Hakikat Menyimak Menurut Para Ahli, Seni Mendengar Orang

Hakikat Menyimak Menurut Para Ahli, Seni Mendengar Orang

Hakikat Menyimak

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Kamu tahu, mendengarkan orang lain berbicara itu merupakan satu kemampuan yang harus dimiliki oleh semua orang loh. Nah, mendengarkan perkataan orang lain disebut juga sebagai menyimak. Dalam hal menyimak, ada juga kok hakikat menyimak dan tujuan menyimak. Kita bahas dari awal ya.

Kegiatan menyimak ini paling tidak membutuhkan dua orang; ada yang berbicara dan ada yang menyimak.

Dalam kegiatan sehari-hari, kegiatan menyimak bisa dilakukan di pelbagai situasi, antara lain ketika sedang disuruh emak beli bumbu dapur ke warung, atau ketika guru kita sudah mulai membuka sesi curhat tentang kehidupan rumah tangganya hehe.

Semua itu berhubungan dengan bagaimana sebuah ucapan dipahami oleh pendengarnya. Singkatnya, menyimak dengan baik-baik mengurangi peluang salah penafsiran. Ternyata, mendengar itu ada seninya!

Nah untuk mengetahui hakikat menyimak lebih dalam lagi, ikuti terus artikel ini ya!

Hakikat Menyimak Menurut Ahli

Menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang lisan, dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk mendapatkan informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna informasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. (Tarigan, 2008:31)

Sementara itu, definisi lain menurut puspayanti, dkk (2012), menyimak adalah proses yang mencakup kegiatan mendengar bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai dan mereaksi terhadap makna yang termuat pada wacana lisan.

Tahu nggak sih, bahwa keterampilan menyimak itu merupakan keterampilan yang harus kita miliki sebelum mencapai keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Wow!

Sebabnya, dari menyimak lah kita mendapatkan materi untuk apa yang akan dibicarakan, juga dari menyimak lah kita tahu apa yang hendak dituliskan, dan dari menyimak pula kita terbiasa menangkap pesan sehingga dapat diplikasikan ketika menghadapi suatu bacaan.

Selain itu, dampak nyata dari menyimak adalah mengapresiasi si pembicara loh. Pasti kamu nyadar deh, pada saat gebetan kamu sedang curcol, sedangkan kamu menyimaknya dengan penuh perhatian, pastinya sih gebetan kamu akan antusias menceritakan semuanya, dan sedikit senang hatinya.

Sekilas mengenai hakikat menyimak itu menjadi gambaran betapa penting mendengar orang berbicara.

Perbedaan Menyimak dan Mendengar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mendengar adalah menangkap suara atau bunyi dengan telinga. Sedangkan menyimak adalah kegiatan menangkap suara atau bunyi yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian dengan apa yang didengar, untuk memperoleh informasi atau makna.

Sekilas memang keduanya hampir sama. Terlebih pada definisi yang sudah disebutkan, ada kata mendengar dan mendengarkan. Nah, untuk mengetahui hal tersebut, alangkah mudah jika kita menggunakan contoh saja.

Contoh pertama:

Mulyadi bersama pacarnya sedang berlatih dance ‘asmakalibrasi’ di alun-alun sambil merekam dirinya menggunakan kamera HP untuk diunggahnya di platfrom TikTok.

Tiba-tiba ia mendengar komentar miring yang dilontarkan oleh pejalan kaki, dan komentar tersebut mirip dengan komentar negatif netizen yang sering dijumpainya di kolom komentar. Kendati demikian, Mulyadi tidak merespon cibiran itu dan tetap melanjutkan aktivitasnya berlatih dance.

Contoh kedua:

Hari ini Inara sedang sedih karena suaminya, Virgoun, terbukti telah menjalin hubungan gelap dengan Wanita lain. Untuk mengobati rasa perih hatinya, ia mengendarai motor vespa menuju pantai. Dan untuk mengisi suasana, ia memutar lagu-lagu hardcore di playlist spotify miliknya.

Contoh ketiga:

Indra berjalan menyusuri lorong Pasar Besar untuk mencari kain yang akan dihadiahkan kepada istrinya. Sebelum sampai di toko yang dikehendaki, Indra mendapati kerumunan orang. Rupanya, kerumunan itu sedang mengelilingi sales kompor yang sedang melakukan peragaan.

Indra mengikuti semua penjelasan sales kompor itu sampai tuntas. Dan pada akhirnya ia pulang membawa sehelai kain beserta kompor yang ia beli dari sales yang tadi.

Dari ketiga contoh di atas, kita sudah mengetahui bahwa:

Contoh pertama Mulyadi tidak sengaja mendengar cibiran, namun ia tidak menghiraukannya. Hal ini tidak lah termasuk dalam menyimak karena Mulyadi tidak ada tujuan mendengarnya.

Sementara contoh kedua, Inara mendengar lagu hardcore dengan sengaja, namun tujuannya hanya untuk mengalihkan suasana hati yang sedang sedih karena abis diselingkuhi.

Dan pada contoh ketiga ini, Indra memang benar-benar menyimak penjelasan sales kompor tersebut. Tujuannya, ia ingin memperoleh informasi, fungsi, dan semua hal yang ada pada kompor tersebut.

Poin pembedanya terletak pada mengapa seseorang perlu mendengar. Hakikat menyimak dengan demikian bisa dipahami sebagai seni memahami juga.

Tahapan Dalam Menyimak

  1. Tahap mendengarkan

Ini adalah Langkah awal dari kegiatan menyimak. Kita mendengarkan suara atau bunyi yang ada melalui telinga, lalu memasukkannya ke dalam otak untuk dicerna.

2. Tahap memahami

Setelah isi dan makna dari dari hasil menyimak itu dicerna di dalam otak, tahap memahami juga mengharuskan kita untuk mengingatnya.

3. Tahap menginterpretasi

Pada tahap ini, kita sudah dapat menafsirkan makna dan isi dari suara yang telah ditangkap, mulai dari unti terkecil seperti morfem, fonem, frasa, semuanya sudah harus kamu pahami dengan kemampuan kebahasaan.

4. Tahap mengevaluasi

Kita tahu bahwa semua omongan tidak dapat ditelan mentah-mentah. Dan di tahap ini, kita sudah mulai mengkaji, meninjau, dan menguji benar tidaknya, atau baik buruknya hasil ujaran.

5. Tahap menanggapi

Jika sudah melalui semua tahapan itu, tahapan terakhir ialah tahap menanggapi. Di sini, kamu bereaksi atau menanggapi apa yang telah kamu dengarkan. Menaggapi bisa diejawantahkan sebagai menolak, mengkritik, mencemooh, bahkan memuji.

Tujuan menyimak

  1. Kita bisa mendapatkan pengetahuan, informasi, atau hal yang unik tentang bahan ujaran atau isi pembicaraan yang telah kita dengar.
  2. Kita bisa menikmati atau mengikuti materi yang diujarkan. Misalnya ketika kita sedang mendengarkan lagu yang bertema cinta atau perjalanan.
  3. Kita punya kesempatan untuk menilai hasil ujaran, mulai dari baik-buruk, benar-salah, kelemahan-kelebihan, dan sebagainya.
  4. kita punya kesempatan untuk memberikan solusi atau pemecahan masalah terhadap masalah yang telah kita simak.
  5. Untuk meyakinkan diri sendiri tentang suatu masalah atau pendapat yang diragukan

Itu lah pembahasan mengenai hakikat menyimak. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan lepas dari kegiatan menyimak, dan untuk itu kita diharuskan punya keterampilan menyimak. Semoga bermanfaat!

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel