Hari Batik Nasional 2 Oktober: Merayakan Warisan Budaya Indonesia

Hari Batik Nasional 2 Oktober: Merayakan Warisan Budaya Indonesia

Hari Batik Nasional

DAFTAR ISI

Sediksi – Batik bukan sekadar kain dengan motif-motif indah. Batik adalah simbol identitas, budaya, dan spiritualitas Indonesia. Batik mencerminkan kreativitas dan keragaman masyarakat Indonesia, yang telah mempraktikkan seni kuno ini selama berabad-abad.

Pada tanggal 2 Oktober, orang Indonesia merayakan Hari Batik Nasional untuk menghormati dan melestarikan warisan budaya takbenda mereka.

Untuk selengkapnya artikel ini akan membahas apa itu Hari Batik Nasional yang dirayakan setiap tanggal 2 Oktober, mengapa dipilih tanggal tersebut. Simak ulasannya sampai selesai!.

Apa itu Hari Batik Nasional?

Hari Batik Nasional 2 Oktober: Merayakan Warisan Budaya Indonesia - maxresdefault
Image from YouTube/Feeya Lee

Hari Batik Nasional merupakan perayaan tahunan yang memperingati hari ketika batik Indonesia diakui oleh UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya tak benda Manusia pada tahun 2009.

Pengakuan ini merupakan hasil dari upaya panjang dan kolaboratif oleh pemerintah Indonesia, komunitas batik, dan masyarakat untuk mempromosikan dan melindungi batik sebagai harta nasional.

Hari Batik Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap batik di antara orang Indonesia dan dunia. Perayaan ini juga mendorong orang untuk mengenakan batik sebagai cara mengekspresikan kebanggaan dan rasa hormat terhadap warisan budaya mereka.

Mengapa Tanggal 2 Oktober?

Tanggal 2 Oktober dipilih sebagai Hari Batik Nasional karena pada tanggal tersebut pada tahun 2009, batik secara resmi dimasukkan ke dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Takbenda Manusia oleh UNESCO.

Mengutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), peringatan Hari Batik Nasional dimulai Ketika batik didaftarkan ke kantor UNESCO di Jakarta untuk mendapatkan status Intangible cultural heritage (ICH) atau warisan budaya tak benda.

Awalnya pendaftaran itu dilakukan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat tepatnya pada tanggal 8 September 2008, lalu pada 9 januari tahun 2009, baru pengajuan tersebut diterima oleh UNESCO.

Pengukuhan batik tersebut dilaksanakan pada siding keempat Komite Antar-pemerintah tentang Warisan Budaya Nonbendawi yang diselenggarakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE) yang berlangsung pada 2 Oktober 2009 tadi.

Ini merupakan momen bersejarah bagi Indonesia, karena menandai pengakuan dan penghargaan internasional terhadap batik sebagai kontribusi unik dan berharga bagi peradaban manusia.

Pencantuman batik dalam daftar UNESCO didasarkan pada beberapa kriteria, seperti signifikansi historis, relevansi budaya, ekspresi artistik, fungsi sosial, dan transmisi dari generasi ke generasi.

Batik memenuhi semua kriteria ini dan menunjukkan kekayaan dan keragamannya sebagai tradisi hidup yang terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Batik sebagai Warisan Budaya

Batik adalah teknik pewarnaan dengan lilin yang diterapkan pada seluruh kain. Kata “batik” berasal dari kata Jawa “Ambatik”, Amba yang berarti kain lebar, sedangkan titik atau matik adalah kata kerja membuat titik di kain.

Proses pembuatan batik melibatkan menggambar desain pada kain menggunakan titik-titik dan garis-garis lilin panas, yang menolak pewarna nabati dan lainnya dan dengan demikian memungkinkan pengrajin untuk mewarnai secara selektif dengan merendam kain dalam satu warna, menghilangkan lilin dengan air mendidih, dan mengulangi jika warna yang diinginkan lebih dari satu.

Batik memiliki sejarah yang panjang dan kompleks yang melintasi berbagai wilayah, budaya, dan agama. Batik diyakini berusia lebih dari ratusan tahun, dengan bukti sejarah yang menunjukkan penggunaannya di bagian-bagian Afrika, Asia, dan Timur Tengah.

Namun, di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, batik mencapai tingkat ekspresi artistik dan signifikansi budaya tertinggi.

Batik sangat melekat dalam kehidupan orang Indonesia dari lahir hingga mati. Batik digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pakaian, aksesori, dekorasi, ritual, upacara, dan bentuk seni.

Batik juga membawa makna simbolis yang mencerminkan nilai-nilai, keyakinan, dan aspirasi orang-orang yang mengenakannya. Misalnya, beberapa motif batik dikaitkan dengan kerajaan, bangsawan, kesuburan, kemakmuran, perlindungan, atau harmoni.

Batik juga merupakan sumber penghidupan dan pemberdayaan bagi banyak orang Indonesia, terutama perempuan. Ada ribuan pengrajin batik di seluruh negeri yang memproduksi berbagai gaya dan jenis batik menggunakan metode tradisional atau modern.

Beberapa di antara mereka telah membentuk koperasi atau asosiasi untuk meningkatkan keterampilan, pendapatan, dan kesejahteraan mereka. Beberapa juga telah menerima pengakuan nasional atau internasional atas karya mereka.

Itulah dia ulasan mengenai Hari Batik Nasional, ini adalah perayaan warisan budaya Indonesia yang menampilkan keindahan, keragaman, dan kreativitas batik.

Perayaan ini juga mengingatkan pentingnya melestarikan dan mempromosikan batik sebagai tradisi hidup yang menghubungkan orang Indonesia dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan mereka.

Dengan mengenakan batik pada hari ini, orang Indonesia mengekspresikan cinta dan rasa hormat mereka terhadap budaya dan identitas mereka.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel