4 Hal yang Bikin Anak Muda Pesimis dengan Politik, Nomor 2 Lagi Ramai di Indonesia!

4 Hal yang Bikin Anak Muda Pesimis dengan Politik, Nomor 2 Lagi Ramai di Indonesia!

pesimisme anak muda dalam politik-brian wertheim-unsplash

DAFTAR ISI

Sediksi – Anak muda akan mendominasi pemilih nasional dalam Pemilihan Umum 2024 mendatang yang akan dilakukan serentak untuk memilih calon presiden-wakil presiden, calon anggota legislatif, dan calon kepala daerah.

Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih muda yang tercatat dalam daftar pemilih mencapai 55 persen atau sekitar 107 juta pemilih.

Mayoritas pemilih muda merupakan kelahiran tahun 1981-1996 atau kerap disebut generasi milenial dan pemilih yang lahir pada tahun 1997-2012 yang disebut generasi Z alias Gen Z.

Namun, berkaca pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, dari sekitar 192 juta pemilih sebanyak 34 juta orang tidak memberikan suaranya alias golput.

Mengutip CNN Indonesia, anak muda ikut menyumbang tingginya angka golput pada Pemilu 2019 tersebut.

Berdasarkan survei, 40 persen pemilih milenial memilih golput pada Pemilu 2019 karena merasa tidak perlu datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), tidak tahu jadwal pemilu, dan beberapa alasan lain yang berbeda-beda.

Hal itu diungkap CEO Jeune & Raccord Communication Monica JR yang melakukan survei pada Pemilu 2019.

“Anak muda apatis dan tidak peduli politik, serta kurang terinformasi atau tidak mengetahui dengan benar kapan hari pencoblosan,” kata Monica.  

Banyaknya anak muda yang memilih golput di Pemilu 2019 lalu bisa saja terulang di Pemilu 2024, jika penyelenggara pemilu dan pemerintah tidak melakukan antisipasi maupun sosialisasi yang tepat.  

Di sisi lain, sifat apatis anak muda terhadap politik diawali dengan pesimisme mereka melihat situasi yang ada saat ini.

Ada beberapa hal yang membuat anak muda cenderung pesimis dengan kondisi politik di Indonesia.

Berikut ini 4 hal yang bikin anak muda pesimis dengan politik di Indonesia.  

1. Politisi dan partai politik sering terlibat kasus korupsi

Kepercayaan masyarakat menjadi modal besar bagi pemerintah untuk menjalankan tugasnya.

Banyaknya kasus korupsi dan ketidakjujuran politisi yang viral di media sosial maupun di media massa, membuat anak muda kehilangan kepercayaan pada sistem politik dan pemerintahan yang sudah ada.

4 Hal yang Bikin Anak Muda Pesimis dengan Politik, Nomor 2 Lagi Ramai di Indonesia! - korupsi membuat anak muda pesimis pada politik bermix studio unsplash
Bermix studio/unsplash

Anak muda yang kecewa dengan perilaku politisi dan pejabat pemerintahan yang korup merasa jika jabatan politik hanya digunakan untuk mencapai kepentingan pribadi, bukan untuk kepentingan rakyat.

Saat ini saja hampir semua partai politik besar dan politisinya yang menjabat sebagai menteri maupun anggota legislatif pernah tersangkut kasus korupsi.

Hal tersebut, sedikit banyak berpengaruh terhadap persepsi anak muda melihat dinamika politik saat ini sehingga muncul rasa pesimis dengan politik di Indonesia.

2. Akses politik hanya diperoleh elit tertentu, tertutup, dan cenderung membentuk dinasti politik

Mahalnya ongkos politik untuk maju mewakili rakyat lewat kontestasi pemilu sudah bukan rahasia.

Masyarakat, utamanya anak muda, melihat hal itu sebagai sistem yang sengaja dibentuk sehingga akses politik hanya diperoleh elit tertentu.

Sistem rekrutmen dan kaderisasi oleh partai politik juga seringkali tertutup serta tidak jelas.

Hasilnya, marak ditemukan kader partai politik yang berasal dari keluarga dengan latar belakang politisi maju menjadi kandidat wakil rakyat atau kepala daerah.

Kemunculan dinasti politik yang sebenarnya bukan fenomena baru di Indonesia juga dikritik oleh anak muda belakangan ini.

Ironisnya, anak muda juga yang terlibat dalam membentuk dinasti politik dan membuat akses berpolitik semakin elitis.

3. Banyaknya informasi palsu dan pencitraan di media sosial

Pesimisme anak muda melihat politik di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok-sosok politisi yang tak jarang berperilaku kontroversial.

Sayangnya, informasi tentang pencitraan politisi yang kontroversial lebih mudah viral di media.

4 Hal yang Bikin Anak Muda Pesimis dengan Politik, Nomor 2 Lagi Ramai di Indonesia! - pesimisme politik anak muda camilo jimenez unsplash
Camilo jimenez/unsplash

Apalagi banyaknya konflik atau kisruh politik di media sosial maupun secara langsung mendekati masa-masa pemilu.

Hal itu semakin mendorong anak muda bersikap tidak peduli dengan politik.

Ditambah lagi dengan banyaknya informasi palsu di media sosial yang membuat anak muda kesulitan menilai situasi politik, sehingga menjadi gamang untuk terlibat ke dalamnya atau sekedar mendiskusikannya.

4. Kurang membahas isu-isu yang jadi perhatian anak-anak muda

Sementara itu, anak muda cenderung pesimis dengan politik di Indonesia ketika mereka hanya dilihat sebagai lumbung suara semata tanpa didengarkan pendapatnya.

Anak muda mempunyai kepekaan pada isu-isu yang masih sering terabaikan seperti masalah perubahan iklim, kesehatan mental, kebebasan berbicara dan berpendapat, serta teknologi dan privasi online.    

Di saat yang sama, mereka juga kritis dalam menanggapi masalah-masalah kesejahteraan terutama terkait lapangan kerja, akses dan biaya pendidikan, hingga masalah kesenjangan ekonomi.

Anak muda juga lebih vokal membicarakan isu-isu marginal lainnya misalnya mengenai orientasi seksual dan kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), hak orang dengan disabilitas, hak masyarakat adat, represifitas aparat penegak hukum, dan isu kemanusiaan lainnya.

Ketika politisi atau kandidat pemimpin negara ini belum atau tidak membahas isu-isu tersebut dalam program kebijakannya, hal tersebut membuat anak muda merasa pesimis terhadap politik.

4 Hal yang Bikin Anak Muda Pesimis dengan Politik, Nomor 2 Lagi Ramai di Indonesia! - anak muda berpolitik tania malrechauffe unsplash
Tania malrechauffe/unsplash

Beberapa hal yang sudah disebutkan di atas memang kerap membuat anak muda menjadi pesimis melihat perpolitikan di Indonesia.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya perbaikan menyeluruh dilakukan agar rasa pesimis anak muda terhadap politik di Indonesia tidak semakin parah.

Sebab nasib Indonesia sebagai negara sangat ditentukan oleh anak mudanya.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel