut sudah dapat kembali tampil sebelum akhir November.

Kabar ini menambah daftar panjang skuad MU yang masih bergelut dengan cedera musim ini menjadi 9 pemain. Di antaranya ialah Casemiro (paha), Lisandro Martinez (ankle), Jonny Evans, Aaron Wan-Bissaka (sakit), Tyrell Malacia (lutut), Luke Shaw, Christian Eriksen (lutut), Rasmus Hojlund (otot), dan Amad Diallo (lutut).

Sementara itu, dikutip dari Fabrizio Romano, jika ditotal dari awal musim 2023/24, setidaknya ada 15 nama dalam skuad setan merah yang pernah absen pada laga-laga tertentu.

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Serangan Badai Cedera Manchester United: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga - Erik Ten Hag
Gambar: getty images

Badai cedera Manchester United menjadi satu dari sekian masalah yang menghampiri skuad asuhan Erik Ten Hag musim ini. Masalah ini tak pelak juga turut andil dalam penurunan performa setan merah secara drastis di musim ini.

Setelah dipusingkan dengan persoalan di luar lapangan seperti kasus Mason Greenwood dan Antony, perseturuan Ten Hag dengan Jadon Sancho, serta proses penjualan klub yang baru menemui kejelasan setalah memakan waktu hampir 1 tahun, masalah cedera bertubi-tubi ini menambah daftar persoalan klub yang seperti tidak ada habisnya.

MU sendiri sejauh ini sudah menelan total 9 kekalahan dalam 18 pertandingan, yang mana menjadi catatan terburuk klub dalam 1 dekade terakhir, atau semenjak Sir Alex Ferguson mengakhiri masa kepelatihannya bersama setan merah.

Setelah musim lalu berhasil finis di peringkat 3 Premier League, Bruno Fernandes dkk. saat ini tengah bertengger di peringkat 6 klasemen dengan raihan 21 poin hasil dari 7 kemenangan dan 5 kekalahan.

Dari seluruh klub yang berada di 10 besar, hanya West Ham United tim yang juga telah menderita 5 kekalahan sejauh ini.

Sementara di kompetisi lain, MU sementara ini masih menjadi penghuni dasar klasemen grup A Liga Champions dan terancam tidak dapat lolos ke babak 16 besar.

Di kompetisi yang berhasil mereka menangkan musim lalu, yaitu Carabao Cup, tim setan merah baru saja disingkirkan Newcastle United lewat kekalahan memalukan 0-3 di Old Trafford.

Dari segi performa di atas lapangan pun, skuad asuhan Ten Hag tidak terlihat meyakinkan. Beberapa pihak menilai bahwa mereka tidak memiliki pola permainan yang jelas serta tidak memiliki mental pemenang.

Ditambah penurunan drastis performa beberapa nama yang seharusnya dapat menjadi pembeda di dalam tim serta wajah-wajah baru yang belum benar-benar membawa perubahan signifikan, membuat masa depan Ten Hag beserta beberapa nama inti di dalam skuad mulai banyak dipertanyakan.

Setan Merah Tidak Sendirian

Serangan Badai Cedera Manchester United: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga - Cedera James Maddison
Gambar: James Maddison mengalami cedera ankle kala menghadapi Chelsea/getty images

Hampir semua orang sepakat bahwa kedalaman skuad menjadi salah satu pra-syarat agar sebuah tim dapat bersaing di level tertinggi.  

Penurunan capaian serta performa setan merah musim ini tentu saja tidak dapat dipisahkan dari persoalan cedera panjang yang menimpa tim. Dan hal ini nampaknya berlaku bagi banyak klub lain, utamanya bagi tim yang kedalaman skuadnya cukup bermasalah.

Newcastle, Tottenham Hotspur, dan Chelsea menjadi contoh dari bagaimana persoalan cedera dapat berdampak langsung pada performa tim.

The Magpies yang harus kehilangan total 9 pemain, yang hampir semuanya merupakan punggawa inti tim, juga mengalami penurunan performa signifikan.

Dan persoalan ini sangat terasa kala skuad asuhan Eddie Howe benar-benar didominasi oleh klub peringkat 17, Bournemouth, pada akhir pekan lalu.

Selanjutnya, ada Tottenham Hotspur yang tampil di luar ekspektasi banyak orang di awal musim ini. Spurs bahkan sempat tidak terkalahkan dalam 10 laga awal Premier League dan sempat bertengger di puncak klasemen.

Namun, setelah kekalahan telak atas Chelsea, yang diikuti dengan cederanya 2 sosok krusial, James Maddison dan Micky van de Ven, serta skorsing untuk Cristian Romero dan Destiny Udogie, performa anak asuh Ange Postecoglou langsung menurun cukup drastis.

Spurs harus menerima kekalahan kedua mereka secara beruntun pada pekan ke-12 di tangan Wolverhampton Wanderers.

Dan terakhir The Blues. Mereka mungkin di atas kertas merupakan salah satu klub dengan skuad terdalam di Premier League musim ini.

Namun, banyak di antara punggawa skuad Chelsea yang belum terhitung sebagai ‘pemain jadi’, atau dengan kata lain tidak serta merta dapat langsung menggantikan peran yang ditinggalkan para pemain inti.

Setelah mencatatkan salah satu musim terburuknya di Premier League musim lalu, anak asuh Mauricio Pochettino sejauh ini belum benar-benar menunjukkan peningkatan signifikan.

Inkonsistensi performa menjadi salah satu pekerjaan rumah terbesar The Blues di musim ini, khususnya saat bertemu klub-klub papan bawah dan tengah. Dan persoalan cedera, terutama yang menimpa klub di awal musim, sedikit banyak mempengaruhi hal ini.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel