Sediksi.com – Mantan kiper andalan Juventus dan timnas Italia, Gianluigi Buffon, baru saja mengumumkan gantung sepatu dari dunia sepak bola profesional.
Kabar Buffon pensiun ini akhirnya menjawab rasa penasaran para fans sepak bola yang dalam beberapa tahun terakhir sering bertanya-tanya: Apakah Buffon sudah pensiun?
Kiper kelahiran Tuscany ini sendiri menghabiskan musim terakhirnya bersama klub yang membesarkan namanya, Parma. Tampil di kasta kedua liga sepak bola Italia (Serie B), Buffon mencatatkan total 43 penampilan dari 2021 hingga 2023.
Gianluigi Buffon pensiun setelah berkarir selama 28 tahun. Pemain jebolan akademi Parma ini memulai karir profesionalnya bersama tim berjuluk I Crociati tersebut pada 1995. Di sini, ia berkarir hingga 2001 dan menorehkan total 220 penampilan.
Selanjutnya, Buffon melanjutkan karirnya bersama Juventus. Ia menghabiskan karirnya selama 17 tahun bersama tim si nyonya tua dengan total penampilan sebanyak 685. Buffon sendiri sempat hijrah ke PSG pada tahun 2018 dan menghabiskan semusim bersama Les Parisiens sebelum kembali lagi ke Juventus.
Pada 2021, ia kembali ke klub masa kecilnya dan menghabiskan 2 musim di sana sebelum akhirnya memutuskan gantung sepatu.
Buffon juga dikenal sebagai kiper langganan timnas Italia dalam periode yang cukup lama. Bersama Gli Azzurri, ia mencatatkan total 176 caps di level senior.
Buffon pensiun setelah memenangkan hampir segalanya di level klub dan internasional. Pencapaiannya antara lain, juara Piala Dunia 2006, 10 gelar juara Serie A, 6 gelar Coppa Italia, 1 Piala UEFA/Liga Europa, 7 Piala Super Italia, dan 1 gelar juara Ligue 1. Selain itu, Buffon pensiun juga dengan mengantongi segudang penghargaan individual.
Menampilkan perjalanan karir sebagai bentuk penghormatan atas kabar Buffon pensiun dari dunia sepak bola sepertinya terasa masih kurang. Banyak momen berkesan di sepanjang karir sang penjaga gawang legendaris yang juga layak untuk dikenang.
Lalu, apa saja momen-momen tersebut? Simak ulasannya berikut ini.
Buffon Pensiun: Ini 5 Momen Tak Terlupakannya
Pernah Menjadi Kiper Termahal Dunia
Pada musim panas 2001, Juventus membuat kejutan dengan melepas bintang mereka Zinedine Zidane ke Real Madrid dengan harga 77,5 juta Euros, atau rekor transfer termahal dunia saat itu.
Hasil penjualan itu kemudian digunaka Juve untuk menebus Buffon dari Parma dengan harga fantastis untuk seorang kiper sebesar 52 juta Euros. Harga ini menjadikan Buffon sebagai kiper termahal dunia, rekor yang bertahan selama 17 tahun sebelum dipecahkan oleh Alisson (62,5 juta Euros) dan Kepa Arrizabalaga (80 juta Euros) pada 2018.
Jumlah besar yang dikeluarkan Juventus ini ternyata sangat membuahkan hasil. Buffon berkontribusi besar dalam kesuksesan I Bianconeri dalam dua dekade terakhir dan mengukuhkan dirinya sebagai legenda klub dengan jumlah penampilan terbanyak kedua (685) di bawah Alessandro Del Piero.
Baca Juga: Mengapa Posisi Kiper Ikonik Banget di Rusia?
Setia Menemani Si Nyonya Tua
Pada 2006, dunia sepak bola dikejutkan dengan skandal Calciopoli yang menghantam kompetisi Italia. Ada beberapa klub profesional Italia yang terjerat kasus ini, di mana Juventus menjadi tim yang menerima hukuman paling berat. Gelar Serie A musim 2004/05 mereka dicopot dan klub asal Turin ini langsung didegradasi ke Serie B.
Beberapa pemain bintang I Bianconeri saat itu seperti Zlatan Ibrahimovic, Lilian Thuram, Fabio Cannavaro, Gianluca Zambrotta, Emerson, dan Patrick Vieira meninggalkan klub menyusul hukuman tersebut.
Namun, Gigi Buffon beserta 5 pemain penting lainnya, seperti Del Piero, Pavel Nedved, David Trezeguet, Mauro Camoranesi, dan Giorgio Chiellini menunjukkan kesetiaan mereka dan memilih turun ke kasta kedua bersama si nyonya tua.
Runner-Up Ballon d’Or
Menyusul performa gemilang Buffon di tahun 2006, di mana ia berhasil membantu Juve kembali ke Serie A dan mengantarkan Italia meraih gelar juara Piala Dunia, sang penjaga gawang terpilih ke dalam daftar calon pemain terbaik dunia saat itu.
Ia finis di posisi kedua, tidak jauh di bawah rekan setimnya di timnas, Fabio Cannavaro. Peluang seorang kiper untuk memenangkan atau bahkan sekedar finis di 3 besar Ballon d’Or memang terbilang sulit, di mana Lev Yashin menjadi satu-satunya kiper yang pernah meraih penghargaan tersebut.
Sehingga, apa yang dicapai Buffon ini menunjukkan betapa luar biasanya performa yang ia tampilkan pada saat itu.
Kiper Terbaik Dekade Pertama Abad 21
Konsistensi performa terbaik yang diberikan Buffon di sepanjang tahun 2001 sampai 2011 membuatnya diganjar penghargaan prestis, Kiper Terbaik Dunia Dekade Pertama Abad 21 versi IFFHS (International Federation of Football History & Statistics).
Tidak sampai di situ, IFFHS juga menganugrahkan penghargaan Kiper Terbaik Dunia dalam 25 Tahun Terakhir kepada Buffon pada tahun 2012.
Selain itu, sang kiper juga mencatatkan sejumlah pencapaian mengagumkan lainnya. Buffon pensiun dengan memegang rekor penampilan terbanyak di Serie A (648), clean sheets terbanyak Serie A sepanjang masa (299), peraih penghargaan Kiper Terbaik Serie A terbanyak (13), serta menit terbanyak yang dijalani tanpa kebobolan (974 menit).
3 Kali Tampil di Final Liga Champions
Karir Buffon di pentas tertinggi kompetisi antar klub Eropa juga terbilang sukses. Hal ini terbukti dengan keberhasilannya tampil di 3 partai final Liga Champions (2003, 2015, 2017).
Namun, alih-alih menjadi momen terbaik, ketiga momen tersebut malah berakhir mengecewakan. Buffon pensiun tanpa pernah memenangkan satu trofi UCL pun.
Dimulai pada 2003, Juventus bertemu AC Milan dalam laga Liga Champions bertajuk all Italian final di Old Trafford. I Rossoneri berhasil keluar sebagai juara lewat babak adu penalti yang ditentukan lewat eksekusi Andriy Shevchenko yang berhasil mengecoh Buffon.
Buffon dan Juve harus menunggu hingga tahun 2015 sebelum dapat kembali ke final Liga Champions. Namun saat itu, tim si nyonya tua tak berdaya di hadapan lawan mereka, Barcelona, yang dimotori trio Messi-Suarez-Neymar (MSN) dan harus menyerah dengan skor 1-3.
Dua tahun berselang, Juve kembali bertemu wakil Spanyol pada partai final Liga Champions yang digelar di Millennium Stadium. Buffon yang saat itu telah menginjak usia 39 tahun tentu berharap dapat memenangkan setidaknya 1 trofi UCL.
Apa daya Real Madrid, yang saat itu berstatus sebagai juara bertahan, masih terlalu perkasa dan berhasil melibas I Bianconeri dengan skor telak 1-4.
Demikian ulasan terkait 5 momen tak terlupakan seorang Gianluigi Buffon. Karir Buffon memang banyak dipenuhi kesuksesan, tetapi pemain satu ini juga tidak luput dari kegagalan.
Terlepas dari itu semua, kabar Buffon pensiun tak pelak akan meninggalkan kesan bagi para fans yang menyaksikan keperkasaannya di bawah mistar gawang.
Grazie, Gigi.